tag:blogger.com,1999:blog-7026486046305909722024-03-05T12:13:47.768+07:00Ahmad Sadat JohanGemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.comBlogger117125tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-70190452539656178242013-11-28T15:15:00.000+07:002013-11-28T15:15:32.720+07:0014 Nasehat untuk Suami yang Membiarkan Aurat Istrinya Terbuka<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3-g_GzzZz0CfPztoJrEOecS13U_jaQX25gJmA29NkE1xl6DhRGuNNIUsLRlkGofZYdAGcdPNEZ2LyRocdOLOsNuZEMWOQHfMuzB2M73e49KsB_c9Mlg_jzXzEAVMDqrQpWuVaxtDsTg/s320/Suami+pusing+-+ilustrasi+foto+konsultasisyariah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3-g_GzzZz0CfPztoJrEOecS13U_jaQX25gJmA29NkE1xl6DhRGuNNIUsLRlkGofZYdAGcdPNEZ2LyRocdOLOsNuZEMWOQHfMuzB2M73e49KsB_c9Mlg_jzXzEAVMDqrQpWuVaxtDsTg/s320/Suami+pusing+-+ilustrasi+foto+konsultasisyariah.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Tidak sedikit suami muslim yang masih membiarkan istrinya terbuka
auratnya. Bahkan, ada pula yang melarang istrinya yang seorang muslimah
menutup aurat. Untuk suami yang demikian, ada 14 poin nasehat yang
disampaikan Ustadz Felix Siauw dalam fan page FB-nya, Rabu (27/11):</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">1. suami yang membiarkan istrinya terbuka auratnya | sepertinya yang tidak peduli dan sayang pada istrinya<br />
<br />
2. mobil bagus aja punya garasi dan ditutup terpal pula | masak aurat istrinya dilihat semua lelaki dia malah tega<br />
<br />
3. hpnya dipasang anti-peek supaya nggak diintip manusia | aurat istrinya dinikmati berpasang mata tak mengapa<br />
<br />
4. kewajiban suami adalah membimbing dan menasihati | membesarkan hati istri agar mau menaati Allah dan suami<br />
<br />
5. karenanya suami pun harus beri teladan ketaatan pada istri | agar istri bersemangat menaati Allah bersama-sama suami<br />
<br />
6. lebih heran lagi ada suami malah melarang istrinya menutup aurat | sudahlah tidak menyayangi istrinya juga melawan Allah?<br />
<br />
7. menjadi suami itu berarti mengambil tanggungan ayahnya | untuk mengawal istri jauh dari neraka dan membimbingnya ke surga<br />
<br />
8. dan awalnya juga tandanya adalah hijab yang jadi pakaiannya |
kehormatan diri dan pembatas dirinya dari maksiat dan dimaksiati<br />
<br />
9. bagaimana bila istrinya yang belum mau menaati suaminya dan Allah? |
tenang hati wanita bukan terbuat dari batu keras tak bercelah<br />
<br />
10. perintahkan dengan kalimat lembut sarat pengertian | yang bukan hanya didengar namun juga dirasakan<br />
<br />
11. berdoa pula pada Allah pemilik segala hati manusia | agar mudahkan petunjuk dan istiqamah pada istrinya<br />
<br />
12. sediakan jalan bagi istri baginya agar mudah menutup auratnya |
fasilitasi dan semangati bukan dipatahkan dan dicela usahanya<br />
<br />
13. kenalkan dia dengan gabungan para salihah agar bersih akalnya | agar satu pandangan dan satu perasaan tentang taat pada-Nya<br />
<br />
14. adalah tugas suami untuk tidak menyerah dalam membimbing | menasihati dan menyayangi istri agar taat pada Allah semata</span></span></div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-74541118213532648942013-10-31T11:17:00.002+07:002013-11-02T13:11:21.089+07:00Turki Tawarkan Kuliah Gratis bagi Mahasiswa Indonesia <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHS8GWhzytiIgXg1PGuMZhK3F94xAh1RcO0DehnOzEZ80vga0nOE6kZsfnpaAu-oWTzVOzTjhFY-4ZCA64O3VXaL2_SIKNkYCkLbSwKgp0vVEoMl_h3cOCxDi-VZ6fdoy8TPEI6ug-v3Qo/s1600/istanbul-turki.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHS8GWhzytiIgXg1PGuMZhK3F94xAh1RcO0DehnOzEZ80vga0nOE6kZsfnpaAu-oWTzVOzTjhFY-4ZCA64O3VXaL2_SIKNkYCkLbSwKgp0vVEoMl_h3cOCxDi-VZ6fdoy8TPEI6ug-v3Qo/s1600/istanbul-turki.jpg" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
<br />
</span></span><div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Semua gratis, termasuk kuliah, uang saku, akomodasi hingga kesehatan. </span></span></blockquote>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
JAKARTA - Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam, mengajak
warga negara Indonesia (WNI) untuk menuntut ilmu ke negerinya.
Pemerintah Turki setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada lebih dari
100 siswa asal Indonesia untuk kuliah di Turki melalui program
beasiswa.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Beasiswa ini mencakup semua biaya, termasuk kuliah, uang saku bulanan,
akomodasi, hingga tunjangan kesehatan. Demikian kata Zekeriya, ketika
ditemui VIVAnews pada Selasa malam (29/10) di Ballroom Hotel Shangri-La
dalam perayaan hari jadi ke-90 Turki.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
"Kami memberikan lebih dari 100 beasiswa bagi WNI supaya mereka bisa
belajar di Turki. Beasiswa ini tersedia untuk berbagai jenjang
pendidikan, yakni sarjana dan pasca sarjana," kata dia.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Menurut informasi dari laman Pemerintah Turki, besaran uang saku per
bulan yang diterima yakni 500 lira Turki atau setara Rp2,7 juta untuk
program diploma dan sarjana, 750 lira Turki atau Rp4,1 juta dan 1.000
lira Turki atau Rp5,5 juta.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Sementara itu, untuk biaya akomodasi, setiap mahasiswa dapat tinggal di
asrama yang disediakan oleh kampus mereka secara gratis. Namun, apabila
mereka ingin tinggal di luar asrama, biaya itu harus ditanggung pribadi.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Ditanya VIVAnews soal perlunya penguasaan Bahasa Turki untuk meraih
beasiswa itu, Zekeriya, menyebut hal itu tidak perlu. "Bahasa Turki akan
Anda pelajari selama setahun nanti di sana, usai dinyatakan lolos,"
kata Akçam.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Tenggat waktu untuk pengajuan beasiswa pada tahun selanjutnya, menurut
Zekeriya, ada pada bulan Maret dan Mei 2014. Dia menjamin, semua pelajar
asing yang berkuliah di Turki akan merasa aman.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Bahkan, unjuk rasa besar-besaran yang sempat mencuat di Istanbul karena
menentang penebangan pohon-pohon di Taman Gezi, dianggap sebagai isu
yang dilebih-lebihkan oleh banyak media.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
"Peristiwa kemarin hanya terjadi di area seluas 500 meter. Tidak semua
warga Turki khawatir soal kerusuhan itu. Demonstrasi kemarin awalnya
bermula dari niat penebangan dua atau tiga pohon saja, namun tiba-tiba
para pengunjuk rasa memanfaatkan isu itu untuk menuntut hal lain,"
paparnya.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Saat ini, Akçam melanjutkan, kondisi di Turki dalam keadaan aman.
Sementara itu, ketika ditanya soal jumlah siswa Turki di Indonesia, dia
mengaku masih sangat sedikit.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
"Kami hanya memiliki satu siswa asal Turki di sini. Itu pun karena dia
memperoleh beasiswa budaya dari Pemerintah Indonesia," ujarnya.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Mahasiswa Turki itu tengah berkuliah di Bandung. Ditanya penyebab
sedikitnya jumlah pelajar asal Turki yang datang ke Tanah Air, Akçam
menyebut kesempatan yang diberikan Pemerintah Indonesia bagi pemuda
Turki belajar di sini masih sedikit.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
"Tapi, kedua pemerintahan sudah menandatangani kesepakatan di bidang
pendidikan, sehingga kami berharap jumlahnya pada tahun-tahun mendatang
akan terus meningkat," kata Akçam. (art/vivanews)</span></span></div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-3605230936827215422013-10-29T13:56:00.000+07:002013-10-29T13:56:23.930+07:00Bangun Terowongan Bawah Laut, Erdogan Wujudkan Mimpi Khilafah Utsmaniyah <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2 class="date-header">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span></span></span></span></h2>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="post-body entry-content">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRuHij5R5NhyzOTFzmufuzIiVHfe-JV_WIT4xsr84eC-2nUA-s7kdryqbpKpeiHrYJBcBuTVTWrjYnwewWp-moBLeYxf4gGDbj5OK-Wz3jSv1K7YjaDezIrqeFx-rQ72HSt7Ul7rMcow/s1600/Ilustrasi+kereta+bawah+laut+-+Flickr.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ilustrasi kereta bawah laut (Flickr)" border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRuHij5R5NhyzOTFzmufuzIiVHfe-JV_WIT4xsr84eC-2nUA-s7kdryqbpKpeiHrYJBcBuTVTWrjYnwewWp-moBLeYxf4gGDbj5OK-Wz3jSv1K7YjaDezIrqeFx-rQ72HSt7Ul7rMcow/s640/Ilustrasi+kereta+bawah+laut+-+Flickr.jpg" title="Ilustrasi kereta bawah laut (Flickr)" width="640" /></a></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Satu setengah abad yang lalu, Sultan Abdul Hamid memimpikan pembangunan
terowongan bawah laut yang menghubungkan Khilafah Utsmaniyah dari Asia
ke Eropa. Sultan Abdul Hamid bahkan telah membuat sketsanya. Tetapi,
karena keterbatasan teknologi pada saat itu, mimpi tersebut tidak bisa
diwujudkan.</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Pekan ini, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan akan merealisasikan mimpi khilafah Utsmaniyah tersebut. </span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
”Pendahulu kita merencanakan (proyek terowongan) ini. Dan sekarang,
kita yang mewujudkannya,” kata Erdogan mengumumkan terowongan rel
kereta api Marmara yang menghubungkan sisi Eropa dan Asia, seperti
dikutip <i>Middle East Online</i>.</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Terowongan yang memiliki kapasitas maksimum 1,5 juta penumpang per hari
tersebut secara resmi akan dibuka pada hari ini (29/10). Adanya kereta
api bawah air ini diharapkan dapat meringankan 20% beban lalu lintas
padat di Istanbul.</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Menurut <i>Hurriyet Daily News</i>, Erdogan mulai mencanangkan pembuatan
terowongan ini sejak tahun 2004 , dan proyek ini sebagai salah satu
dari banyak proyek ambisiusnya termasuk pembuatan jembatan ketiga,
Dermaga paralel, dan bandara udara ketiga di kota itu.</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Pembangunan terowongan dijadwalkan selesai dalam empat tahun, namun
terjadi serangkaian penundaan karena banyak ditemukan artefak
bersejarah di lokasi itu. [IK/MEO/EM]</span></span></div>
</div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-16443535875103698712013-10-29T13:49:00.002+07:002013-11-02T13:11:21.054+07:00Kisah Shalat Subuh Seorang Gadis Bersama Mursi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="float: left; margin: 10px 0px 5px; padding: 0px; width: 100%;">
<div class="fb-like fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" data-send="true" data-show-faces="false" data-width="450">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="height: 24px; width: 450px;"></span></span></span></div>
</div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsafGNBXbAbVAjotZUVQbG-xCRBX26BKRC2VM1jFNnFugkuwD-ObsPPwz59WiQuhlTVOl9pvzytqm5nMQ8kCiPRTVYdvV3x2oBykYsa9qWddCUt92AQrGfYTUjDl9GOhDRU9HWibzZFh8n/s1600/1382093_759418464085081_181968222_n.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="378" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsafGNBXbAbVAjotZUVQbG-xCRBX26BKRC2VM1jFNnFugkuwD-ObsPPwz59WiQuhlTVOl9pvzytqm5nMQ8kCiPRTVYdvV3x2oBykYsa9qWddCUt92AQrGfYTUjDl9GOhDRU9HWibzZFh8n/s640/1382093_759418464085081_181968222_n.jpg" width="640" /></a></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent">Seorang gadis menceritakan pengalamanannya melaksanakan shalat subuh
berjamaah bersama Presiden Mursi di sebuah masjid di Tajammu’ Khamis,
Kairo.<br /> <br /> “Sepanjang bulan Juni yang lalu, aku selalu melaksanakan
shalat subuh bersama Presiden Mursi di sebuah masjid di Tajammu’
Khamis.<span class="text_exposed_show"><br /> <br /> Biasanya, tempat jamaah
ibu-ibu di masjid itu tidak dibuka pada waktu shalat subuh. Maka aku
shalat di bagian jamaah laki-laki paling belakang. Aku ingin sekali
melihat Presiden Mursi secara langsung. Aku dengar beliau selalu
melaksanakan shalat berjamaah di sini.<br /> Di hari pertama, setelah
shalat aku lihat Presiden Mursi duduk setelah selesai shalat subuh. Aku
perhatikan beliau berdzikir dan membaca Al-Qur’an.<br /> <br /> Tidak lama kemudian, datang seorang pengawal pribadi Presiden mendekatiku. Dia memulai perbincangan, “Assalamu ‘alaikum, Mbak.”<br /> “Wa’alikumussalam.”<br /> “Mbak duduk di sini, ada perlu?” dia mulai menyelidiku.<br /> Aku menjawab, “Perlu? Apakah duduk di masjid dilarang?”<br />
Dia merasa bersalah, kemudian berkata lagi, “Oh maaf, bukan maksudku
seperti itu. Tadi Presiden memerintahkanku untuk bertanya kepada Mbak.
Kalau-kalau Mbak ada perlu.”<br /> Aku menjawab sekenanya, “Perlu, perlu apa?”<br />
Dia menerangkan, “Iya, Presiden melihat Mbak duduk di sini. Dia ingin
tanya, apakah Mbak ada hal yang perlu dibicarakan dengan beliau. Kalau
ada, beliau mempersilahkan Mbak menemuinya.”<br /> Aku menjawab, “Nggak.
Nggak ada perlu apa-apa. Katakan pada presiden aku memang ingin duduk di
sini, untuk tilawah beberapa halaman saja.”<br /> Perbincangan itu pun berakhir. Pengawal itu mengatakan, “Oke, kalau begitu.” Lalu dia pergi.<br />
Setelah itu aku lihat, Presiden Mursi menengok kepadaku dan tersenyum
hormat. Aku pun membalas dengan senyum dan mengangkat tangan tanda
hormat. Lalu aku pergi meninggalkan masjid. Aku sungguh merindukan sosok
itu kembali di Mesir.” (egyptwindow)</span></span></span></span></span></span></span></h5>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-30574969051111278182013-10-29T13:45:00.001+07:002013-11-02T13:11:21.065+07:00Survei: PKS Duduki Top of Mind Dunia Maya <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span>
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_41265" style="text-align: justify; width: 330px;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<div class="wp-caption-text">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-l6C982oqavuCkzTyq6GGJK4gDKAiuhd_tctVGIIwi87-VsjzMhKBW3T7ai-4RWUjSJ_IBTPOQ3ze5D5xir1MSlFh-hB_AZ6ljd1HqyA3t9g4O1GgrcDIWWZlaD73QrWx-4fUYHEj7U8/s1600/pksosmedteam-320x224.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="448" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-l6C982oqavuCkzTyq6GGJK4gDKAiuhd_tctVGIIwi87-VsjzMhKBW3T7ai-4RWUjSJ_IBTPOQ3ze5D5xir1MSlFh-hB_AZ6ljd1HqyA3t9g4O1GgrcDIWWZlaD73QrWx-4fUYHEj7U8/s640/pksosmedteam-320x224.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>Jakarta</b><b>. </b>Lembaga
riset internet Katapedia mengumumkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) sebagai partai paling populer di jagat dunia maya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">“PKS terpopuler di Facebook dan Twitter. Yang sering dibahas adalah
kasus sapi,” kata CEO Katapedia Deddy Rahman di Restoran Bumbu Desa,
Cikini, Jakarta, Senin (29/10/2013).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Data popularitas di Facebook.com yang dimiliki Katapedia
memperlihatkan PKS menduduki Top of Mind, atau yang paling melekat di
kalangan pengguna sosial media. Prosentasenya adalah sebesar 24,32% atau
sebanyak 5.565 akun Facebook yang mempopulerkan PKS.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Disusul kemudian Partai Golkar sebesar 17,51 % atau 4.007 akun.
Partai Demokrat di urutan ke tiga dengan perolehan 14,84 % atau 3396
akun. Dan di urutan ke empat ada PDIP dengan 11,91 % atau 2.725 akun.
Kemudian di belakangnya ada Gerindra dengan 10,39 % atau 2.377 akun.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Sama halnya di Twitter, PKS merajai kepopuleran partai politik dengan
20,11 % atau 9518 akun. Diikuti oleh Gerindra sebesar 15,92 % atau
7.534 akun. Kemudian Golkar, PDIP, dan Nasdem, masing-masing 14,07 %,
12,8 %, dan 10,17 %.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Katapedia mengumpulkan data itu dengan memantau perkembangan di
Facebook dan Twitter. Data itu dikumpulkan dari 27 September hingga 27
Oktober 2013. (detik/sbb/dakwatuna)</span></span></div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: justify; text-decoration: none;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Sumber: <a href="http://www.dakwatuna.com/2013/10/29/41264/survei-pks-duduki-top-of-mind-dunia-maya/#ixzz2j5hFHTzo" style="color: #003399;">http://www.dakwatuna.com</a></span></span></div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-90910107836310869112013-10-29T13:42:00.000+07:002013-10-29T13:42:06.827+07:00Kisah Keluarga Penghafal Qur'an yang Luar Biasa <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPh9tMfa-xBP6WdITZbu2ak3p25XSIbbn91wSkSd8aK-tyCm25wsK1yzM9AG4ilZhp67BIOJbX9Nv_sBJsoaxNyJI04FJ2XCAy62Nx6P6EI3JXjj_XtZL5Kh3lAHA380AHH7pXQ2VTvA/s1600/kecil-hafizh.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="463" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPh9tMfa-xBP6WdITZbu2ak3p25XSIbbn91wSkSd8aK-tyCm25wsK1yzM9AG4ilZhp67BIOJbX9Nv_sBJsoaxNyJI04FJ2XCAy62Nx6P6EI3JXjj_XtZL5Kh3lAHA380AHH7pXQ2VTvA/s640/kecil-hafizh.jpg" width="640" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Di sebuah masjid telah terjadi sebuah dialog antara seorang guru
Al-Quran dengan seorang anak kecil yang ingin mendaftarkan dirinya dalam
halqah Quran.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Guru Al-Quran (GQ) : “Apakah ada yang kamu hafal dari Al-Quran?”.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Anak Kecil (AK) : “iya”.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
GQ : “Silahkan baca juz ‘amma!”. (Anak itu pun membacanya dengan baik)</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
GQ : “Apakah kamu hafal juz Tabarak (juz 29)?”.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
AK : “iya”. (Akupun kagum dengan hafalannya walaupun dia masih
kecil, lalu akupun memintanya untuk membaca surat An-Nahl, ternyata dia
juga telah menghafalnya, sehigga membuat aku bertambah kagum. Kemudian
aku minta kepadanya untuk membaca surat yang panjang)</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
GQ : “Apakah kamu hafal surat Al-Baqarah?”.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
AK : “Iya”. (Diapun membacanya tanpa salah, lalu aku bertanya kembali)</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
GQ : “Hai anakku, apakah kamu hafal Al-Quran?”.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
AK : “Iya”</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
GQ : “Subhanallah, masya Allah, tabarakallah”. (Lalu aku pun
memintanya untuk datang besok beserta ayahnya. Saat itu aku
terheran-heran dengan peristiwa tadi, bagaimana ayahnya bisa
mengajarkannya demikian. Kemudian yang membuat aku tambah tekejut adalah
pada saat ayahnya tiba, aku melihat dari penampilannya tidak seperti
orang yang suka melaksanakan sunnah Rasululllah SAW), maka diapun serta
merta berkata kepadaku : “Saya tau anda tercengang kalau aku adalah
ayahnya, tapi saya akan hapus kebingungan anda, sesungguhnya di balik
anak ini ada seorang wanita yang sebanding dengan 1000 laki-laki, dan
saya beri kababr gembira kepadamu bahwa di rumah ada 3 anak yang
semuanya hafal Al-Quran (30 juz), dan saya mempunyai seorang putri yang
baru berusia 4 tahun sudah hafal juz ‘Amma (Juz 30). Aku pun bertambah
heran, bagaimana itu bisa terwujud??!!</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Sang ayah anak kecil itu pun berkata : “Sesungguhnya sang ibu ketika
anaknya mulai bisa berbicara, dia memulainya dengan hafalan Al-Quran
terus memberi motivasi untuk menghafal, siapa diantara mereka yang hafal
terlebih dahulu, maka dia yang paling berhak untuk memilih hidangan
makan malam pada malam itu, dan barang siapa yang mengulang hafalan
terlebih dahulu, dialah yang paling berhak untuk memilih tempat liburan
pekanan, dan barang siapa yang khatam terlebih dahulu dialah yang berhak
untuk memnentukan ka mana akan melakukan safar dihari liburan nanti.
Dengan demikian terciptalah suasana saling berlomba dalam meghafal dan
murajaah diantara mereka. (th/tas/ii)
</span></span></div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-85752563531030358012013-10-28T15:13:00.000+07:002013-10-28T15:15:38.783+07:00Secara Sembunyi Zionis Pasarkan Nuklirnya ke Seluruh Dunia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm8R7Cdn4Qu2PGGvdOvTbQk4Hea3nuU9ULz5Ygk82zvVDpDt2eVir4CQJHBOkAjLxs7sB-pgjr8YftXKecot5sdeURw1n8YOWeA0ZDTklQujZYFDV7Vw2EDf471ughj2qD2FxU7Yaa1rA/s1600/DataFiles_Cache_TempImgs_2013_2_Images_news_2013_Oktober_28_nuklir_300_0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm8R7Cdn4Qu2PGGvdOvTbQk4Hea3nuU9ULz5Ygk82zvVDpDt2eVir4CQJHBOkAjLxs7sB-pgjr8YftXKecot5sdeURw1n8YOWeA0ZDTklQujZYFDV7Vw2EDf471ughj2qD2FxU7Yaa1rA/s400/DataFiles_Cache_TempImgs_2013_2_Images_news_2013_Oktober_28_nuklir_300_0.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>KUALA LUMPUR </b>: Aktivis
dan wartawan sekaligus peneliti Jepang Yoichi Hematso mengatakan, Zionis
secara sembunyi-sembunyi mempromosikan aktifitas nuklirnya ke seluruh
dunia, menyebabkan banyak orang berisiko terkena radiasi nuklir hingga
bencana alam .</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pernyataan ini diungkapkan
Hematsi dalam kuliahnya di Yayasan Bradana untuk perdamaian dunia, Sabtu
(26/10) di Kuala Lumpur Malaysia tentang efek dari bencana nuklir
Fukushima yang terjadi dua tahun lalu .</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ia
mengisyaratkan, Entitas Zionis melalui bantuan Amerika pada era George
Wolker Bush dan pemerintah Jepangp preode presiden Shinzo Abe
menyepakati penjualan sisa-sisa bahan nuklir dari perang AS akhir-akhir
ini. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ia mengatakan, bahan-bahan inilah
sebagai penyebab utama memburuknya penderitaan Jepang paska bencana
Fukushima pada 11 Maret 2011 terutama di daerah Fukushima. Selain
kehancuran dan bencana kemanusiaan di sejumlah desa sekitar provinsi
tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ia mengisyaratkan, banyaknya
personil keamanan Zionis di sekitar reaktor nukilir yang telah menjadi
bencana tersebut, di samping kehadiran komite teknis reaktor Dimona
Zionis dalam reaktor Fukushima selama bencana. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Hematso
mempertanyakan alasan kehadiran personel keamanan Zionis di sana dan
apakah pemerintah Jepang sedang mencoba untuk menyembunyikan sesuatu
melalui penggunaan tim keamanan dengan pengalaman dalam menutup-nutupi
tentang peristiwa tersebut, tukasnya. (<b>PIP</b>)</span></span></div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-85337160225751592242013-10-28T15:04:00.005+07:002013-10-28T15:06:23.191+07:00SBY Merasa Dihabisi Lawan Politiknya; Sekjen PKS: Kami Gak Mikirin Partai Lain<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="post-body entry-content" id="post-body-3507084455623970375" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYUiUNV_NazyG9wfrsnq50aSX77AZYMoiyDMGvuLtTQwQSga4HcLWCMPcRovDRwp2L5B7PuKUNYde8dxTTlkxFFTRCi2wloh-92CWeTA0xl0RCYtJK5eWhlbOdUns62LPVKFtav9GQ_Djv/s1600/117342_rakornas-partai-demokrat-di-sentul_.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYUiUNV_NazyG9wfrsnq50aSX77AZYMoiyDMGvuLtTQwQSga4HcLWCMPcRovDRwp2L5B7PuKUNYde8dxTTlkxFFTRCi2wloh-92CWeTA0xl0RCYtJK5eWhlbOdUns62LPVKFtav9GQ_Djv/s1600/117342_rakornas-partai-demokrat-di-sentul_.jpg" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
JAKARTA -- Sebagai kompetitor Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) merasa tidak perlu mengomentari pernyataan Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) yang merasa dihabisi lawan politiknya.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Meski kerap diposisikan sebagai pihak yang selalu berseberangan dengan
Demokrat, PKS merasa tidak pernah mengurusi apa lagi menyerang parpol
lain.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
"Kami no comment saja, selama ini PKS sadar habis dihajar babak belur.
Tapi kami tetap kosentrasi konsolidasi internal saja, tidak ada sama
sekali counter partai lain, enggak mikirin partai lain," kata Sekretaris
Jenderal PKS, Taufik Ridho saat dihubungi di Jakarta, Ahad (27/10).</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Menurut Taufik, sebagai partai yang selama satu tahun belakangan terus
disoroti media karena kasus hukum, PKS banyak belajar. Terutama dalam
mengeluarkan pernyataan yang bisa saja dipersepsikan berbeda oleh pihak
lain. </span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Krisis yang dialami PKS, dikatakannya membuat semua jajaran partai dari
puncak piminan hingga kader di bawah hanya memiliki satu kosentrasi.
Yakni bagaimana menguatkan konsolidasi dan kekuatan internal partai.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Sementara persepsi pihak eksternal, alih-alih mengurus dan mengomentari
parpol lain tidak pernah mereka lakukan. "Apa lagi menyerang partai lain
termasuk Demokrat. Enggak kami pikirin sama sekali itu," ujarnya.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Sebelumnya, pada acara temu kader Partai Demokrat di Sentul, Sabtu
(26/10) kemarin, dalam pidatonya Ketua Umum Partai Demokrat SBY
mengatakan merasa dihabisi lawan politik dan media selama dua tahun
belakangan. </span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
SBY juga menyampaikan tidak menerima bila Demokrat disebut partai korup.
Pasalnya, SBY merasa partainya terus mendukung penegakan hukum,
khususnya pemberantasan korupsi. Tidak seperti kader parpol lain yang
malah menuding adanya pesanan politik, konspirasi, dan menyalahkan
penegak hukum ketika terjerat kasus.</span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
"Justru cara seperti ini yang sungguh ingin menegakkan hukum malah
partai kita dianggap partai korup. Camkan baik-baik. Yang berbenah diri,
bantu penegak hukum malah dianggap partai salah, yang jelek, yang
korup. Selama 2,5 tahun partai kita diserang dan dihabisi lawan politik
dan sejumlah media massa," kata SBY. (ROL)</span></span></div>
</div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-56248038076232960032013-10-28T15:02:00.004+07:002013-10-28T15:06:23.189+07:00Silaturrahim Internasional Kader PKS di Makkah <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="post-body entry-content" id="post-body-950592766739403857">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjCI4jzcRHYQdmUBInwnm3QUHxiFcs_d2XlCd-GBKmBlPKGYkR98hUXhogUHxI3Y-UOT90bpaozgrKOBKlak4TRlfzy_goIewCGWzb6gePmylXm-TIRcIwOO-sSMv7obEo7o0qFGbArwCh/s1600/_almasjed_alharam_by_raeid-d31j8yh.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjCI4jzcRHYQdmUBInwnm3QUHxiFcs_d2XlCd-GBKmBlPKGYkR98hUXhogUHxI3Y-UOT90bpaozgrKOBKlak4TRlfzy_goIewCGWzb6gePmylXm-TIRcIwOO-sSMv7obEo7o0qFGbArwCh/s1600/_almasjed_alharam_by_raeid-d31j8yh.jpg" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>Makkah</b> - Ada yang istimewa ketika puncak musim haji beberapa hari
lalu. Pada tanggal 11 Dzulhijjah sebelum melakukan lontar Jumrah ’Ula,
Wustha dan Aqabah, kader-kader PKS dari berbagai penjuru negara yang
sedang menunaikan haji menggelar ’kopi darat’ di Makkah untuk
silaturrahim.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Dari struktur DPP Partai Keadilan Sejahtera, ajang istimewa ini dihadiri
ustadz Aus Hidayat Nur, anggota MPP (Majelis Pertimbangan Pusat) PKS
dan anggota DPR RI komisi II, ustadz Raihan Iskandar (anggota DPR RI
komisi X bidang Pendidikan dan Kepemudaan dari Dapil Aceh), Ustadz
Abdullah Haidir (Ketua MPW PIP PKS Arab Saudi), Ustadz Tejo Bawono
(Ketua DPD PIP PKS Riyadh), Ustadz Nurdin Jamhari (ketua DPW PKS Riau),
ustadz Amin Triawan anggota MPW (Majelis Pertimbangan Wilayah) Riau.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Dari kalangan mahasiswa, turut hadir kader yang sedang menuntut ilmu di
Pakistan, Mesir, Libya, serta kader PKS yang sedang kuliah di Australia,
Qatar, Sudan, dan Belgia. Tak ketinggalan juga kader-kader PKS yang
berasal dari akademisi, praktisi, serta pekerja profesional ikut
meramaikan silaturrahim yang bersejarah ini.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Pada kesempatan silaturrahim ini, Ustadz Aus Hidayat Nur yang juga
melakukan manasik Haji memberikan tausyiah kepada para kader yang hadir,
beliau menekankan pentingnya kader terus mengupdate situasi sosial
politik terkini dan menguatkan kesolidan jamaah. Ustadz Raihan Iskandar
yang mendapatkan kesempatan untuk memberikan tausyiah sebelum acara
silaturrahim ditutup, mengingatkan kepada para kader betapa pentingnya
membaur kepada tetangga dan masyarakat, agar dakwah semakin meluas dan
menyentuh ummat. Acara ditutup dengan doa kemudian makan bersama menu
istimewa khas Indonesia berupa Bakso.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Teruntuk para kader yang menunaikan ibadah Haji khususnya, dan seluruh
Ummat Islam di Indonesia, semoga meraih pahala mabrur dalam ibadah Haji
di tahun 1434 H ini, semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita
semua..aamiin.. [BA]</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
*http://www.pks-arabsaudi.org/pip/?pilih=lihat&id=419</span></span></div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-14725147616845156562013-10-28T14:49:00.003+07:002013-10-28T15:06:23.187+07:00Kebodohan Matematika PKS <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2 class="date-header">
<span style="font-size: small;"><span></span></span></h2>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="post-body entry-content">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCWNH0TE8V3MZM6Za3ydV562iKqhqXcmU-pmtyk0-pzpoPsHANEUyqeRnZm_lJKf_kQ0Sjr6vsNe_ZFZ_TV2P9Uh6JAc4Rqj5l1_Sa3ayKjAc3ziT94TrfVe6ZtpzPOY3DwUPGjJKhIQ/s1600/Antrian+panjang+warga+di+Posko+Bantuan+Korban+Banjir+DPC+PKS+Tebet.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Antrian warga di baksos penduli banjir Tebet" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCWNH0TE8V3MZM6Za3ydV562iKqhqXcmU-pmtyk0-pzpoPsHANEUyqeRnZm_lJKf_kQ0Sjr6vsNe_ZFZ_TV2P9Uh6JAc4Rqj5l1_Sa3ayKjAc3ziT94TrfVe6ZtpzPOY3DwUPGjJKhIQ/s320/Antrian+panjang+warga+di+Posko+Bantuan+Korban+Banjir+DPC+PKS+Tebet.jpg" title="Antrian warga di baksos penduli banjir Tebet" width="320" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
Ini hanya sekedar <i>sharing</i>. Aku berharap kalian, kader-kader PKS,
tidak menghakimiku. Aku hanya sekedar memotret apa yang aku dapati di
sekitar lingkunganku, juga di dekat tempat tinggal teman-temanku. Jika
coretan ini ada baiknya, silahkan kalian pertimbangkan ideku atau kalian
sebarkan agar dibaca oleh tokoh dan pemimpin-pemimpinmu. Kalau tidak
salah, istilahnya qiyadah.</span>
<span style="font-size: small;"><br />
Begini, kuperhatikan kalian ini bodoh. Setidaknya secara matematika.
Kalian bilang ingin menjadi 3 besar. Kalian bilang ingin menang di 2014.
Kalian bilang ingin meraup banyak suara. Tetapi kalian masih juga
menggunakan cara-cara lama.</span>
<span style="font-size: small;"><br />
Kuperhatikan kalian masih melakukan bakti sosial sejak tahun 2010. Jika
aku tidak salah memotret, kalian hadir dalam baksos kesehatan, baksos
sayur, baksos sembako murah. Untuk baksos kesehatan yang kalian lengkapi
dengan dokter umum dan spesialis, estimasiku menghabiskan biaya
rata-rata 40 ribu sampai 70 ribu per orang. Baksos sayur 10 ribu. Baksos
sembako murah 50 ribu. Itu yang rutin. Belum ditambah yang insindental
saat terjadi banjir dan bencana, yang bisa menelan dana 100 ribu per
orang. Jadi kalau ditotal, kira-kira kalian menghabiskan dana 200 ribu
sampai 230 ribu per orang. Belum bentuk-bentuk <i>charity</i> lain yang
kalian sebarkan kepada masyarakat. Membuat taman baca gratis, membuat
TPQ dan bimbingan belajar gratis, dan berbagai peringatan hari besar
Islam dan nasional yang sebagiannya juga ada konsumsi dan hadiah buat
warga. Seandainya kalian mau menahan diri, kalian tabung seluruh uang
itu dalam lima tahun, estimasiku kalian bisa memberikan satu juta rupiah
per orang. Jika uang sejuta itu kalian berikan satu hari menjelang
pemilu, atau pagi-pagi sebelum coblosan yang jamak diistilahkan serangan
fajar, kalian pasti akan langsung dicoblos.</span>
<span style="font-size: small;"><br />
Entahlah, apa pertimbangan kalian. Kalian mungkin tidak tahu kalau
sebagian besar masyarakat masih pragmatis. Dan ingatan mereka sangat
pendek. Sangat sedikit diantara mereka yang mengingat baksos-baksos
selama lima tahun, tetapi mereka ingat dengan partai atau caleg yang
memberikan duit 50 ribu beberapa jam sebelum masuk bilik TPS. Nah, jika
kalian memberikan 500 ribu saja, mereka pasti mengalihkan pilihannya
pada PKS. Tapi nyatanya, kalian malah pelit di saat hari H. Kalian
bilang itu <i>money politic</i>, padahal seluruh partai melakukannya. Aturan itu memang ada tapi sebatas teori saja. Jadilah seperti partai umumnya. []</span></div>
</div>
</div>
GemaDakwahhttp://www.blogger.com/profile/00485232831473124452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-4934313691336690202010-08-01T12:23:00.000+07:002013-11-02T13:11:21.079+07:00Tak Ada Perdamaian Tanpa Hamas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:KspAo4HkZbuPNM:http://www.infopalestina.com/ms/DataFiles%255CCache%255CTempImgs%255C2009%255C1%255Ckuwait_300_0.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 375px; height: 250px;" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:KspAo4HkZbuPNM:http://www.infopalestina.com/ms/DataFiles%255CCache%255CTempImgs%255C2009%255C1%255Ckuwait_300_0.jpg" border="0" alt="" /></a>Jamal Abu Raidah*<br />Harian Al-Quds Arabi London<br /><br />Beberapa bulan belakangan di benua Eropa, seruan mengajak berunding dengan Hamas makin keras. Terakhir seruan disampaikan oleh Menlu Perancis Bernard Kouchner. Ia mengatakan, “Tidak akan ada kesepakatan damai tanpa Hamas. Perancis siap berbicara dengan Hamas jika otoritas Palestina memintanya.”<span class="fullpost"><br /><br />Statemen ini awal peralihan politik positif di tataran penentu kebijakan di Eropa terhadap Hamas. Mereka mulai lebih yakin bahwa mustahil mencapai perundingan politik soal Palestina tanpa melibatkan Hamas. Sebab Hamas sudah menjadi unsur terpenting bagi bangsa Palestina. Tepatnya setelah pemuli legislatif Palestina dimana Hamas meraih 74 kursi dari 132 atau 56 persen dari kursi yang ada. Padaha pemilu itu didanai, diawasi dan didukung negara-negara Eropa.<br /><br />Dalam tataran ilmiah, suara-suara ini tidak mungkin meninggi jika tidak karena factor berikut:<br /><br />1. Kegagalan perundingan Palestina – Israel baik tidak langsung atau langsung dalam meraih solusi konflik selama 18 tahun terakhir.<br /><br />2. Pengaruh opini publik Eropa yang mulai simpati terhadap Hamas dan banyaknya delegasi Eropa yang berkunjung ke Jalur Gaza untuk menembus blokade Israel terhadap wilayah itu sejak tahun 2007.<br /><br />3. Pragmatisme Hamas dan kemampuannya memadukan agama dan politik jauh dari fanatisme. Ini yang membuat pembuat kebijakan Eropa makin yakin bahwa gerakan ini akan bersikap berbeda dari yang diisukan. Dalam era pemerintahannya di pemerintahan Palestina di Jalur Gaza, Hamas menunjukkan tanggungjawab nasional yang tinggi dan itu dibuktikan Eropa melalui kunjungan resmi para tokoh dan menyatakan kepuasan mereka.<br /><br />4. Pengaruh komunitas Palestina, Arab dan Islam yang kuat di benua Eropa. Dalam perjalanan waktu, Hamas mendapatkan dukungan kuat dari mereka. Ini pernah dibuktikan dalam aksi massa besar di ibukota-ibukota Eropa mengecam Israel ketika menyerang Gaza tahun 2008 – 2009.<br /><br />Suara seruan agar melibatkan Hamas dalam perundingan di Eropa ini adalah proses perubahan mengakar di opini public dan bukan kosong muatan. Ini suara serius dan penuh pertanggungjawaban. Dari sana, gerakan Hamas dituntut bergerak perlahan namun pasti serta tenang dalam menyikapi suara-suara yang mendukungnya. Hamas perlu melakukan beberapa hal:<br /><br />1. Menyambut seruan Uni Eropa untuk berdialog dengannya dengan prinsip fair dan UE menghormati hasil pemilu legislative Palestina tahun 2006.<br /><br />2. Gerakan Hamas harus merevisi visinya soal proses perundingan damai di kawasan.<br /><br />3. Merespon opini Eropa dengan bahasa politik yang moderat yang menampik karakter terorisme dimana mesin media Israel dalam beberapa tahun terakhir berhasil memojokkan Hamas melalui perang opini. <br /><br />4. Berjuang untuk mendapatkan tambahan poin positif di sector-sektor opini Eropa. Ini melalui seruan kunjungan ke Jalur Gaza dan mengamati pemerintah Hamas dalam mengatur kehidupan di Jalur Gaza.<br /><br />Bernard Kouchner bukan sekedar meminta agar berdialog dengan Hamas. Ia juga menyampaikan kesiapan Peranci berdialog dengan Hamas jika diminta otoritas Palestina. ini mengisyaratkan bahwa otoritas Palestina selama ini terlibat dalam provokasi anti Hamas dan memboikotnya secara politik selama empat tahun terakhir ini. Ini dilakukan oleh Otoritas Palestina dalam rangka mendapatkan kesepakatan politik dengan Israel yang bisa mengembalikan proyek perundingan.<br /><br />Namun agaknya, otoritas Palestina akan gagal meraih cita-citanya dan akan lebih sulit mencapainya dibanding tahun-tahun sekarang ini. Apalagi setelah Amerika gagal dalam menekan Israel memperpanjang masa pembekuan pemukiman di Tepi Barat dan Al-Quds hingga pertengahan bulan Septermber depan. Sebab secara riil, lampu hijau Uni Eropa untuk mengajar berunding dengan Hamas dalam rangka menyelamatkan perdamaian. Ini tentu karena tidak adanya harapan politik di satu sisi dan makin kuatnya ancaman Israel kepada Iran, Libanaon dan Gaza di sisi lain. (bn-bsyr)<br /><br />* Peneliti Sejarah Islam</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-1471650178481815842010-07-25T11:39:00.000+07:002013-11-02T13:45:42.378+07:00Ulama Saudi: Di Negara yang Larang Cadar, Sebaiknya Muslimah Tidak Bercadar<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.eramuslim.com/fckfiles/image/dunia_islam/qarni.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 370px; height: 250px;" src="http://www.eramuslim.com/fckfiles/image/dunia_islam/qarni.jpg" border="0" alt="" /></a>Seorang ulama Saudi terkemuka mengecam tindakan Perancis yang melarang muslimah mengenakan cadar di muka umum, tapi setuju jika muslimah bercadar menyingkap cadarnya di negara yang melarang pemakaian cadar, surat kabar Saudi melaporkan pada hari Sabtu kemarin (24/7).<span class="fullpost"><br /><br />"Ini tidak logis dan tidak masuk akal bahwa pemerintah Perancis melakukan hal seperti itu, yang dikutuk oleh orang-orang yang netral, bukan hanya umat Islam, karena negara sekuler seharusnya menjamin kebebasan beragama," kata Syaikh 'Aid al-Qarni kepada Al-Hayat.<br /><br />"Negara harus menghormati ritual keagamaan dan keyakinan, termasuk Muslim," katanya dalam sebuah wawancara.<br /><br />Namun, ia menambahkan, jika wanita Muslim di negara yang telah melarang niqab atau cadar, atau jika mereka akan menghadapi pelecehan di tempat seperti itu, "adalah lebih baik bahwa perempuan Muslim menyingkapkan wajahnya."<br /><br />Sejumlah ulama dari berbagai sekolah keagamaan Islam sepakat mengenai hal ini, kata Qarni.<br /><br />"Bagi wisatawan Saudi yang menghadapi keputusan seperti itu, ada satu titik di dalam hukum Islam dimana Allah berfirman:" Maka bertakwalah kepada Allah sebanyak yang Anda bisa. "<br /><br />"Kita tidak harus berkonfrontasi dengan orang-orang di negara mereka sendiri atau negara lain, atau membawa kesulitan pada diri kita sendiri."<br /><br />Komentarnyaitu datang menyusul suara parlemen Perancis pada tanggal 13 Juli untuk melarang niqab.<br /><br />Beberapa negara Eropa lain juga mungkin memperdebatkan larangan cadar.<br /><br />Hampir semua perempuan di Arab Saudi, menutupi wajahnya di depan umum, walaupun minoritas perempuan Saudi yang semakin besar telah berani untuk pergi tanpa mengenakan cadar.(fq/aby)<br /><a href="http://www.eramuslim.com/berita/dunia/ulama-saudi-di-negara-yang-larang-cadar-sebaiknya-muslimah-tidak-bercadar.htm">SUMBER</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-68264104604695085732010-07-04T19:10:00.000+07:002013-11-02T13:11:21.087+07:00Penjelasan Umum Mengenai Jalan Ini<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc8hAlIY_tsaY3-CVVBHMV_daULCv94nFmLQ7pJWHRWd_d9027sUJ4BAFVakJDsXpzTv_z_pI_QwBYwMGaow3LntsBm9aA0CvMe4Pb2wj9xIxWjU8U0ZBh-JGVWa_1ZOy4uVnrrg4Jat7s/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 375px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc8hAlIY_tsaY3-CVVBHMV_daULCv94nFmLQ7pJWHRWd_d9027sUJ4BAFVakJDsXpzTv_z_pI_QwBYwMGaow3LntsBm9aA0CvMe4Pb2wj9xIxWjU8U0ZBh-JGVWa_1ZOy4uVnrrg4Jat7s/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490022729522259186" /></a>Dakwah Ikhwanul Muslimin merupakan satu suara dakwah dari siri dakwah dan seruan Rasullah<br />s.a.w. yang pertama, yang tersemat kukuh di hati mukminin dan berulang kali menjadi sebutan di<br />lidah mereka.<span class="fullpost"> Mereka berusaha bersungguh-sungguh untuk menanam keimanan di hati umat Islam<br />supaya mengamalkannya dalam setiap kegiatan hidup mereka, supaya hati-hati mereka berpadu di<br />atasnya. Sekiranya mereka dapat berbuat demikian Allah akan menolong dan membantu mereka<br />serta menunjukkan mereka jalan yang benar dan lurus. Marilah kita beriman dan beramal. Marilah<br />kita berkasih sayang dan bersaudara.<br />Hala Tuju: Inilah setinggi-tinggi hala tuju yang kita harus berusaha kepadanya. Lantaran itu,<br />Allahlah tujuan kita. Tidak ada suatu yang kita tuju kecuali Allah. Kita beriman kepadaNya. Kita<br />melihat segala sesuatu untuk Dia di dalam hidup kita. Kita beribadah kepadaNya dengan sepenuh<br />hati. Kita mencari keredhaanNya dalam setiap usaha kita dari sekecil-kecil perkara hingga kepada<br />sebesar-besarnya dalam setiap kegiatan hidup kita dengan penuh ketulusan dan keikhlasan yang<br />sempurna serta benar-benar yakin bahawa disitulah terletaknya kebahagiaan yang sejati, hidayah<br />yang hakiki dan kejayaan yang sebenar.<br />"Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata<br />dari Allah untukmu " AzZaariyat: 50<br />Tugas dan Kepentingannya adalah besar dan agung iaitu memimpin dunia, mengajar seluruh<br />manusia kepada sistem Islam, cara hidup Islam dan ajaran yang baik di mana manusia tidak<br />mungkin bahagia tanpanya. Tugas ini bukan tugas juz 'iah, bukan separuh-separuh dan bukan<br />sebahagian-bahagian. Bukan hanya untuk mencapai tujuan-tujuan terbatas di dalam jurusan politik,<br />sosial dan ekonomi sahaja. Bukan juga hanya untuk satu tempat atau satu daerah tertentu. Bukan<br />juga terbatas kepada satu bangsa dan tanahair yang tertentu. Tetapi ia satu tugas agung yang<br />meliputi setiap aspek kehidupan demi kebaikan yang paling sempurna dan paling bahagia kepada<br />seluruh manusia dan manusia sejagat, bahkan bagi seluruh makhluk Allah kerana sesungguhnya<br />Rasullah itu diutus untuk membawa rahmat ke seluruh alam.<br />Balasannya sangatlah besar. Selain daripadanya adalah kecil belaka. Segala yang ada dalam<br />kehidupan kita di dunia, semua nikmat, harta benda, kekuasaan, kesenangan dan kemewahan<br />semuanya kecil belaka. Balasannya di sana adalah syurga yang seluas langit dan bumi. Di dalamnya<br />disediakan apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak<br />pernah terlintas oleh fikiran. Di sana kita akan bersama dengan para anbiya', para siddiqin, para<br />syuhada' dan para salihin kerana merekalah sebaik-baik sahabat. Kita akan terselamat dari azab<br />neraka yang bahan bakarnya terdiri dari batu dan manusia. Kemuncak dari itu semua ialah<br />'keredhaan Allah'.<br />"Dan keredhaan Allah adalah lebih benar, itu adalah keberuntungan yang besar.” At Taubah :72<br />1.1 Tabiat Jalan Dakwah:<br />"Aliif Laam Miim. Adakah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan mengatakan kami telah<br />beriman sedangkan mereka tidak diuji. Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka.<br />Lantaran itu Allah mesti mengetahui orang-orang yang benar dan orang-orang yang berdusta”. Al-Ankabut:<br />1-3<br />Jalan dakwah tidak ditaburi dengan bunga-bunga, tetapi merupakan satu jalan yang susah dan<br />panjang. Kerana sesungguhnya antara yang hak dengan batil ada pertentangan yang nyata. Ia<br />memerlukan kesabaran dan ketekunan memikul bebanan yang berat. Ia memerlukan kemurahan<br />hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil yang segera tanpa putus asa dan<br />putus harapan. Yang diperlukan ialah usaha dan kerja yang berterusan dan hasilnya terserah kepada<br />Allah di waktu yang dikehendakiNya.<br />Mungkin anda tidak akan dapat melihat natijah serta hasilnya ketika anda masih hidup.<br />Sesungguhnya kita hanya disuruh beramal dan berusaha, tidak disuruh melihat hasil dan buahnya.<br />Sesungguhnya apa yang akan ditemui oleh para duat di jalan Allah adalah gangguan dan tekanan<br />dari golongan taghut dan musuh-musuh Allah yang mahu menghapuskan mereka, memusnahkan<br />dakwah mereka atau menghalang mereka dari berdakwah. Itu adalah lumrah yang telah berlaku<br />berulang kali di zaman ini. Semuanya didorong oleh rasa takut golongan taghut. Mereka takut kuasa<br />mereka yang berdiri di atas dasar kebatilan akan musnah apabila yang hak bangun dan tegak untuk<br />menghapuskan kebatilan.<br />"Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu menghancurkannya, maka<br />dengan serta merta yang batil itu lenyap."Al-Anbiyaa': 18<br />Bagi menghalakan terkaman dan cengkaman kuku besi mereka ke atas dakwah al-hak dan para<br />pendokong dakwah, mereka terlebih dahulu akan mereka-reka pelbagai tuduhan yang paling keji<br />dan dusta itu kemudianya dilemparkan kepada para pendokong dakwah. Mereka gambarkan<br />kepada manusia bahawa para pendokong dakwah adalah musuh negara dan musuh orang ramai<br />supaya orang ramai bangun menentang mereka seperti apa yang dilakukan oleh Firaun dan para<br />pembesarnya terhadap Nabi Musa.<br />"Dan berkatalah Firaun (kepada pembesar-pembesarnya): Biarlah aku membunuh Musa dan hendaklah dia<br />memohon kepada Tuhannya, kerana sesungguhnya aku khuatir dia akan menukar agamamu atau<br />menimbulkan kerosakan dimuka bumi".Al-Mukmin: 26<br />Subhanallah, Maha Suci Allah. Demikianlah sikap Firaun dan pembesar-pembesarnya, sikap<br />pengikut-pengikut Firaun di zaman itu ataupun di zaman ini. Nabi Musa dituduh sebagai perosak<br />dan Firaun dianggap sebagai pembela bangsa dan memelihara kepentingannya. Pembesar-pembesar<br />Firaun menghasut Firaun supaya menentang Musa dan kaumnya serta menakut-nakutkan Firaun<br />akan perbuatan Musa. Lalu Firaun menenangkan fikiran mereka dengan menyatakan bahawa dia<br />akan mengawasi Musa:<br />"Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Firaun (kepada Firaun): Apakah kamu akan membiarkan Musa dan<br />kaumnya untuk membuat kerosakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?.<br />Firaun menjawab : Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan<br />mereka, sesungguhnya kita berkuasa penuh ke atas mereka". Al-A'raaf: 127<br />1.2 Balasan Baik Bagi Orang-orang Yang Bertakwa:<br />Namun, semua itu tidak melemahkan iman Musa dan kaumnya. Musa mewasiatkan kepada mereka<br />supaya bersabar dan memohon pertolongan dari Allah s.w.t. dan menggembirakan mereka serta<br />menenangkan hati mereka dengan mengingatkan bahawa bumi ini kepunyaan Allah. Dia pasti akan<br />mempusakakannya kepada hamba-hambanya yang bertakwa.<br />"Musa berkata kepada kaumnya: Mohonlah pertolongan dari Allah dan bersabarlah, sesungguhnya bumi ini<br />kepunyaan Allah, dipuskakannya kepada sesiapa yang dikhendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan kesudahan<br />yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa" AlA'raaf: 128<br />Jadi jalan dakwah, walau bagaimana pun susahnya, deritanya dan pahit akibatnya, tetapi terjamin<br />hasilnya.<br />"Kami selalu berkewajipan menolong orang-orang yang beriman " Ar-Rum: 17<br />1.3 Inilah Marhalah (Peringkat) Dari Jalan Dakwah<br />Islam di Timur telah berjalan di atas dakwah Islam, telah membangun satu kebudayaan yang tiada<br />tolok bandingnya, kemudian tidur nyenyak lalu kehilangan mutiara dakwah di dalam hidup<br />manusia. Lantaran itu mereka kehilangan segala kekuasaan dan segala kehebatannya. Bumi mereka<br />telah dijajah oleh bangsa-bangsa jahiliah. Kekayaan mereka telah dirampas dan dirompak. Jihad dan<br />perundangan Islam telah disembunyikan. Lebih dari itu, akhlak Islam telah disorokkan. Hancur<br />berderailah segala kemuliaan lalu diganti dengan ananiah (individualistik) dan kekacauan.<br />Mudahlah kekufuran dan keingkaran mengambil jalannya tanpa rintangan dan halangan. Tetapi<br />Allah Taala yang Maha Suci telah menyediakan sebab musabab untuk kebangkitan Islam di Timur<br />itu dari lena, kebangkitan Islam yang baru di zaman baru ini.<br />Dalam kebangkitan arus Islam yang kuat ini maka lahirlah 'Jamaah Ikhwanul Muslimin' dan<br />beberapa jamaah Islam di seluruh dunia terutamanya di dunia Islam. Imam As-Syahid Hassan Al-<br />Banna dengan Ikhwanul Muslimin melalui jalan yang telah dilalui Rasulullah s.a.w. Alangkah<br />banyaknya persamaan di antara marhalah-marhalah dakwah yang dihayati oleh Islam di zaman<br />sekarang dengan marhalah permulaan dakwah Islam di zaman Rasulullah s.a.w.<br />Islam telah menjadi asing dan dagang dan jahiliah terus berleluasa. Para pendokong dakwah<br />ditindas, diperkotak-katikkan serta dikepung dari segenap penjuru untuk dihancur leburkan.<br />Samalah keadaannya dahulu di mana musuh-musuh dakwah Islam dipimpin oleh golongan<br />musyrikin di Semenanjung Tanah Arab, para penyembah api di negara besar seperti Parsi (Iran) di<br />sebelah Timur dan kerajaan raksaksa Romawi di sebelah Barat bersama Yahudi.<br />Demikian juga halnya musuh-musuh dakwah Islam di hari ini yang dipimpin oleh golongan<br />komunis di sebelah Timur dan golongan Kristian dan Zionism dari negara sebelah Barat yang<br />sekular. Jahiliah moden ini disertai pula oleh boneka-boneka dari kalangan muslimin yang telah<br />diracuni hati dan fikiran mereka oleh jahiliah moden. Malah mereka lebih kejam dan lebih sesat dari<br />jahiliah di zaman permulaan dakwah Islam di zaman Muhammad s.a.w.<br />Ini semua memberi peringatan kepada kita bahawa muslimin di zaman Rasulullah s.a.w itu sentiasa<br />bertahan dan bersabar sehinggalah Allah menolong mereka, menghina para pendokong syirik, kufur<br />dan jahiliah serta mengalahkan mereka. Lalu berkibar dan berkuasalah kalamullah. Jatuh dan<br />lemahlah kalimah kufur.<br />Demikianlah yang kita harapkan dan kepadanyalah kita berusaha InsyaAllah. Sesungguhnya kita<br />akan melihat kebangkitan dakwah Islam setelah ia menurun. Pada masa yang sama, budaya<br />materialistik dan jahiliah mula menurun setelah naik. Tanda-tanda yang nyata menjelma di dalam<br />kesedaran Islam yang baru, yang mengambil tempat di hati umat Islam seluruhnya, terutamanya di<br />kalangan pemuda-pemudi Islam. Kebangkitan Islam kembali semula dan arus dakwah Islam<br />menjalar di kalangan generasi baru di kalangan putera-puteri Islam untuk menghayati Islam dengan<br />minat yang sungguh-sungguh dan benar di dalam usaha-usaha Islam, dengan Islam dan untuk<br />Islam. Tanda-tanda keruntuhan budaya jahiliah yang kafir itu semakin nyata dan terang apabila kita<br />memerhatikan bagaimana gelombang keruntuhan akhlak melanda pemuda-pemuda para<br />pendokong budaya kebendaan yang jahiliah itu.<br />Ini adalah merupakan berita baik dan menggembirakan di mana peralihan pimpinan manusia akan<br />berlaku. Pimpinan jahiliah yang bertuhankan manusia akan tamat dan pimpinan dunia akan<br />dikembalikan kepada Islam sekali lagi. Daulah Islam sejagat akan bangkit kembali dengan izin Allah<br />Taala yang Maha Kuasa supaya dunia berbahagia dengan agama yang hakiki dan lurus itu.<br />1.4 Wasilah dan Langkah-langkah:<br />Wasilah-dan langkah-langkah umum dalam dakwah tidak berubah, tidak bertukar ganti dan tidak<br />melampui tiga perkara ini:-<br />1) Iman yang amiq; (Iman yang mendalam.)<br />2) Takwin daqiq; (Pembentukan yang rapi dan teliti)<br />3) Amal mutawasil; (usaha dan amal yang berterusan).<br />Dengan wasilah-wasilah inilah, amal dan usaha yang berterusan tetapi beransur-ansur mewujudkan<br />serta membentuk individu, rumahtangga dan masyarakat yang muslim. Dari situ dapatlah<br />disediakan dasar dan asas Islam yang teguh dan kuat untuk menegakkan pemerintahan Islam<br />(daulah Islam) di sebuah negara umat Islam lalu dicantumkan dengan daulah-daulah Islam di<br />seluruh dunia untuk membangunkan daulah Islam sedunia iaitu kerajaan Islam yang merangkumi<br />seluruh dunia Islam yang bersatu di bawah satu Khilafah Islamiah. Ia bertanggungjawab untuk<br />memimpin seluruh dunia, menjadi guru dunia dan mengarahkan perjalanannya demi kebahagiaan<br />seluruh manusia dengan ayat-ayat Allah sehingga tiada lagi fitnah dan agama itu seluruhnya hanya<br />untuk Allah.<br />"Sehingga tidak ada lagi fitnah dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka " Al-Baqarah: 193<br />Sebagaimana berjalannya wasail iman, takwin, pembentukan dan amal usaha itu, berganding bahu<br />antara satu sama lain, begitu jugalah setiap langkah awal dalam penyediaan ke arah pembentukan<br />individu muslim, pembangunan rumahtangga-rumahtangga Islam dan penyebaran dakwah Islam di<br />tengah-tengah masyarakat manusia, semuanya mestilah berjalan serentak dan berganding bahu.<br />Melalui jalan dakwah, tidak sah dan tidak benar kalau kita mengambil jalan ringkas lalu kita<br />menghadkan wasilah dan langkah-langkah kita atau kita mengambil sebahagian dengan anggapan<br />bahawa yang sebahagian itu sudah memenuhi tujuan kita dan dapat menyempurnakan tugas kita.<br />Sesungguhnya tidak ada iman tanpa amal dan pembentukan. Tidak ada masyarakat tanpa anggota<br />yang muslim dan rumahtangga-rumahtangga Islam. Merekalah tiang-tiang yang akan<br />membangunkan pemerintahan Islam.<br />Sebarang kecuaian atau kegopohan di dalam mengukuhkan dasar dan memancangkan asas-asas<br />yang teguh dan tiang-tiang yang kuat itu merupakan satu tindakan yang membahayakan, yang<br />mungkin membawa kepada keadaan yang terbalik atau songsang. Setiap waktu dan usaha yang<br />dicurahkan untuk meletakkan asas sebuah bangunan tidak boleh dianggap sia-sia dan tidak boleh<br />dihentikan selagi belum nampak sebarang hasil di permukaan bumi, kerana bangunan yang besar<br />memerlukan waktu yang panjang dan usaha yang gigih untuk menyiapkan asas dan konkritnya.<br />Adakah di sana sesuatu yang lebih besar dari usaha membangunkan daulah Islam sedunia yang<br />mampu memimpin dunia memandu seluruh manusia kepada nur dan cahaya Islam yang sempurna<br />dan menyempurnakan itu ?.<br />Alangkah indahnya apa yang dikatakan oleh Imam as-Syahid Hassan Al-Banna tatkala beliau<br />mengarahkan ucapannya kepada golongan yang gopoh, yang cepat ingin memetik buah dakwah<br />sebelum masak;<br />"Hai Ikhwanul muslimin terutama yang gopoh dari kamu. Dengarkanlah daripadaku satu kalimah<br />yang tinggi yang berkumandang dari atas mimbar ini di dalam muktamar umum ini. Sesungguhnya jalan<br />kamu ini adalah yang telah digariskan langkah-langkahnya, ditentukan batas-batasnya dan aku tidak mahu<br />melanggar batas-batas itu. Aku telah yakin dengannya. Keyakinan yang sebenar-benarnya, bahawa itulah jalan<br />yang paling selamat untuk mencapai tujuannya.<br />Ya... boleh jadi ia satu jalan yang panjang, tetapi di sana tidak ada jalan lain selain itu. Sifat kelakian<br />tidak akan lahir kecuali dengan keberanian, ketekunan, kesungguhan dan amal usaha yang serius dan<br />berterusan. Barangsiapa dari kalangan kamu yang hendak cepat dan gopoh memetik buah sebelum masak atau<br />hendak memetik hasil sebelum masanya, maka aku tidak bersama dengannya sama sekali dan lebih baik baginya<br />meninggalkan dakwah ini dan carilah dakwah yang lain. Barangsiapa yang bersabar bersama aku sehingga<br />berkembang dan membesar benih itu lalu tumbuh pokoknya, baik buahnya sehingga tiba waktunya untuk<br />dipetik dan diambil, maka ganjarannya terserahlah kepada Allah semata-mata. Kita dan dia tidak boleh lari dari<br />dua kebaikan ini. Sama ada kita menang dan berkuasa atau mati syahid dan berbahagia".</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-33222679237845190562010-07-04T19:07:00.000+07:002013-11-02T13:11:21.067+07:00Di Antara Marhalah-marhalah Dakwah dan Tuntutan-tuntutannya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9ggqF3AXcT_PS3KR_lzgkyvy4afq1KIUbifSikRjL_bYA-dDheaQQ-t5hHQLJgu9ed1FDQLo4zKCchslSH-iSv4k5QCALRECOU6y8mYgN3_jVAzcL99mdS1056y24Ei1mpzwhbVKzcUUy/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9ggqF3AXcT_PS3KR_lzgkyvy4afq1KIUbifSikRjL_bYA-dDheaQQ-t5hHQLJgu9ed1FDQLo4zKCchslSH-iSv4k5QCALRECOU6y8mYgN3_jVAzcL99mdS1056y24Ei1mpzwhbVKzcUUy/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490021984404610722" /></a>Kita berusaha sungguh-sungguh di dalam lembaran kita ini untuk mengenali jalan dakwah dan ciricirinya<br />yang istimewa dan tersendiri. Ini adalah untuk penyatuan kefahaman supaya kita tidak<br />dicerai-beraikan oleh berbagai jalan.<span class="fullpost"> Juga supaya kita mendapat faedah dari pengalamanpengalaman<br />yang telah dilalui oleh jamaah Islam yang terdahulu dan kemudiannya dihidangkan<br />pula dengan sempurna kepada generasi baru yang muda supaya mereka mengetahui jalan dakwah<br />dan terus memikul tugas dan amanah itu supaya pendokong dakwah Islam bercantum semula lalu<br />mereka bersatu padu, berganding bahu dan berjalan ke satu arah dan satu tujuan. Segala kekuatan<br />dan usaha diselaraskan dan diatur rapi sehingga terbukti pertolongan Allah dan bendera Al-Quran<br />sentiasa berkibar-kibar di angkasa seluruh alam. Dan pada hari itulah golongan mukmin bergembira<br />dengan pertolongan Allah.<br />"Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman kerana<br />pertolongan Allah (s.w.t)." (Ar-Rum: 4 – 5)<br />2.1 Tuntutan Marhalah Ini<br />Kita telah menyatakan terlebih dahulu bahawa dakwah Islam, seruan Islam pada peringkat<br />sedunia (marhalah antarabangsa) melalui marhalah yang sangat penting, halus dan genting di dalam<br />umurnya. la adalah satu kebangkitan setelah tersungkur, satu kesedaran setelah terlena, malah<br />mengalami satu marhalah pembentukan dan memacakkan dasar dan asas binaan yang teguh untuk<br />daulah Islam yang global (khilafah Islam yang merangkumi seluruh dunia) yang membawa hidayah<br />kepada manusia yang sesat dan membangunkan satu kebudayaan yang paling besar pernah berlaku<br />dalam sejarah setelah bankrapnya semua sistem dan cara hidup manusia.<br />Kita telah mengakui bahawa terdapat persamaan yang besar antara marhalah kita ini<br />dengan marhalah pertama dakwah Islam di Mekah. Iaitu tentang asingnya dakwah Islam ditengahtengah<br />jahiliah yang menguasai setiap penjuru dunia, tekanan golongan kufur dengan seluruh<br />kekuatannya ke atas mereka dan sedikitnya bilangan mukmin yang terdedah kepada penindasan<br />yang sangat ganas dari pihak jahiliah yang berkuasa ketika itu.<br />Kita suka menerangkan di sini bahawa kewajipan muslimin semasa berada dalam marhalah<br />ini tidak sama dengan kewajipan mereka semasa berada di bawah daulah Islam yang telah tertegak<br />dan kuat. Tidak syak lagi bahawa marhalah pembentukan dan pembinaan dasar-dasar dan asas<br />adalah sukar dan sulit. la memerlukan iman yang mendalam, kesabaran dan menyabarkan<br />pembentukan yang rapi, halus serta teliti dan amal usaha yang berterusan tanpa kenal payah dan<br />lelah. Betapa tidak! Kerana orang-orang mukmin yang bekerja dan berusaha ke arah itu sangat<br />sedikit bilangannya dan lemah kekuatannya pada hal mereka menghadapi ancaman kebatilan yang<br />maha kuat dan berkuasa malahan mereka tidak bersenjata kecuali senjata iman. Di dalam pengertian<br />ini Imam As-Syahid Hassan Al-Banna telah berkata melalui perumpamaan yang indah dan halus:<br />"Sesungguhnya pembentukan ummah, pendidikan bangsa-bangsa, merealisasikan cita-cita dan<br />mendokong pendirian (pegangan hidup) memerlukan ummah yang berusaha ke arah itu atau dari golongan<br />yang menyeru kepadanya. Ini sekurang-kurangnya memerlukan kekuatan jiwa yang terhimpun di dalamnya<br />beberapa perkara: Iaitu kemahuan yang tidak mengenal lemah, kesetiaan yang tetap yang tidak disaduri oleh<br />kepura-puraan dan khianat, pengorbanan yang banyak yang tidak dihalang oleh tamak dan haloba serta<br />kebakhilan, dan makrifah (mengenalpasti) dasar pegangan hidup, beriman kepadanya dan menghargainya<br />sungguh-sungguh. Semuanya itulah yang memelihara (kita) dari kesalahan dan penyelewengan daripadanya<br />(pembentukan) dan tawar-menawar (apologetik) di atas perkara dasar dan tidak terdaya dengan yang lainnya".<br />Dengan kehendak dan izin Allah, kita kini hidup di masa-masa yang penting dan genting di<br />dalam usia dakwah Islam ini dengan segala tuntutan dan cabarannya. Allah telah memudahkan kita<br />untuk mengetahui cara-cara dan kaedah-kaedah yang sahih dan benar untuk beramal dan berusaha<br />di dalam dakwah Islam. Kita berharap dan memohon kepada Allah supaya Dia memberi taufik dan<br />hidayahNya kepada kita untuk mendokong amanah agung dan mulia ini, setelah ditinggalkan oleh<br />kebanyakan manusia. Kita benar-benar berharap semoga kita layak menjadi ahli dan layak<br />menerima pilihan itu dari Allah Taala hingga kita mampu mendokong dakwah Islam ini dengan<br />penuh keazaman, ketangkasan dan ketegasan sekalipun tugas ini sangat besar dan berat. Lantaran<br />itu kita menyeru kepada tiap-tiap orang yang tampil ke hadapan untuk mencapai kemuliaan amal<br />dakwah ini dan melalui jalan dakwah supaya dia menguatkan jiwa dan menyediakannya untuk<br />memikul segala apa yang diperlukan oleh marhalah ini, mendokong berbagai bebanan dengan<br />penuh keazaman, ketahanan, ketetapan, penuh percaya dan harap kepada Allah Taala dan yakin<br />sepenuhnya akan kemuliaan dan ketinggian dakwah ini dengan keagungan tujuannya. Dia yakin<br />sungguh-sungguh bahawa dunia ini sangat-sangat memerlukan dakwah Islam yang sejati. Lebih<br />dari itu dia yakin kepada pertolongan Allah. Inilah dia faktor-faktor kejayaan yang tidak dapat<br />dihalang oleh apa jua rintangan.<br />2.2 Marhalah-marhalah Dakwah<br />Setiap dakwah mestilah melalui tiga marhalah:<br />1. Marhalah ad-Di'ayah (at-Ta'rif): Marhalah propaganda, memperkenalkan, menggambarkan<br />fikrah dan menyampaikan kepada orang ramai di setiap lapisan masyarakat.<br />2. Marhalah at-Takwin: Marhalah pembentukan, memilih para pendokong, menyiapkan<br />angkatan tentera, pendakwah dan jihad erta mendidik mereka. Mereka dipilih dari<br />golongan yang telah menyambut seruan dakwah.<br />3. Marhalah Tanfiz: Marhalah pelaksanaan, beramal, berusaha untuk mencapai tujuan.<br />Selalunya ketiga-tiga marhalah ini berjalan berseiring dan diselaraskan memandangkan bahawa<br />kesatuan dan kekuatan dakwah adalah bergantung kepada percantuman di antara satu dengan<br />seluruhnya. Oleh itu para pendokong dakwah di dalam berdakwah, mestilah memilih dan<br />membentuk dan di waktu yang sama dia beramal dan melaksanakan apa yang boleh dilaksanakan.<br />Tidak mungkin lahir ke alam nyata satu marhalah dari marhalah-marhalah itu dalam bentuk<br />yang sempurna kecuali menurut tertib susunan itu. Tidak mungkin sempurna pembentukan ini<br />tanpa pengenalan makrifah dan pengenalan yang sahih dan benar. Tidak mungkin lengkap satu<br />pelaksanaan yang sempurna tanpa pembentukan dasar pendidikan yang sempurna.<br />Dakwah Islam yang pertama di zaman Rasulullah s.a.w. telah melalui tiga peringkat ini.<br />Muslimin di zaman itu telah mengenali agama mereka, terdidik dan terbentuk di madrasah<br />Rasulullah lalu mereka bangun dan membangkit mendokong dakwah Islam dengan sebaik-baiknya.<br />Oleh kerana itu, kita diperingatkan supaya sentiasa berwaspada dari sudut jalan manakah seseorang<br />itu menyeru dalam usaha-usaha dan kerja-kerja Islamnya. Adakah dia memberi perhatian dan<br />memberikan hak kepada ketiga-tiga marhalah itu. Sesungguhnya sesiapa yang tampil ke hadapan<br />untuk melaksanakan tugas untuk dakwah dan merealisasikan cita-cita dakwah, dia mestilah<br />mengetahui dengan sungguh-sungguh dakwah Islam. Mereka mengenali dan memahami dasar<br />dengan pengenalan dan kefahaman yang sebenar-benarnya. Di samping itu dia mesti menjadi<br />contoh yang benar dan baik dalam setiap lapangan hidup. Oleh kerana itu di sini kita akan cuba<br />membentangkan bagaimanakah bentuk marhalah atau peringkat-peringkat itu dengan penerangan<br />yang lebih luas sedikit daripada yang lalu supaya anda lebih jelas tentang perkara ini.<br />2.3 At-Ta’rif (Pengenalan) atau Membicarakan Dakwah:<br />Marhalah ini penting dan asas sebab ia merupakan langkah pertama di dalam perjalanan<br />kita di atas jalan dakwah. Sebarang kesilapan atau penyelewengan yang dilakukan di dalam<br />pengenalan, makrifah dan kefahaman ini akan membawa kepada natijah dan akibat yang buruk dan<br />akan membawa dakwah terpesong jauh dari garisannya.<br />"Dan bahawa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka itulah dia dan janganlah<br />kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana segalajalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.<br />Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa". (Al-An'aam: 153)<br />Di zaman Rasulullah s.a.w. Islam telah disempurnakan perkembangannya dan<br />penyampaian menurut bentuknya yang sahih dan benar, bersih dari segala campuran, kekurangan<br />dan penyelewengan. Al-Amin Jibril membawa turun wahyu dari Allah kepada Al-Amin<br />Muhammad s.a.w. lalu baginda menyampaikan Islam itu kepada manusia dengan amanah dan<br />benar. Akhirnya sempurnalah agama itu menurut yang diyakini benar dan suci dari segala saduran.<br />Walaupun sepanjang sejarahnya ia sentiasa terdedah kepada pelbagai usaha, tipu daya dan<br />gangguan yang cuba meruntuhkannya, menghapuskannya oleh musuh-musuh Islam atau berupa<br />penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pelampau-pelampau dari kalangan muslim<br />sendiri, namun demikian Allah tetap memelihara KitabNya (Al-Quran) dan menjaminnya dengan<br />begitu rapi. Di samping itu ramai imam dan ulama yang mulia mengumpulkan hadis-hadis<br />Rasulullah s.a.w. yang mulia dan menapisnya dari segala yang asing daripadanya.<br />Demi memastikan kita sentiasa berjalan di atas jalan Rasulullah s.a.w. maka wajiblah kita<br />kembali semula memahami Al-Quran, memahami Sunnah Rasulullah s.a.w dan memahami sirah<br />salafussoleh atau angkatan muslimin pertama radhiallahu'anhum dengan menjauhi sungguhsungguh<br />dari segala kesalahan, penyelewengan atau pun dari terpesong.<br />Inilah yang benar-benar dikehendaki oleh imam kita As-Syahid Hassan Al-Banna dan<br />menjadikannya rukun pertama dalam rukun bai' ah. Malah beliau telah menulis untuknya dua<br />puluh dasar sebagai garis panduan yang melingkungi fikrah ini untuk membersihkannya dari segala<br />campuran dan saduran dan menjauhkannya dari segala perselisihan dan perpecahan. Supaya<br />fahaman ini menjadi penolong bagi mengumpulkan muslim di atas jalan dakwah, berusaha<br />untuknya dan beramal baginya di dalam suasana tolong-menolong dan berganding bahu.<br />Iradah Allah telah menghendaki agar kefahaman (fikrah) di dalam jamaah Ikhwanul<br />Muslimin ini terdedah kepada gangguan, ujian dan penapisan. Di tengah-tengah ujian ini terdapat<br />pula kecuaian dan keterlaluan (ekstrim). Ada di antaranya yang berpendapat supaya Ikhwan<br />menjauhkan diri dari arus pemerintahan dan politik demi memelihara diri dan dakwah dari<br />sebarang akibat yang tidak diingini. Ada pula di antaranya yang melampau dan keterlaluan lalu<br />menganggap semua umat Islam yang tidak menyetujui fikrah mereka adalah kafir. Walau betapa<br />kusut dan bercelarunya kefahaman sebahagian dari manusia namun demikian, Allah s.w.t. telah<br />menyediakan Imam As-Syahid Al-Banna untuk dakwah Islam dan mengemukakannya kepada<br />manusia dengan jelas dan terang serta murni. Allah menyediakan untuk dakwah ini Imam Hassan<br />Al-Hudhaibi rahimahullah dengan keistimewaannya yang tersendiri, dengan ketahanannya, dengan<br />keteguhannya bersama kebenaran, lalu beliau menolak kecuaian dan keterlaluan itu. Untuk itu<br />beliau telah menerima berbagai-bagai gangguan dan kesusahan yang dasyhat. Tetapi, beliau<br />bersungguh-sungguh memelihara amanah dakwah di dalam kefahaman sifat dan akhlak hinggalah<br />dia mengadap Ilahi dan kemudian beliau menyerahkannya kepada pendokong dakwah yang lain<br />tanpa perubahan dan penukaran, berdiri dan bertahan bersama-sama dengan Ikhwan.<br />"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan<br />kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu<br />dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya)." (Al-Ahzab: 23)</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-88848793492756482292010-07-04T19:04:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.695+07:00Marhalah At-Ta'rif: Pandangan dan Penerangan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVNzJpwhTu3K-WMu5XSoFkd-lvPeTMIn5q97CjF2y54rgDsotLFb-74G8s6Vx96aSX8t_LEpfY1EahcQVDofQaxdL3ulYgvzRCPGXbTD5O1-S36w5XmiPKECnx0NvpCIgBi39W5DRU9LN3/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVNzJpwhTu3K-WMu5XSoFkd-lvPeTMIn5q97CjF2y54rgDsotLFb-74G8s6Vx96aSX8t_LEpfY1EahcQVDofQaxdL3ulYgvzRCPGXbTD5O1-S36w5XmiPKECnx0NvpCIgBi39W5DRU9LN3/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490021261581465794" /></a>Saya telah menerangkan bahawa marhalah dakwah ini ada tiga: Pertama, Pengenalan; kedua: Pembentukan; ketiga, Pelaksanaan. Ketiga-tiga marhalah ini mempunyai tanda-tanda dan petunjuk-petunjuk yang penuh dengan sinar pengalaman dan penglibatan supaya kita dapat mengambil pengajaran dan memperolehi faedah dari pengalaman dan pengetahuan,<span class="fullpost"> supaya para<br />duat, para pendokong dakwah berjalan di atas dakwah dengan pandangan yang terang, jauh dari<br />keterlanjuran dan penyelewengan.<br />3.1 Ta'rif atau Pengenalan Dakwah<br />Sesungguhnya marhalah at-ta'rif atau peringkat pengenalan ini merupakan langkah awal<br />atau titik tolak pertama di jalan dakwah. Kesahihan, kebenaran dan kesejahteraan peringkatperingkat<br />ini mempengaruhi peringkat yang kedua dan ketiga di dalam kesahihan dan<br />keselamatannya. Kita akan menyentuh sebahagian dari perkara yang berhubung dengan dakwah<br />dan beberapa perkara yang berkaitan dengan pendokong dakwah mengenai uslub dan caranya.<br />3.2 Dakwah dan Kemurniannya<br />Saya telah menyatakan bagaimana pentingnya kemurniannya dakwah dari sebarang<br />campuran dan saduran dalam kita menyampaikannya kepada manusia. Musuh-musuh Islam di<br />sepanjang sejarahnya telah berusaha terus-menerus menyeludupkan berbagai-bagai ajaran dan<br />fikrah sesat ke dalam Islam dengan tujuan menyesat dan memesongkannya dari mutiaranya serta<br />mencabut jiwa dan semangatnya. Oleh kerana itu untuk memahami Islam dengan kefahaman yang<br />murni, kita hendaklah kembali kepada Al-Quran yang sentiasa dipelihara oleh Allah, kembali<br />semula kepada Sunnah Rasulullah yang telah dikumpul dan disaring oleh imam-imam yang mulia.<br />Imam-imam itu telah mendapat taufik dan kemudahan dari Allah untuk berkhidmat sungguhsungguh<br />di dalam bidang ini hingga mereka berjaya menjernihkan Sunnah Rasulullah s.a.w. dari<br />segala penyeludupan dan segala yang asing daripadanya. Kita mestilah kembali semula mengikut<br />kefahaman yang benar dan sejahtera seperti kefahaman salafussoleh di zaman Rasulullah s.a.w. dan<br />khulafa' ar-rasyidin r.a. Kita telah mengakui bahawa Imam Hassan Al-Banna telah memberi<br />perhatian yang berat dan utama tatkala beliau menetapkan kefahaman itu sebagai rukun pertama<br />dari Rukun Bai'ah dan meletakkan usul dua puluh (Usul Isyrin) untuk fikrah ini sebagai garis umum<br />yang lengkap seperti yang tertulis di dalam risalah Al-Ta'lim.<br />Kita telah menerangkan bahawa Ikhwanul Muslimin dan mursyidul am mereka, Imam<br />Hassan Al-Hudhaibi rahimahullah telah memelihara fikrah yang sejahtera dan sihat ini terhadap<br />Islam dan memelihara dasarnya dari sebarang perubahan, penyelewengan dan pertukaran walau<br />bagaimana hebat sekalipun tekanan dari pihak pelampau yang cuai terutama yang berkaitan dengan<br />perkara kafir-mengkafir. Beliau telah berdiri tegak dan teguh dengan segala ketangkasan dan penuh<br />kepastian berhadapan dengan arus yang melanda itu. Beliau menerangkan kesalahan syar'i yang ada<br />pada kedua pihak itu dan menyatakan bahawa kita semua adalah pendokong dakwah, bukan<br />golongan qadhi (penghukum). Apabila realiti kehidupan muslim pada hari ini jauh terpesong dari<br />ajaran Islam, jauh dari perundangan dan syariatnya, maka hendaklah para pekerja di bidang<br />dakwah Islam melipat gandakan usaha dan kesungguhan mereka untuk menarik kembali tangan<br />mereka, membangunkan mereka dan menolong mereka dalam memahami Islam, bukan hanya<br />mengkafirkan mereka. Kerana ini akan hanya membina berbagai tabir dan dinding di antara kita<br />dengan mereka. Jika berlaku demikian, kita sendirilah sebenarnya yang memecah dan merosakkan<br />dakwah yang kita sendiri usahakan dengan tangan kita lantas dengan itu tidak secara langsung kita<br />menutup diri kita dan berjalan di atas jalan mati. Akhirnya kita akan berubah menjadi kumpulan<br />yang terasing di dalam sejarah. Beliau telah menerangkan bahawa fikrah seperti itu bukan fikrah<br />jamaah Al-Ikhwan yang kita berbai'ah padanya dan tiada siapa yang berhak mangaku bahawa ia<br />adalah fikrah jamaah kerana satu jamaah tidak mungkin menganut dua fikrah yang saling<br />bertentangan.<br />3.3 Syumul Ad-Dakwah an Sempurna Menyempurnakan<br />Apabila menyampaikan dakwah dan peringatan, kita wajiblah mengemukakan<br />kesyumulannya dengan selengkapnya, dengan seutuhnya dan dengan segala kesempurnaannya<br />yang sempurna dan menyempurnakan tanpa memisahkan sebahagian dari keseluruhannya atau<br />memansuhkan sebahagian daripadanya kerana sesungguhnya Islam itu adalah penutup segala<br />agama.<br />Satu agama yang istimewa, syumul, lengkap, sempurna menyempurnakan yang meliputi<br />setiap kegiatan dan lapangan kehidupan manusia duniawi dan ukhrawi di dalam keselarasan dan<br />keharmonian yang ajaib dan unik. Ini tidak lain dan tidak bukan kerana ia adalah ciptaan Al-Khaliq<br />(Pencipta) Yang Maha Mengetahui (Al-Khabir) serta Maha Pengasih dan Penyayang kepada<br />makhluk dan hamba-hambaNya. Islamlah yang merealisasikan kesejahteraan dan ketenteraman di<br />dalam jiwa manusia selagi mereka beriman kepada Allah dan mengesakanNya. Islam memberikan<br />kepada mereka keselamatan dan keamanan serta kehidupan yang baik di dunia dengan syarat<br />mereka mematuhi segala ajaran dan syariatNya, memberikan kebahagiaan dan keselamatan di<br />negeri Islam serta syurga di sisi Tuhan mereka.<br />Kehidupan manusia melambangkan satu kesatuan yang sempurna lagi menyempurnakan di<br />antara sebahagian dengan sebahagian yang lain dan Islam pula datang sebagai satu kesatuan yang<br />sempurna, yang saling sempurna menyempurnakan di antara satu bahagian dengan seluruh<br />bahagian yang lain. Kehidupan tidak mungkin mendatangkan kebaikan apabila Islam menguasai<br />sebahagian dari hidup manusia dan membiarkan sebahagian yang lain untuk dikuasai oleh ideologiideologi<br />ciptaan manusia atau falsafah-falsafah yang direka oleh manusia. Justeru, Islam mestilah<br />dikemukakan dengan selengkap dan seutuhnya tanpa dipecah-pecahkan menjadi beberapa juzuk di<br />sana dan di sini dan mesti dilaksanakan sepenuhnya tanpa pemecahan di mana yang dilaksanakan<br />hanya sebahagian dan sebahagiannya lagi di tinggalkan.<br />Oleh itu kita dapati Imam As-Syahid Hassan Al-Banna memberi pengertian itu dalam dasar<br />pertama dari "Rukun Fiqh" lalu beliau berkata:<br />"Islam itu satu nizam, satu sistem hidup yang lengkap, syumul dan merangkumi setiap realiti<br />kehidupan. Jadi Islam itu adalah daulah dan tanahair atau pemerintahan dan ummah. la adalah akhlak dan<br />kekuatan serta rahmah dan keadilan, ia adalah kebudayaan dan undang-undang atau ilmu dan kehakiman. Ia<br />adalah harta benda atau usaha dan kebudayaan. Ia adalah jihad dan dakwah atau tentera dan fikrah<br />sebagaimana ia sebagai akidah dan ibadah."<br />Salah satu kewajipan kita adalah mengingatkan bagaimana besarnya dosa yang dibuat<br />terhadap Islam oleh satu puak yang tampil ke hadapan kononnya hendak bekerja di bidang dakwah<br />Islam. Tetapi sayangnya mereka hanya mengemukakan hanya sebahagian dari Islam dan melupakan<br />sebahagian yang lain dengan sengaja ataupun tidak, sama ada kerana jahil dengan tabiat Islam atau<br />kerana mengelakkan tentangan dari pihak jahiliah yang berkuasa atau dengan niat jahat. Ini semua<br />dilakukan oleh jamaah yang menjadi boneka musuh-musuh Islam. Kita mestilah menyatakan dan<br />menerangkan kesalahan dan juga bahayanya cara tersebut supaya para pemuda kita yang punya<br />keghairahan dan semangat keagamaan tidak akan terdorong untuk mengikut jalan sepert itu. Ini<br />hanya akan memudaratkan mereka-mereka yang mahu membawa manfaat (dakwah).<br />3.4 Para Da'i dan Uslub (cara)<br />Untuk merealisasikan cita-cita dalam memperkenalkan dasar dan memperkembangkan<br />dakwah, para dai', sahibud-dakwah mestilah mempunyai sifat-sifat asasi dan mereka mesti<br />beriltizam dengan satu uslub yang sahih dan benar di dalam urusan dakwah mereka.<br />Satu dari sifat yang utama dan paling penting kepada pendokong dakwah ialah dia mesti<br />menjadi contoh dan teladan yang baik bagi Islam yang diserukannya. Dia mesti menunaikan segala<br />rukun Islam, mengikuti sunnah dan cara hidup Rasulullah s.a.w., menjauhi segala perkara yang<br />syubhah dan meragukan, menjauhi segala perkara yang haram, sentiasa mengingati Allah dalam<br />setiap perkara yang kecil atau besar. Di dalam rumahtangga, ahlinya mestilah beriltizam dengan<br />segala ajaran Islam dan menjaga adab-adabnya.<br />Sesungguhnya keikhlasan pendokong dakwah dan kebulatan hatinya kerana Allah dan bagi<br />dakwah Allah merupakan satu faktor yang sangat penting supaya dakwahnya berjaya menembusi<br />dan menawan hati orang-orang yang diseru lantas mereka dengan senang hati menyambut baik<br />seruan itu. Mereka akan terpesona dengan seruannya jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan<br />tidak dicampur-adukkan dengan tujuan lain atau disadur dengan kepentingan duniawi. Dia<br />bercakap untuk dakwah, berjalan kerana dakwah, hidupnya adalah untuk dakwah, kerana dakwah<br />dan bersama dengan dakwah.<br />Muslim yang mendokong dakwah, pertama-tamanya dia mestilah mempunyai pembacaan<br />yang luas, mengikut perkembangan setiap peristiwa dan pergolakan, mengikut segala<br />perkembangan suasana dan situasi serta mengetahui pelbagai ideologi dan aliran pemikiran semasa.<br />Kelak mereka mampu mengemukakan dakwah Islam itu dengan uslub yang baik, dengan cara yang<br />menarik dan menawan hati. Pandai menawan hati manusia dan tidak menyebabkan orang semakin<br />liar. Lantas dia dapat mengemukakan Islam dengan cara yang sebaik-baiknya di tengah ombak dan<br />gelombang kesesatan yang menyesatkan dari setiap penjuru dunia. Dia mesti menerangkan Islam<br />dengan jelas dan mudah difahami tanpa menimbulkan kekusutan. Dia membaiki suasana dan bukan<br />memburukkannya kerana berapa ramai orang yang mengaku sebagai pendakwah yang telah<br />merosakkan Islam dengan keburukan cara berdakwah dan mendatangkan keburukan cara<br />berdakwah dalam Islam dan mendatangkan keburukan kepada Islam dan menyangka bahawa<br />mereka telah melakukan kebaikan.<br />"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik dan bantahlah mereka<br />dengan yang baik". (AnNahl:125)<br />Ad-da'i ilallah, yang menyeru manusia kepada Islam mesti berusaha memahami taraf dan<br />kedudukan orang yang diseru ke jalan Allah dan berbicara dengan mereka menurut tahap akal dan<br />fikiran mereka kerana ia memudahkan mereka menyahut apa yang diserukan kepada mereka dan<br />mereka tidak jemu mendengar ucapan pendokong dakwah.<br />Ad-dai' ilallah, sahibud-dakwah, mesti mengetahui maksud dan tujuannya. Dia mesti<br />mengetahui apakah yang dikehendaki di dalam setiap langkah yang dilaksanakannya, apa yang<br />dikehendaki apabila dia bertutur dan menulis, apabila dia berehat dan berbicara dan apabila<br />berdamai dan bersengketa.<br />Apa yang penting dia mesti memulakan dakwahnya dengan menekankan masalah akidah<br />dan iman sebelum dia menyentuh perkara furu'(cabang) atau kewajipan-kewajipan dan bebanan<br />yang wajib dipikul. Akidah itu dimulai dengan beriman kepada Allah sehingga sampai kepada<br />menetapkan bahawa Islam itu adalah satu-satunya cara hidup, satu cara hidup yang lengkap dan<br />sempurna. Bahawasanya berusaha memulakan hidup secara Islam, menghidupkan semula<br />kehidupan Islam dan membangunkan pemerintahan Islam adalah wajib bagi tiap-tiap manusia.<br />Setiap muslim wajib merealisasikannya sehingga semuanya itu menjadi satu kenyataan di muka<br />bumi. Jelaslah akidah Islam merupakan asas pembentukan peribadi muslim dan inilah yang<br />mendorong penganutnya bangkit dan mendokong segala tuntutan dakwah yang khas dan am<br />dengan segala kekuatan dan penuh keazaman, redha dan puas hati. Ad-da'i ila Islam, pendokong<br />dakwah yang menyeru manusia kepada agama Allah, mestilah melaksanakan tugas berdakwah,<br />menyeru manusia ke jalan Allah, kepada Allah tanpa dipengaruhi oleh hasil dan natijah walaupun<br />dia telah memperolehi kejayaan besar di dalam dakwahnya. Dia tidak akan mudah terpedaya<br />apabila Allah memberi kejayaan kepadanya dan lancar lidahnya dengan dakwah lebih-lebih lagi<br />manusia telah datang berkerumun kepadanya kerana mengikuti dakwahnya. Sebaliknya pula dia<br />tidak harus berputus asa dan putus harapan apabila manusia tidak menyahut dan meminati<br />dakwahnya kecuali hanya sebilangan sahaja. Dia tidak akan merasa sedih apabila terdedah kepada<br />gangguan dan penyiksaan dari seteru-seteru Allah. Demikianlah keadaan Rasulullah, demikian juga<br />sikap Rasulullah s.a.w. dan para pendokong dakwah di masa yang lalu.<br />Adalah Rasulullah s.a.w menyeru sekelian manusia tanpa membeza-bezakan antara satu<br />pihak dengan pihak yang lain dalam minat dan kesungguhan baginda demi membawa hidayah<br />kepada mereka kerana kasihan kepada mereka dari ditimpa azab neraka. Baginda sentiasa bersabar<br />di atas gangguan dan penyiksaan mereka ke atas baginda malah bersabda pula: "Wahai Tuhanku<br />berilah hidayah kepada kaumku, kerana sesungguhnya mereka tidak mengetahui".<br />Kepada para pendokong dakwah yang menyeru manusia kepada Allah, kita mengingatkan<br />kepada mereka betapa besarnya tugas dan amanah yang mereka dokong dan sesungguhnya mereka<br />dengan keislaman mereka merupakan guru untuk mengajar manusia, untuk mangarahkan manusia<br />dan memimpin mereka kepada agama Allah. Walaupun para pendokong dakwah yang menyeru<br />manusia kepada Allah, memahami Islam dengan kefahaman yang murni, lengkap dan sempurna,<br />beriltizam dengan fikrah ini yang tetap bertahan memikul tugas dan usaha ini merupakan bilangan<br />yang sedikit, tetapi di atas bahu merekalah terletaknya bebanan yang berat ini. Lantaran itu mereka<br />hendaklah mengetahui kedudukan mereka, memandang hina diri mereka dan hendaklah mereka<br />memohon pertolongan dari Allah. Hendaklah mereka bersabar walau bagaimana dahsyat sekalipun<br />gangguan, siksaan, tentangan dan penolakan. Di dalam masalah ini Imam As-Syahid Hassan Al-<br />Banna,, telah memberi arahan kepada Ikhwanul Muslimin dengan berkata: 'Jadilah kamu dengan<br />manusia itu sepohon pokok buah-buahan, mereka melemparnya dengan batu dan dia (pokok)<br />melemparkan mereka dengan buahnya".<br />Ya akhi: "Sesungguhnya anda hanya beramal dan berusaha untuk dua tujuan, supaya anda<br />berhasil dan menunaikan kewajipan, maka jika yang pertama terlepas dari diri anda maka yang lain<br />tidak akan luput dari anda".<br />Itulah sebahagian penerangan yang berkisar tentang marhalah at-taarif (peringkat<br />pengenalan) yang kita kehendaki menjadi penerangan di atas jalan dakwah. Para pendokong<br />dakwah boleh merujuk artikel-artikel Imam As-Syahid dan tulisan-tulisan beberapa penulis muslim<br />untuk mengambil bekalan pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas berhubung dengan<br />dakwah dan para da'i (pendokong dakwah).</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-80223293846303579092010-07-04T19:02:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.704+07:00Marhalah At-Takwin: Pandangan dan Penerangan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ4sonj2kZnmkVtAc-IAjX6J0S9zIPjuvLv0lx0kpSX8pTxqkAqxeNbYzRzzZJB8zv2HFoKRJF0Yxg6KB8KtZolazswtmGiVNBGCi9VUm-QrsEfOAYsxNLCJSSdNJekTWgtyso01Z46D1Z/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ4sonj2kZnmkVtAc-IAjX6J0S9zIPjuvLv0lx0kpSX8pTxqkAqxeNbYzRzzZJB8zv2HFoKRJF0Yxg6KB8KtZolazswtmGiVNBGCi9VUm-QrsEfOAYsxNLCJSSdNJekTWgtyso01Z46D1Z/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490020671987580114" /></a>Berhenti Sejenak Di Antara Dua Marhalah<br />Kita telah terangkan bahawa dakwah mempunyai tiga marhalah: pengenalan, pembentukan<br />dan pelaksanaan. <span class="fullpost">Setelah kita sentuh marhalah taarif (pengenalan) dan sebelum memasuki marhalah<br />takwin (peringkat pembentukan) kita merasa perlu berhenti sejenak untuk meneliti sudut-sudut<br />kejiwaan dan persediaan perasaan yang mesti ada supaya cita-cita yang ingin dicapai dari marhalah<br />takwin dan persediaan duat dapat dilahirkan dan diwujudkan di alam nyata atau dapat<br />direalisasikan di muka bumi.<br />Sesungguhnya tugas, tanggungjawab dan agungnya cita-cita yang kita hendak bangunkan<br />itu membuatkan kita sentiasa mengambilkira kepentingan menyediakan individu-individu muslim<br />atau seberapa ramai pendokong dakwah yang ikhlas dan layak memikul amanah dan<br />menunaikannya menurut rupa dan bentuk yang lebih sempurna, terutama setelah kita tahu bahawa<br />membangunkan insan adalah penting dan lebih susah daripada membangunkan kilang-kilang.<br />Sesungguhnya tidak ramai yang layak memikul beban dakwah ini kecuali orang dapat<br />meliputinya dengan segala jurusan, yang sanggup, mampu dan rela mengorbankan diri, harta,<br />waktu dan kesihatannya untuk urusan dakwah dan tugas yang didokongnya. Tidak mungkin akan<br />lahir kesungguhan, ketekunan dan usaha yang sebenarnya kecuali setelah dakwah itu menguasai<br />akal dan fikirannya, sebati dengan jiwa dan hatinya, menjadi darah dan dagingnya, menjadikan<br />semangatnya menyala-nyala dan sukmanya berkobar-kobar untuk merealisasikanya di dalam waqi'<br />al-amri (di dalam kenyataan hidup).<br />Lantaran al-iman al-amiq bi al-dakwah (iman yang mendalam terhadap dakwah) menjadi<br />dasar yang pertama di dalam mencapai kejayaan. Kita memerlukan jiwa-jiwa yang hidup, yang kuat,<br />yang muda belia, hati-hati yang baharu yang sentiasa berkobar-kobar, rasa cemburu yang sentiasa<br />bemyala-nyala, jiwa-jiwa yang berinisiatif, lincah, segar bugar dan cergas. Kerana Islam<br />menghendaki di dalam hati individu mempunyai sentimen dan perasaan yang mampu membezakan<br />yang benar dan salah. Islam mahu supaya seseorang itu mempunyai kemahuan yang tinggi dan<br />tegas seperti cekap dan tidak mengenal lemah, tidak bertolak ansur membela kebenaran lantas<br />membela dengan segala kekuatan dan ketangkasan. Islam mahu penganutnya mempunyai badan<br />yang sihat sejahtera dan mampu memikul berbagai-bagai tugas dan kewajipan Islam dan sebaikbaiknya,<br />menjadi umat yang baik dan layak membuktikan kemahuan yang baik untuk menolong ke<br />arah kebenaran dan kebaikan.<br />4.2 Marhalah At-Takwin da Persediaannya<br />Sesungguhnya marhalah di'ayah, (penerangan, memperkenalkan, menggambarkan tentang<br />dakwah dan cara penyampaiannya kepada orang ramai dalam setiap lapisan masyarakat) jika tidak<br />diiringi dengan marhalah at-takwin (peringkat pembentukan dan pemilihan para pendokong dan<br />penolong terdiri dari golongan Ansar dan Hawariyyin) serta persediaan tentera dan mengatur taktik<br />barisan dari kalangan orang-orang yang diseru, berkemungkinan menyebabkan segala usaha yang<br />telah dikorbankan di dalam penerangan dan penyebaran dakwah menjadi sia-sia dan hilang begitu<br />sahaja.<br />Kesedaran rohani yang lahir dari marhalah taarif (peringkat pengenalan) tidak boleh<br />dibiarkan musnah dan padam begitu sahaja, tetapi mesti dibersihkan dan diarahkan ke dalam jiwa<br />supaya bertindak dan berusaha membuat perubahan dan kemajuan yang sejati dalam diri sendiri.<br />Medan yang pertama untuk pembentukan dan perubahan bermula dari dalam diri terlebih dahulu<br />dan benarlah Allah Yang Maha Agung tatkala berfirman:<br />"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah apa yang ada pada<br />diri mereka ". (Ar-Ra'ad:ll)<br />Ramai di kalangan muslim yang kita seru pada hari ini telah dilahirkan dan dibesarkan di<br />dalam masyarakat yang jauh dari hakikat Islam dan intisarinya, satu masyarakat yang dikuasai oleh<br />adat dan tradisi yang telah rosak, yang telah meresapi jiwa mereka dan sebati dalam kehidupan<br />mereka. Jadi para pendokong dakwah yang menyeru manusia ke jalan Allah dan mengajak manusia<br />kepada cara hidup Islam mestilah memberi perhatian dan usaha yang serius dalam: membersihkan<br />diri mereka dari segala adat lapuk jahiliah lantas menghiasi diri mereka dengan adat-adat Islam,<br />akhlak-akhlak Islam dan membentuk hidup manusia menurut acuan Islam dan cara hidup Islam.<br />"Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami<br />menyembah" (Al-Baqarah: 138)<br />Perubahan ini mestilah bermula dari dalam diri yang telah diberi minum dengan akidah<br />tauhid, mengesakan Allah dan mengecapi halawatul iman (kemanisan iman) dan dapat dijelmakan<br />pada seluruh anggota jasmani dan menguasai setiap aspek kehidupan. Marilah kita renungkan<br />alangkah indahnya perumpamaan dan kata-kata yang telah diucapkan oleh Imam Hassan Al-<br />Hudhaibhi rahimahullah mengenai pengertian ini tatkala beliau berkata:<br />"Tegakkanlah daulah Islam di dalam hatimu supaya dia tegak di atas bumi kamu " .<br />4.3 Individu Muslim Yang Kita Kehendaki<br />Muslim hari ini mempunyai bilangan yang ramai tetapi tidak mempunyai mutu yang<br />istimewa seperti muslim pada generasi pertama di zaman Rasulullah s.a.w. Mereka tidak mampu<br />merubah rupa dan suasana yang telah rosak. Lantaran itu mereka tidak mampu membangunkan<br />daulah al-haq wal iman, tidak mempunyai mutu yang membolehkan mereka menghapuskan yang<br />batil dan merealisasikan kebenaran dengan pertolongan Allah.<br />"Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu<br />akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya. Adapun yang memberi menafaat kepada manusia, maka<br />ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan ".(Ar-Ra'ad: 17)<br />Kita menghendaki dari saudara muslim yang benar supaya menjadi muslim yang sejahtera<br />akidahnya, sihat ibadahnya, teguh akhlaknya, terdidik fikirannya, kuat badannya, yang mempunyai<br />usaha, yang sanggup berdikari yang berkorban untuk diri sendiri dan orang lain, sanggup<br />memerangi hawa nafsu, yang menjaga waktunya dengan sebaik-ba'iknya, berdisiplin dalam segala<br />urusannya dan Iain-lain lagi nilai-nilai yang asasi di dalam membentuk lelaki dakwah, pendokong<br />dakwah.<br />Sesungguhnya mempersiapkan lelaki mithali yang sedemikian mutu dan bentuknya<br />memerlukan usaha yang sungguh-sungguh, ketekunan yang berterusan, kesabaran dan ketabahan<br />yang utuh. Muslim sedemikianlah yang akan mampu dan sanggup membangunkan rumahtangga<br />Islam yang mulia. Dia kemudiannya akan bergerak, bertindak dan berusaha membangun<br />masyarakat Islam. Lalu membentuk pandangan umum dan cara berfikir umum secara Islam dan<br />terus membentuk teras (dasar) yang kuat, yang di atasnyalah dapat ditegakkan harakah Islam<br />(gerakan Islam) sebagai benih bagi daulah dan khilafah Islam. InsyaAllah Taala.<br />Oleh kerana itu kita dapati imam kita As-Syahid Hassan Al-Banna Rahimahumullah<br />memberikan perhatian yang sewajarnya kepada individu muslim dan berusaha mempersiapkannya.<br />Langkah-langkah ini adalah mengikuti sunnah Rasulullah s.a.w yang telah mempersiapkan<br />angkatan mukmin yang pertama yang telah dibentuk di madrasah Rasulullah s.a.w yang<br />kemudiannya membangunkan daulah Islam yang kuat, agung dan teguh.<br />Usrah-usrah, pasukan-pasukan, angkatan-angkatan, ceramah, forum-forum, majlis-majlis<br />diskusi, pelajaran, perkelahan, pengembaraan, operasi ketenteraan, risalah-risalah, sebaran-sebaran,<br />lembaran-lembaran suratkhabar dan majalah yang telah, sedang dan akan terus kita buat, semuanya<br />itu dinamakan wasilah atau jalan dan alat untuk mempersiapkan individu muslim secara beransuransur<br />di dalam persiapan ini. Ibaratnya seperti jurutera di dalam membangunkan bangunan.<br />Bermula dari seorang anggota jamaah, kemudian manjadi pemuda yang berdisiplin, kemudian<br />sebagai seorang pemuda yang beramal seterusnya menjadi anggota mujahid yang berjihad dan<br />berjuang bersama jamaah Islam.<br />4.4 Ciri-ciri utama Seorang Al-Akh Al-Mujahid<br />Sesungguhnya al-akh mujahid yang berjuang dan berjihad, atau lelaki dakwah, pendokong<br />dakwah mestilah mempunyai tahap pemahaman yang tinggi terhadap agamanya, kefahaman yang<br />syumul, lengkap dan murni dari Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah s.a.w. Dia mesti mempunyai<br />darjah keikhlasan yang besar supaya menjadi tentera dakwah, tentera akidah dan fikrah. Bukan<br />tentera yang mengejar ganjaran dan tujuan kebendaan semata-mata, bukan angkatan yang sematamata<br />mencari kepentingan diri sendiri. Dia mengutamakan kerja dari perkataannya. Apa yang<br />dikatakan itulah yang dikotakan setelah dia mengenali jalan dan mengikhlaskan niatnya kerana<br />Allah semata-mata. Dia membulatkan dirinya untuk dakwahnya (dakwah Islam) dan membebaskan<br />dirinya dari segala prinsip selain Islam dan dari manusia yang tidak menyetujui dakwah Islam.<br />Lantas dia menyediakan dan melengkapkan dirinya untuk berjihad pada jalan Allah demi<br />meninggikan kalamullah dengan mengorbankan segala yang mulia dan yang mahal dari jiwa, harta,<br />waktu dan usaha.<br />"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan<br />memberikan syurga untuk mereka ". (At-Taubah: 111)<br />Dia akan terus menerus berjihad dan berdakwah pada jalan Allah, menuju cita-cita walau<br />berapa lama pun masa hinggalah dia terkorban di dalam jihad itu. Lantas ia mencapai salah satu<br />kebaikan iaitu syahid atau mencapai tujuan dan cita-citanya.<br />"Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah,<br />maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada yang menunggu-nunggu dan mereka tidak<br />sedikitpun merubah (janjinya) ". (Al-Ahzab : 23)<br />Lelaki akidah dan tentera dakwah dituntut supaya melatih dirinya dan beriltizam mematuhi<br />perintah pemimpin jamaah dan melaksanakannya di waktu senang atau susah, di waktu suka atau<br />benci kerana sesungguhnya jalan dakwah itu adalah jihad yang tidak boleh berhenti dan tidak boleh<br />dielakkan. Dakwah dan jihad adalah satu perjuangan yang berterusan untuk sampai kepada tujuan.<br />Segala ujian dan dugaan yang hebat serta dahsyat tidak akan mampu diharungi kecuali oleh orangorang<br />yang benar. Tidak ada sesuatu yang boleh menjamin kemenangan kecuali ketaatan dan<br />persaudaraan yang benar yang berdiri di atas cinta-menyintai dan kasih sayang di antara orang<br />muslim yang lain. Tahap persaudaraan paling minima ialah terpelihara hatinya dari bersangka<br />buruk terhadap mana-mana saudara muslim yang lain. Setinggi-tinggi tahap persaudaraan itu ialah<br />mengutamakan saudaranya yang muslim lebih dari daripada kepentingan dirinya sendiri.<br />4.5 Perkataannya, Perbuatannya dan Jihad<br />Oleh kerana itu, kita lihat ramai lelaki yang hanya pandai berkata-kata bukan merupakan<br />lelaki amal, lelaki amal bukan pula lelaki jihad dan lelaki jihad semata (jihad yang tidak benar)<br />bukan merupakan lelaki jihad yang bijaksana yang mampu membawa hasil yang menguntungkan<br />dengan pengorbanan yang paling sedikit.<br />Ini sesuai dengan apa yang telah diterangkan oleh Al-Imam Asy-Syahid Hassan Al-Banna di<br />dalam Al-Ta'rif :<br />"Sesungguhnya ramai orang yang mampu berkata-kata dan sedikit dari mereka yang<br />bertahan dalam beramal dan bekerja. Tidak ramai pula dari yang sedikit itu yang mampu memikul<br />bebanan jihad yang sukar dan kerja berat. Para mujahidin itulah angkatan yang terpilih yang sedikit<br />bilangannya tetapi menjadi penolong dan menjadi Ansarullah. Ada kalanya mereka itu silap tetapi<br />akhirnya menepati tujuan sekiranya mereka diberi inayah dan hidayah oleh Allah".<br />Kisah Thalut menghadapi Jalut menjadi saksi dan bukti terhadap apa yang kita katakan ini.<br />Bukalah Al-Quran dan bacalah tentang mereka di dalam ayat 246 hingga 252 Surah Al-Baqarah.<br />Oleh kerana itu persiapkanlah diri anda, hadapilah dia dengan pendidikan yang sahih, yang benar<br />dan periksalah dia dengan teliti dan ujilah dia dengan tugas-tugas berat dan kurang disukainya,<br />yang susah dibuatnya dan berat dipikul. Latihlah diri menjauhi syahwat, menjauhi adat-adat dan<br />kebiasaannya.<br />4.6 Sunnatullah Di Dalam Dakwah<br />Setelah kita beransur-ansur melalui peringkat-peringkat persediaan dan tarbiyah, sesuai<br />dengan cara, alat dan segala kemungkinan menurut kemampuan yang ada pada kita sama ada<br />individu atau jamaah, semuanya itu hanyalah sebagai batu-bata yang masih mentah. Setelah<br />semuanya beres, berjalanlah di atas sunnatullah dengan ibtila', ujian dan bencana untuk<br />membersihkan dan membezakan di antara yang tulen dan palsu, antara yang benar dan yang dusta,<br />di antara emas dan tembaga supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya.<br />"Adakah manusia menyangka mereka akan dibiarkan berkata: Kami telah beriman. Pada hal mereka<br />belum diuji, dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka supaya Kami mengetahui<br />orang-orang yang benar atau orang-orang yang bohong." (Ankabut: 2 – 3)<br />"Apakah kamu mengira kamu akan masuk syurga, pada hal belum datang kepadamu (cubaan)<br />sebagaimana halnya orang-orang yang terdahulu sebelum kamu. "Mereka ditimpa oleh malapetaka dan<br />kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah Rasul dan orangorang<br />beriman bersamanya. Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah<br />itu sangat dekat". (Al-Baqarah:214)</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-9954048407537349022010-07-04T18:55:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.714+07:00Penyelewengan Di Atas Jalan Yang Kita Peringatkan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKCxRmmuC8uQJZ4zeafvWq9FOOV_BJ3ivnZfEi8D4Kn52iN8nTD_pyGZcrK32tc30UeQ4cpOhB80fP0b_tSmoQXND6XCco6dY1Wnl0aTptg0L_CiKRY3O5xHJNuNP8FJ5sMIpMyEX5QMRx/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKCxRmmuC8uQJZ4zeafvWq9FOOV_BJ3ivnZfEi8D4Kn52iN8nTD_pyGZcrK32tc30UeQ4cpOhB80fP0b_tSmoQXND6XCco6dY1Wnl0aTptg0L_CiKRY3O5xHJNuNP8FJ5sMIpMyEX5QMRx/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490018974787886818" /></a>Jalan dakwah adalah yang terang petunjuk-petunjuknya, lurus tujuannya, tetapi orang yang berjalan di atasnya sentiasa terdedah kepada penyelewengan yang boleh menjauhkan dia dari perjalanan yang betul. Ini berlaku kerana dia telah menyeleweng atau menyimpang dari jalannya ataupun dia merubah niatnya itu.<span class="fullpost"> Jika tidak, pasti dia akan pulang ke pangkal jalan. Penyelewengan<br />ini selalu terjadi kerana dia terlalu ghairah dan bersemangat. Terutama tatkala kita menyangka<br />bahawa orang yang berminat untuk bekerja di bidang dakwah Islam pada hari ini adalah orangorang<br />yang benar, bersungguh-sungguh dan ikhlas. Sebenarnya mereka hanyalah bersimpati dan<br />terpengaruh dengan apa yang mereka dengar dan saksikan tentang berbagai-bagai penindasan,<br />gangguan, seksaan dan pembunuhan ke atas para pembawa bendera dakwah Islam sebelum<br />meraka.<br />Dari sinilah kita mesti segera menyabarkan para pemuda muslimin yang merupakan<br />buinga-bunga yang sedang mekar dari tengah-tengah gelanggang penglibatan dan pelaksanaan<br />supaya mereka tidak tergelincir dan tidak menyeleweng kerana tidak mempunyai pengetahuan dan<br />penerangan yang cukup. Ini perlu supaya jejak langkah mereka tidak tergelincir setelah tetap dan<br />mantap pendiriannya, supaya mereka sempat memperbaiki urusan mereka sebelum memperbaiki<br />urusan musuh. Di sini kita perlu berjaga-jaga dan memelihara dari berbagai-bagai bentuk<br />penyelewengan kerana menjaga dan memelihara kesihatan lebih baik daripada mengubati dan<br />benarlah firman Allah:<br />"Dan bahawa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia, dan<br />janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain) kerana jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.<br />Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa". (Al-An'aam: 153)<br />Firman Allah:<br />"Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah<br />yang nyata. Maha suci Allah dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Yusuf:108)<br />5.1 Faktor-faktor Yang Membawa Ke Arah Penyelewengan<br />Sebelum kita menyentuh tempat-tempat berlakunya kegelinciran dan penyelewengan dalam<br />memberi penerangan dan penjagaan, lebih dahulu marilah kita teliti dahulu suasana dan situasi<br />semasa dan faktor-faktor yang membawa kepada penyelewengan. Kekosongan jiwa_agama, di mana<br />para pemuda dibiarkan hanyut pada tahun-tahun yang lampau, kedangkalan pelajaran agama, tidak<br />ada tarbiah agama, berkembang merebaknya banjir kerosakan akhlak dan ibahiyah (mengharuskan<br />segala perkara), berleluasanya keraguan dan syak wasangka di dalam akidah, di samping itu hilang<br />ghaibnya kanun dan undang-undang di dalam strategi jamaah yang bertanggungjawab mengatur<br />dan mengorganisasi para pendokong dakwah kepada Allah. Tambahan pula dakwah dan para<br />pendokongnya dipenjara, ditindas dan diganggu. Semuanya itu membangkitkan tindakbalas,<br />cabaran-cabaran lantas menyalakan semangat orang-orang yang mempunyai ghairah ke atas Islam<br />terutamanya di kalangan pemuda Islam dan ini adalah merupakan perkara tabii yang tidak dapat<br />disangkal. Arus kesedaran seperti ini mesti diikat dan ditahan dengan ikatan yang bertujuan<br />memeliharanya dari tergelincir dan terpesong supaya kelak tidak terdedah kepada berbagai<br />tindakan dan pengalaman yang sia-sia dan menghasilkan akibat yang tidak disenangi.<br />5.2 Kita Tidak Menuduh Niat Mereka<br />Dalam kita menyatakan tentang penyelewengan-penyelewengan yang jauh dari jalan<br />dakwah yang sebenar. Kita hanya bertujuan memberi nasihat dan tunjuk ajar dengan semata-mata<br />mengharap keredhaan Allah. Tidak pernah terlintas di fikiran kita untuk menuduh dan meragui niat<br />mereka, ataupun mengganggu seseorang ataupun hendak membuat jahat kepada seorang muslim.<br />5.3 Ilmu dan Penyelewengan<br />Tempat tergelincir yang paling merbahaya ialah fitnah ilmu. Kadangkala orang yang melalui<br />jalan dakwah yang mencari ilmu dasar ma'rifah akan mendapat sedikit sebanyak ilmu kemudiannya<br />ia akan merasakan satu perubahan yang besar dalam drinya, setelah merasai hidup dalam<br />kekosongan dan kesesatan. Dia kagum dan silau matanya dengan sinaran ilmu dan makrifah yang<br />diperolehinya dari hasil kajiannya dan dalam kitab-kitab dan buku dakwah Islam. Dia yakin pula<br />bahawa ilmu yang diperolehinya itu telah banyak lantas menyangka dia telah mempunyai<br />kemampuan untuk beristinbat dan mengeluarkan hukum dari ilmu yang telah diketahuinya dari<br />nas-nas, dalil-dalil Al-Quran dan Sunnah Rasullah s.a.w. Kadangkala pula dia berpegang teguh<br />sebab lahiriah satu-satu dalil dan tidak mahu menerima hujah orang lain. Ketika lain pula dia<br />mudah terpedaya lantas menganggap dirinya telah sampai kepada darjah mujtahid lantas dengan<br />beraninya mengeluarkan fatwa-fatwa hukum syara' di dalam beberapa perkara yang dikemukakan<br />kepadanya. Benarlah ada orang yang berkata:<br />"Orang yang paling berani mengeluarkan fatwa ialah orang yang paling kurang ilmunya".<br />Lebih merbahaya dari itu dia berani pula merendah-rendahkan darjah imam-imam<br />mujtahidin yang silam jika didapati pandangannya bertentangan dengan pandangan mereka mereka<br />atau sekurang-kurangnya dia berkata: "Mereka itu lelaki dan kita pun lelaki juga".<br />Satu lagi tempat tergelincir ilmu iaitu apabila orang yang berjalan di atas jalan dakwah telah<br />dikuasai oleh kelazatan dan keenakan ma'rifah nabi, dimabukkan oleh pembacaan dan mutala'ah<br />semata-mata, sehinggalah jihadnya tertumpu di dalam bidang itu sahaja tanpa melibatkan dirinya<br />lagi di dalam jihad dan amal yang lain yang dituntut oleh agama. Akhirnya hatinya menjadi terlalu<br />seronok dan kyusuk dalam membaca berbagai kitab dan berlumba-lumba membaca berbagai<br />majalah yang dipenuhi makalah ilmiah semata-mata. Ini membuatkan dia leka dari memberi<br />perhatian ke arah menyuburkan iman, memperkuat jihad dan latihan dakwah Islam. Ini adalah<br />membaliksongsangkan segala pertimbangan dan menyalah-gunakan segala pertimbangan dan<br />menyalah-gunakan pengertian yang menyokong usaha tolong menolong yang membawa hasil.<br />Cara untuk memelihara diri dari yang demikian ialah dengan cara menuntut ilmu yang<br />berguna tanpa mudah terpedaya dan tidak melewati batas, dan selalulah merasa yakin bahawa apa<br />yang telah kita ketahui adalah lebih baik dari apa yang belum kita ketahui. Barangsiapa yang<br />mengaku bahawa dia telah mengetahui maka dia telah menjadi jahil. Kemudian kita cantum ilmu<br />dengan amal. Janganlah kita terlalu berani mengeluarkan fatwa. Kita mestilah sentiasa berlapang<br />dada tanpa menutup diri dan membekukannya dengan kefahaman yang terbatas. Kita mestilah<br />meletakkan manusia dan menilai mereka menurut darjah dan kedudukan mereka. Semoga Allah<br />memberi rahmat kepada seseorang yang mengenali kadar dirinya.<br />5.4 Di Antara Furu'iah (Cabang) dan Usul<br />Satu lagi penyelewengan yang berlaku ke atas orang yang berjalan di atas jalan dakwah<br />ialah lebih mementingkan bentuk lahir daripada isi dan batin, atau sibuk mengurus lahir sebelum<br />mengurus isi dan batin. Ini adalah salah dan bahaya pada waktu ini. Pada hal sepatutnya sebelum<br />kita menyuruh orang yang kita seru dengan perkara-perkara furu'iah kita mestilah terlebih dahulu<br />bersama mereka mengukuhkan dan menegakkan perkara-perkara usul atau dasar akidah Islam<br />dalam diri kita. Ini nantinya akan mendorong kita untuk menyerah diri mengikuti perintah Allah<br />lantas bengun melaksanakan segala ajaran Islam. Mulai dari kuliah hinggalah kepada juz'iah. Kita<br />akan dengan rela hati menerima baik segala ajaran Islam dari yang sebesar-besarnya hingga kepada<br />yang sekecil-kecilnya sebagai ibadat kita kepada Allah. Tetapi kalau kita jadikan perkara furu'iah<br />(cabang-cabang) sebagai asas yang kita mesti iltizam dengannya sebagai asasi sedangkan kita baru<br />mulai berjalan di atas jalan dakwah, maka da'i yang sedemikian rupa menjadikan mereka yang kita<br />seru menjauhkan diri dari dakwah kita dan secara langsung kita menghalang mereka dari berjalan di<br />atas jalan dakwah bersama kita. Akhirnya secara tidak disedari kita dapati diri kita terasing<br />disebabkan oleh uslub dan cara yang salah. Kita mestilah mampu membezakan di antara<br />mengiltizamkan diri dan mengiltizamkan orang lain dari diri kita. Kita telah pun maklum pada diri<br />kita bahawa akidah Islam itu bermula dengan menegakkan akidah; iman dan tauhid di dalam jiwa<br />dan iman itulah yang mendorong para da'i untuk menyerahkan diri pada Allah mengikut perintah<br />Allah tanpa ragu dan bimbang. Oleh kerana kita tidak boleh menyeleweng dari manhaj dan cara<br />yang bijaksana ini.<br />"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan nikmat dan nasihat yang baik". (AnNahl:125)<br />5.5 Antara Berkeras-keras dan Bersusah-payah<br />Kadang-kadang orang yang berjalan di atas jalan dakwah terlepas dari penyelewengan yang<br />lain yang tidak kurang bahayanya. Dia terlalu berkeras sangat, bersusah-susah sangat lalu<br />membebankan dirinya dengan melakukan tugas-tugas ketaatan dan ibadat yang di luar<br />kemampuannya dengan keyakinan bahawa perlakuan yang demukian untuk melatih diri dalam<br />rangka memudahkannya untuk mengikut manhaj Ilahi. Akhimya ia tidak mampu meneruskan<br />perjalannya lalu tercicir di tengah jalan hingga sanggup mencuai-cuaikan perkara-perkara yang<br />fardhu dan asasi hinggalah kepada perkara-perkara sunat dan nawafil. Rasulullah telah<br />mengarahkan Mta supaya mengelakkan diri dari cara yang demikian. Sabda Rasulullah s.a.w. yang<br />bermaksud "Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu jemu".<br />Di sini kita wajib membezakan di antara tindakan yang tegas penuh kesungguhan dengan<br />berpayah-payah serta membebankan diri di luar kemampuan. Sesungguhnya nafsu itu adalah ibarat<br />anak kecil, apabila dia dicuaikan akan terus mencintai penyusuan tetapi apabila dipisahkan<br />daripadanya ia akan berhenti menyusu kepada ibunya. Jadi tidak boleh tidak mestilah nafsu itu<br />ditundukkan dan dikendalikan di dalam batas-batas kemampuan kerana Allah Taala telah berfirman<br />sebagai ajaran untuk kita:<br />"Ya Tuhan kami janganlah Jingkau membebankan kami sesuatu bebanan yang tidak sanggicp kami<br />memikulnya". (Al-Baqarah: 286)<br />Jalan dakwah itu adalah panjang dan sukar jadi para pendokong dakwah yang ingin maju<br />meneruskan dakwah janganlah membebankan dirinya dengan bebanan yang dia sendiri tidak<br />mampu memikulnya. Kerana amal yang sedikit tetapi berterusan itu lebih baik dari amal yang<br />banyak tetapi terputus dan terhenti di tengah jalan. Kita juga tidaklah sepatutnya bersikap<br />melampau dan cuai, kerana bebanan kita banyak, sementara itu pula dakwah memerlukan para<br />pendokongnya yang mempunyai cita-cita yang tinggi, kemahuan yang kuat, keazaman yang tegas,<br />tangkas dan unggul.<br />5.6 Di Antara Sikap Terburu-buru dan Longgar<br />Adakalanya orang yang berjalan di atas jalan ini terlalu optimis. Apabila ia tidak melihat<br />sebarang tanda-tanda kemenangan sedangkan pada hematnya ia telah mengalami berbagai-bagai<br />kepayahan dan ujian disepanjang jalannya, dan ia telah memberi pengorbanan yang semaksimanya.<br />Dia mungkin terdorong oleh semangatnya yang berapi-api dan penuh ghairah untuk menggunakan<br />kekuatan senjata sebagai cara untuk mempercepatkan perjalanan. Lidahnya seolah-olah berkata:<br />"Walaupun aku yang datang kemudian, aku mestilah mampu membuat sesuatu yang tidak dapat<br />dibuat oleh orang-orang dahulu".<br />Dengan demikian, dia dan orang-orang yang bersetuju dengannya membuat sesuatu di luar<br />perencanaan yang rapi, yang di dorong oleh semangat yang berapi-api dan membabi-buta. Akhirnya<br />bukan sahaja tidak sampai kepada matlamat yang dicita-citakan bahkan merosakkan dan<br />membahayakan harakah Islam. Wajib difahami secara mendalam bahawa kekuatan yang pertama<br />ialah kekuatan akidah dan keteguhan iman dan diiringi pula dengan kekuatan persatuan dan<br />perpaduan. Akhir sekali barulah kekuatan tangan dan senjata. Itu pun jika sudah tidak mempunyai<br />jalan dan pilihan lain. Oleh kerana itu marilah kita sama-sama rujuk kembali dan cuba memahami<br />maksud kata-kata indah dan halus oleh Imam Hassan Al-Banna di dalam tulisannya di dalam<br />"RISALAH MUKTAMAR KELIMA" di bawah tajuk "Al-Ikhwan: Kekuatan Serta Pemberontakan".<br />5.7 Di Antara Politik dan Tarbiah<br />Di sana ada lagi satu penyelewengan yang boleh menjauhkan kita dari jalan yang sihat iaitu<br />kita memandang ringan terhadap proses tarbiah, pembentukan dan perlunya beriltizam dengan<br />ajaran Islam dalam membentuk dasar dan asas yang teguh. Lantas kita seolah-olah melatah lalu<br />menggunakan cara dan uslub politik menurut sikap dan telatah parti-parti politik. Kita akan mudah<br />terpedaya dengan kuantiti anggota yang kita ambil yang dianggap menguntungkan tanpa<br />mewujudkan iltizam tarbiah. Ini adalah satu jalan dan cara yang sangat merbahaya yang tidak<br />dipercayai akibatnya. Ini mungkin menyediakan anasir yang kukuh yang mampu memikul hasil<br />kemenangan, kekukuhan dan kekuasaan untuk Islam.<br />Sebenarnya kita tidak kekurangan kuantiti, tetapi kita kekurangan kualiti. Kita kekurangan<br />bentuk dan contoh Islan yang kuat imannya yang membulatkan dirinya untuk dakwah, rela<br />berkorban pada jalan dakwah dan jihad fi-sabilillah dan yang sentiasa istiqamah hinggalah bertemu<br />Tuhannya. Oleh kerana itu marilah kita beriltizam dengan tarbiah dan janganlah kita redha<br />menukarkannya dengan cara yang lain.<br />5.8 Di Antara Dakwah dan Manusia<br />Kita adalah manusia yang kadangkala benar dan kadangkala salah dan kadangkala kita<br />berbeza pendapat. Ini merupakan perkara biasa bagi sesiapa yang bekerja dan berusaha di dalam<br />sesuatu bidang. Tetapi, di bawah naungan cinta, kasih sayang dan persaudaraan kerana Allah, dan<br />dorongan ikhlas dan tajarrud (membulatkan diri kerana Allah), segala kesalahan boleh<br />diperbetulkan, perbezaan pendapat boleh diperbaiki, penerangan boleh dibentangkan,<br />dipertimbangkan dan dirumuskan serta diselaraskan. Hal ini melahirkan tolong-menolong dan<br />bahu-membahu di antara kita semua. Perbezaan pendapat di dalam sesuatu perkara tidak<br />merbahaya selagi ditauti oleh rasa cinta dan kasih sayang. Tetapi jika ditonjolkan oleh orang-orang<br />yang tertentu yang mempunyai kepentingan lalu dikobarkan di dalam suasana marah kerana<br />membela diri ditambah lagi rasa bangga di dalam melakukan dosa dan mengampu orang-orang<br />yang tertentu yang boleh merugikan dakwah. Maka di sinilah syaitan masuk campur dan akan<br />melahirkan perpecahan. Akhirnya segala usaha menjadi hancur berantakan, waktu dihabiskan<br />dalam perbalahan kemudian berusaha pula membuat perdamaian. Jika perkara seperti ini terus<br />terjadi dan berulang maka dakwah dan kepentingannya akan terkorban di dalam suasana yang<br />sedemikian. Pada hal sewajarnyalah segala usaha yang membina perlu ditumpukan kepada generasi<br />yang sedang tumbuh dan mekar dalam mendidik dan mempersiapkan mereka dengan sebaikbaiknya.<br />Inilah sebahagian dari penyelewengan dan ketergelinciran di sepanjang jalan dakwah.<br />Marilah kita sedari dan pelihara diri kita daripadanya. Kita sentiasalah tanpa henti meminta<br />pertolongan kepada Allah Taala supaya dia membawa kita, memimpin kita melalui jalan yang benar<br />dan menunjuki kita jalan lurus kerana sesungguhnya Dia Maha Kuasa membuat apa yang<br />dikehendakinya</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-4456497251555808752010-07-04T18:52:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.725+07:00Lagi......Mengenai Penyelewengan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsRQKUAeLgrcKuWqx9Zb-QGseg7gbEOQOf1gQRglg9njsZHQ3AAdXqBuzZDn5OvRAKyjuXMWcnFBTpDWyWcKwBIefV4hRQBydToYKDvFC1YhCwJIW28cE8pJMSfVqFlzVLqBBshp6k5hZi/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsRQKUAeLgrcKuWqx9Zb-QGseg7gbEOQOf1gQRglg9njsZHQ3AAdXqBuzZDn5OvRAKyjuXMWcnFBTpDWyWcKwBIefV4hRQBydToYKDvFC1YhCwJIW28cE8pJMSfVqFlzVLqBBshp6k5hZi/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490018307271953618" /></a>Memandangkan pentingnya di beri perhatian kepada penyelewengan dan betapa bahayanyamdan kerana menyambut saranan beberapa orang ikhwan, wajarlah kita membincangkannya sekali lagi untuk memberi penjelasan yang lebih lanjut di samping kita beriltizam untuk tidak menuduh dan buruk sangka kepada sesiapa pun.<span class="fullpost"> Yang paling kita utamakan di sini ialah golongan pemuda<br />Islam yang berminat untuk merealisasikan kebaikan untuk Islam. Kesalahan di dalam konsep,<br />kedangkalan di dalam kefahaman itulah yang membuat mereka tergelincir dan terpesong. Mereka<br />tergelincir dan terseleweng dari segi fikrah dan harakiah. Semakin hari semakin bertambah<br />penyelewengannya dan terus terpesong dan tersalah di dalam berbagai kegiatan dan tindaktanduknya<br />kecuali jika mereka diberi rahmat oleh Allah dan dibawaNya kepada Siratul-Mustaqim -<br />jalan yang lurus.<br />"Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia janganlah kamu mengikuti jalanjalan<br />yang lain lalu kamu dicerai-beraikan dari jalan-Nya, demikianlah Allah mewasiatkan kepada kamu agar<br />kamu bertaqwa". (Al-An'aam: 153)<br />6.1 Kontradiksi dan Kesulitan<br />Seseorang muslim yang ghairah dan memandang disekitarnya akan mendapati masyarakat<br />kita penuh dengan kontradiksi dan pertentangan yang hebat di antara waqi' (realiti) yang<br />merosakkan masyarakat ini dengan bentuk dan konsep yang dikehendaki oleh Islam untuk<br />masyarakat Islam. Dia akan dapati bahawa kehidupan di hari ini ditimpa oleh wabak dosa, dilanda<br />kemungkaran dan dilumuri maksiat lahir dan batin. Di satu pihak yang lain pula dia mendapati<br />kehidupan Islam yang bersih dari semua itu. Lantaran itu dia berdukacita dan berasa sangat hiba.<br />Manakah yang mesti dipilih dan diikut?<br />Adakah dia akan menyerah bulat-bulat kepada realiti dan bersikap negatif seperti<br />kebanyakan orang yang dengan mudah boleh melupakan segala apa yang diwajibkan Islam. Islam<br />mewajibkannya berusaha mengubah realiti dan suasana yang rosak itu dari terus terbenam ke<br />lembah maksiat dan mungkar menukarkan suasana dan kenyataan itu kepada bentuk Islam hingga<br />menjadi suasana dan realiti Islam. Ataupun dia mesti bersikap positif, tegas dan tangkas lantas<br />menyahut seruan akidahnya yang mendesak. Sikap ini nanti memberi dorongan kuat kepadanya<br />supaya dia bekerja dan berusaha merubah suasana yang rosak itu kepada suasana Islamik. Biasanya<br />dia akan memilih yang kedua itu kerana akidah sebenarnya mempunyai kuasa yang kuat ke atas<br />jiwa manusia. Tatkala itulah dia akan memikirkan segala tindakan, cara dan jalan. Hal ini<br />terutamanya berlaku di kalangan anggota yang baru dilatih dan kurang pengalaman. Jika sekiranya<br />tidak ada sesiapa yang memberi tunjuk ajar dan membimbingnya kepada jalan berfikir, berusaha<br />dan tindakan yang sihat, mungkin dia akan memilih jalan yang menyeleweng dan terus terdorong di<br />dalam penyelewengan sedangkan dia masih menganggap yang dia tetap di atas jalan yang benar<br />dan cara yang bijaksana, lalu ia menyalahkan usaha orang lain yang tidak bersetuju dengannya. Ini<br />akan membahayakan usahanya dalam rangka membawa kabaikan kepada Islam dan Muslim.<br />6.2 Siapakah Yang Bertanggungjawab<br />Apakah kita patut menyalahkan si penyeleweng itu sendiri dan mengganggap dia sahaja<br />bertanggungjawab terhadap penyelewengannya pada hal kita tahu niatnya baik ? Ataupun kita<br />periksa dan teliti sebab-sebab sebenarnya yang bertanggungjawab menyebabkan perkara tersebut<br />berlaku. Kekosongan jiwa agama yang dihayati oleh golongan pemuda, kontradiksi yang maha<br />hebat di antara realiti masyarakat yang rosak dengan idealisma masyarakat Islam yang dicitacitakan,<br />penindasan, gangguan dan penyiksaan yang dahsyat yang ditimpakan kepada para duat.<br />Ditambah lagi dengan melihatkan kekuasaan berada di tangan golongan perosak dan para jaguh<br />kejahatan yang bebas bertindak sesuka hati sedangkan jamaah Islam yang bertanggungjawab<br />mengumpulkan dan mendidik para pemuda yang berminat dan mahu bekerja untuk Islam di dalam<br />keadaan lemah dari segi tanzimnya. Sepatutnya jamaah inilah yang mengarahkan, menunjukkan<br />dan membimbing mereka melalui jalan dakwah menurut perjalanan RasuluUah di zaman silam,<br />begitu juga kita berjalan di atasnya pada hari ini dan seterusnya hingga kita menemui Allah.<br />Inilah faktor utama yang membawa para pemuda kepada penyelewengan. Mereka<br />tergelincir dari segi fikrah dan harakah (gerakan). Umpama kita melihat hukum-hukum yang<br />membahayakan akidah orang lain disebarkan dengan mudah tetapi yang melibatkan kedudukan,<br />muamalah, solat dan urusniaga pula berdasarkan kepada hukum-hukum dan fatwa yang<br />merbahaya, begitu berani dan tergopoh-gapah. Ataupun lahir pula bentuk-bentuk amal yang<br />mendadak akibat dorongan sikap tergopoh-gapah serta akibatnya dan demikianlah seterusnya. Jadi<br />dalam hal ini kita mesti berusaha mengatasi sebab-sebab yang hakiki itu sekiranya kita hendak<br />merawat punca sesuatu masalah.<br />Kita mestilah merasakan bahawa menjadi kewajipan kita supaya menerangkan kepada para<br />pemuda Islam tentang jalan yang benar dan sahih untuk fikrah dan amal Islami di dalam<br />perlaksanaan kalimah-kalimah ini berpandukan pengalaman generasi silam dengan mengharap<br />hidayah dan taufik dari Allah.<br />6.3 Syumul dan Berpandangan Jauh<br />Kita mestilah mempunyai pandangan yang syumul (lengkap) dan mendalam dalam kita<br />bekerja untuk Islam kerana urusan ni bukanlah semata-mata hanya melayani semangat dan<br />tindakan-tindakan yang tidak mengambilkira sebarang akibat dan natijah. Pengalaman dan ujian<br />pahit masa lalu telah menunjukkan kepada kita bahawa semangat yang meluap-luap bukanlah bukti<br />kekuatan iman penganutnya, malah ia menunjukkan kedangkalan jiwanya dan kurangnya<br />persediaan serta tidak bersabar di atas kesusahan jalannya. Biasanya terlintas di fikiran mereka<br />bahawa emosi, lonjakan dan semangat yang meluap-luap itu kononnya dapat merealisasikan<br />sesuatu untuk Islam yang tidak dapat direalisasikan oleh orang sebelumnya. Lebih melampau pula<br />mereka menuduh orang yang tidak bersetuju dengan lonjakan emosi dan luapan semangat sebagai<br />orang yang bacul dan lemah.<br />Sesungguhnya tugas, kewajipan yang diusahakan oleh para duat untuk merealisasikan batas<br />Islam adalah besar dan agung. Bukan hanya sekadar perubahan sampingan atau sebahagian atau<br />tempatan. Sesungguhnya ini adalah perubahan yang menyeluruh iaitu membangunkan daulah<br />Islam yang global kerana dakwah kita adalah bersifat sejagat dan untuk seluruh manusia. Musuh<br />dakwah Islam juga merupakan dunia antarabangsa, tidak hanya di suatu tempat tertentu sahaja.<br />Dunia hari ini bukanlah dunia semalam. Pengaruh alat-alat komunikasi yang moden tidak<br />meninggalkan sesuatu bahagian dari bumi ini terasing dari yang lainnya. Segala peristiwa yang<br />berlaku di suatu bahagian bumi menimbulkan reaksi yang cepat di seluruh dunia yang mesti diberi<br />perhatian dan perhintungan yang sewajarnya.<br />6.4 Jalan Yang Sahih<br />Sesungguhnya kebesaran tugas ini, banyaknya rintangan dan penindasan, berleluasanya<br />pengintipan musuh-musuh Islam terhadap kebangkitan Islam dan harakah Islam, tidak dapat<br />dijadikan alasan dan sebab untuk meninggalkan kerja dan usaha untuk Islam.<br />Perlulah diubah kenyataan yang batil dan membangunkan daulah yang hak, tetapi mestilah<br />dengan jalan yang sahih dan benar. Menanam kukuh asas akidah di dalam jiwa, mendidik dan<br />mempersiapkan generasi mukmin yang benar dan mampu bangkit membuat perubahan,<br />membangunkan rumahtangga muslim yang menjelmakan Islam dalam seluruh kegiatan dan aspek<br />kehidupan, bekerja dan berusaha bersungguh-sungguh memenangi public opinion (pandangan<br />orang ramai) supaya mereka memihak kepada dakwah Islam. Faktor-faktor ini merupakan dasar<br />yang teguh untuk membangunkan undang-undang dan daulah Islam. Inilah jalan yang sahih dan<br />benar untuk menegakkan dan memenangkan dakwah Islam di muka bumi ini tanpa bergopohgapah<br />untuk mencapai hasil. Ini kerana sesungguhnya masa itu diukur dengan umur dakwah bukan<br />umur perseorangan.<br />Mungkin ada orang berkata: "Jalan ini lambat dan tidak mungkin melahirkan cita-cita yang<br />diharapkan. Lebih-lebih lagi dengan adanya cangkul peruntuh iaitu setiap persiapan dan<br />kelengkapan yang dibawa oleh pendokong kebatilan, lalu dengan mudah diruntuhkannya satu<br />demi satu".<br />Kita jawab: "Sesungguhnya pendapat ini tidak benar tidak sihat kerana sejarah<br />mendustakannya. Sirah Rasullulah s.a.w. mengatakan dan menegaskan bahawa sesungguhnya<br />dakwah Allah yang dikumandangkan oleh Rasulullah s.a.w. telah berjalan di atas jalan seperti ini,<br />di dalam suasana yang serupa di zaman ini, namun demikian baginda dapat memantapkan dasar<br />dasarnya".<br />Akhirnya Allah memberi kemenangan kepada baginda walau bagaimana besar sekalipun<br />penentangan pendokong kufur dan kebatilan dengan segala tipu daya mereka dan cangkul<br />peruntuh yang cuba membinasakan usaha baginda. Kelengkapan kufur dan jahiliah tidak mampu<br />meruntuhkan asas dan dasar orang yang beriman lantaran kekuatan iman dan kejituan akidahnya<br />dan sekarang sejarah akan mengulangnya lagi. Allah akan memberi kemenangan kepada yang hak<br />dan menghapuskan yang batil walaupun dibenci oleh golongan penjajah dan kufur dan benarlah<br />Allah Yang Maha Agung di dalam firmanNya:<br />"Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang<br />sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang memberi menfaat kepada manusia, maka ia tetap di<br />bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan ".(Ar-Ra'ad: 17)<br />6.5 Merubah Realiti dan Manghapuskan Kemungkaran<br />Sesungguhnya rasa tanggungjawab untuk merubah realiti masyarakat yang buruk dan hina<br />serta berselaput dengan segala adat lapuk tidaklah bererti terpaksa dirubah serta merta dan<br />memerangi secara langsung atau memasuki medan pertentangan. Ini akan melibatkan para<br />pendukugnya jatuh ke dalam satu pertarungan juz'iah yang mungkin memburukkan bentuk usaha<br />dan amal Islami dan menjauhkan manusia dari para da'i malah membangunkan tembok penghalang<br />di antara manusia dengan mereka tanpa menemui jalan kebenaran.<br />Janganlah disangka dengan meruntuhkan tempat yang dianggap manusia sebagai tempat<br />keramat dan sakti akan dapat menghalang orang awam membuat perkara yang bertentangan<br />dengan syariat Islam di sekitar tempat yang dianggap keramat itu atau akan menghalang mereka<br />daripada membangunkan semula bangunan keramat seperti itu pada masa akan datang. Janganlah<br />kita menyangka bahawa dengan meruntuhkan kedai-kedai arak dan tempat-tempat hiburan akan<br />menghapuskan mungkar dan maksiat dan akan membersihkan masyarakat daripadanya.<br />Di zaman mutakhir ini ada kejadian di mana ada segolongan manusia meruntuhkan<br />bebetapa bangunan hiburan dan kedai arak. Apakah yang terjadi sesudah itu? Para pendokong<br />maksiat dan mungkar segera membangunkan semula bangunan-bangunan yang lebih hebat<br />daripada sebelumnya. Mereka berkata: "Mereka meruntuhkannya dan merobohkannya<br />tetapi Allah memperkembangkannya dan memperbaikinya". Demikianlah pendokong maksiat<br />dan mungkar dengan sombong dan berani mereka kepada Allah. Itulah yang dipropagandakan<br />melalui suratkhabar.<br />Ini cuma satu contoh sahaja dan terdapat banyak lagi contoh-contoh yang lain dan lebih<br />bahaya dari itu yang mesti kita berwaspada daripadanya. Kerana sesungguhnya merubah<br />kemungkaran dengan cara seperti ini di dalam peringkat dakwah seperti sekarang ini bukanlah cara<br />yang betul. Jangan pula disangka bahawa tanpa berbuat demikian kita redha menerima realiti yang<br />buruk dan merosakkan itu ataupun disangka bahawa kita telah mengakui kemungkaran. Tiada<br />faedahnya kalau berusaha memperbaiki cabang-cabang pada hal pokoknya telah rosak binasa.<br />Marilah layangkan pandangan kita kepada Rasulullah s.a.w. di dalam peringkat dakwah<br />baginda di Mekah. Tidak mampukah baginda menyuruh sebahagian sahabatnya supaya<br />meruntuhkan berhala-berhala yang berdiri di sekitar Ka'abah di Masjidil Haram itu dengan tujuan<br />menghapuskan kemungkaran atau membunuh orang dari peminpin kufur untuk melemahkan<br />kekuatan dan kekuasaan mereka. Rasulullah s.a.w. tidak pernah menyuruh berbuat demikian di<br />dalam marhalah itu kerana tindakan juz'iah seperti itu akan menambahkan kemarahan para<br />pendokong syurik dan penyembah berhala yang sememangnya telah marah kepada Rasulullah<br />s.a.w. dan para sahabat baginda. Sebagai tindakbalas mereka nanti bersungguh-sungguh mencari<br />orang-orang mukmin di setiap tempat untuk bertindak lebih keras lagi ke atas mereka dan terus<br />membunuh mereka seluruhnya. Sedangkan orang-orang mukmin pada waktu itu baru merupakan<br />benih yang lemah dan lembut. Kemudian para pendokong syirik dan berhala itu akan<br />membangunkan semula berhala mereka di situ dan boleh jadi lebih baik daripada yang telah<br />diruntuhkan. Tetapi Rasulullah s.a.w. menunggu waktu dan hari yang sesuai, barulah setiap berhala<br />itu diruntuhkan tanpa menerima tentangan dan akhirnya mereka tidak bangun lagi sesudah itu. Ini<br />terjadi setelah tentera mujahidin dari Madinah datang menawan kota Mekah pusat kufur dan<br />jahiliah di tanah Arab itu. Setahun sebelum peristiwa besar itu berlaku, Rasulullah dan muslimin<br />bertawaf di Baitullah padahal berhala itu masih berada di sekitar Ka'aah dan orang-orang kafir<br />Quraisy berada di luar Mekah. Namun demikian Rasulullah belum lagi menyuruh sahabatsahabatnya<br />meruntuhkan barhala-berhala itu. Mengapa? Kerana belum tiba masa yang sesuai, tetapi<br />kemudiannya berhala-berhala itu telah dimusnahkan apabila waktu yang sesuai:<br />"Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu<br />sesuatu yang pasti lenyap".(Al-Isra': 8)<br />Sepohon kayu yang besar dan keras batangnya, adalah bermula dari batangnya yang lembut<br />dan beransur-ansur naik tinggi, kerana menurut hikmah yang dikehendaki Allah. Setiap kali ditiup<br />angin kencang atau dipukul ribut taufan, dia melentok lembut dan condong bersama angin tetapi<br />setelah ribut itu reda, dia akan tegak kembali. Waktu demi waktu dia beransur tumbuh dan<br />membesar, akarnya terus menjalar di setiap penjuru, batangnya beransur besar dan keras sedikit<br />demi sedikit dan condongnya pula berkurangan bersama tiupan angin sehingga tiba waktu<br />sempurna kekuatan batangnya, kedalaman dan kejauhan jalaran akar umbinya dan mampu<br />menghadapi angin dan ribut taufan. Di waktu itulah dia tidak akan patah dan tidak dapat dicabut<br />oleh angin ribut. Cubalah kita fikirkan batang yang tinggi pada mulanya dan keras tentu mudah<br />dipatahkan oleh angin ribut atau dicabut ribut. Demikianlah juga dakwah Islam di waktu tumbuh<br />dan berkembangnya diperingkat lemah dan sedikit bilangannya, adalah tidak sesuai baginya<br />menghadapi musuhnya dengan kekuatan dan kekerasan, tetapi mestilah dihadapi dengan<br />kesabaran, ketabahan, ketahanan, redha menerima segala derita sehingga ia menjadi satu organisasi<br />yang kuat.<br />Demikianlah pula sebaliknya, adalah tidak benar kalau kita paksa pokok yang telah keras<br />batangnya untuk tunduk dan condong sebab yang demikian itu merbahaya kepadanya. Demikian<br />juga halnya dengan harakah Islam, apabila dia telah kuat, tidaklah ia redha menerima taraf<br />kedudukan yang lemah. Oleh kerana itu, di waktu itu telah turun firman Allah:<br />"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi kerana sesungguhnya mereka telah dianiayai.<br />Dan sesungguhnya Allah benar-benarMaha Kuasa menolong mereka<br />itu ".(Al-Hajj: 39)<br />6.6 Kesabaran, Ketahanan dan Penyampaian Dakwah<br />Gambaran ideal lagi benar dalam jihad di tahap permulaan dakwah tergambar di dalam<br />kesabaran atas gangguan dan ketahanan di medan dakwah serta bersungguh-sungguh menjalankan<br />dakwah. Proses ini kadangkala mengakibatkan istisyhad (mati syahid) sebagaimana yang terjadi<br />kepada Yassir dan Sumayyah r.a. Tiga unsur yang sangat penting di peringkat pertama dakwah<br />ialah sabar, tetap bertahan (istiqamah) dan menyampaikan dakwah. Itulah rahsia kehidupan<br />dakwah Islam. Itulah sebab-sebab yang mengekalkannya dan mengembangkannya.<br />Sesungguhnya contoh-contoh kesabaran dan ketahanan seperti Yasir, Sumaiyah dan Bilal<br />serta lain-lain sahabat Rasulullah s.a.w. telah membawa peranan penting dan utama untuk dakwah<br />pada waktu itu. Dari sinilah kita sentiasa mendapat bekalan dan kekuatan yang mendorong kita<br />meneruskan dakwah dan jihad setiap kali kita membaca sirah mereka.<br />Kelihatan pada zahirnya ada orang yang menyangka bahawa sikap tersebut sebagai sikap<br />dan tindakan negatif. Sangkaan tersebut adalah salah kerana hakikatnya itulah kemuncak positif. Di<br />dalam kesabaran, ketahanan dan terus menyampaikan dakwah, inilah pemberian, penanggungan<br />dan penentangan terhadap pendokong kebatilan berkesudahan dengan kekakalahan mereka dengan<br />kekuatan iman dan kekuatan akidah para penganut Islam di masa itu. Kekalahan sedemikian telah<br />dirasai oleh Abu Jahal berhadapan dengan kesabaran dan ketahanan Bilal r.a.<br />6.7 Jihad dan Menjual Diri Kepada Allah<br />Sebahagian pemuda bertanya: "Selagi jihad itu perlu dan kita telah berjanji menjual diri dan<br />harta kepada Allah, mengapa kita tidak berjihad dan menyerahkan harta kepada Allah?". Saya<br />jawab: "Sesungguhnya orang yang telah menjual diri dan hartanya kepada Allah, tidak berhak<br />mengorbankan diri dan hartanya itu sebarang waktu dan amal yang dikehendakinya, tetapi mestilah<br />pada waktu dan di dalam amal dan usaha yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Sesungguhnya<br />Allahlah yang mengira, yang mengarahkan bila, di dalam kerja apa, dan bagaimana kita<br />menyerahkan jiwa dan harta kita. Sama ada di tengah-tengah gangguan, penindasan, penyiksaan,<br />kesabaran dan ketahanan ataupun di tengah-tengah peperangan, jihad dan penentangan kepada<br />musuh-musuh. Janganlah kita mudah didorong oleh sentimen, perasaan melulu atau terburu-buru<br />mempercepatkan natijah serta buahnya lalu kita membuat kerja-kerja, usaha-usaha dan pertarungan<br />yang juz'iah di mana kita mengorbankan jiwa dan harta kita tanpa membawa f aedah yang nyata<br />untuk dakwah. Tindakan-tindakan begini membawa keuntungan dan menambah kekuatan para<br />pendokong kebatilan. Satu dari pengertian indah di dalam masalah ini ialah sepotong kata-kata<br />hikmah, "Orang yang telah menjual dirinya kepada Allah tidak berhak ke atas orang yang<br />menyiksanya. Sesungguhnya Allahlah yang mempunyai hak ke atasnya sama ada Dia hendak<br />mengampuninya ataupun menyiksanya".</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-62252555915542205972010-07-04T18:49:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.736+07:00Penyelewengan Di dalam Masalah Kafir Mengkafir<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg9fpPqUs3E7uipxW30DVC8rZ2qNNwfB-5jxceGyNFer0PFcE__yNAKNs61zgz3HqqBTh7nYoBwZx8GpVFM_1lJ5jgnvJ9PCvdhxysjla47cex_RkVgZhzCoUnhmPTvvCRju0BiTimpTmm/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg9fpPqUs3E7uipxW30DVC8rZ2qNNwfB-5jxceGyNFer0PFcE__yNAKNs61zgz3HqqBTh7nYoBwZx8GpVFM_1lJ5jgnvJ9PCvdhxysjla47cex_RkVgZhzCoUnhmPTvvCRju0BiTimpTmm/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490017458020387954" /></a>Tadi saya telah terangkan tentang penyelewengan di jalan dakwah boleh mendatangkan akibat-akibat yang merbahaya kepada dakwah dan pendokong-pendokongnya. Kita tambahkan lagi di sini bahawa penyelewengan fikrah adalah lebih merbahaya dari penyeleweng harakah kerana di dalam fikrah yang sahih dan benar akan melahirkan harakah yang sahih dan dari situ dapat dibetulkan segala penyelewengan dan kesalahan harakah.<span class="fullpost"> Jadi fikrah yang sihat melahirkan harakah<br />yang sihat. Tetapi kalau fikrah telah menyeleweng, segala tindakan-tindakan harakah yang timbul<br />daripadanya tidak akan membawa sebarang kebaikan, malah membahayakan lagi sia-sia.<br />Oleh itu kita dapati di dalam tahap permulaan dakwah Islam, Rasulullah s.a.w. telah<br />menyempurnakan peneguhan dan pemantapan akidah dan konsep yang sihat sejahtera lagi terang<br />dan nyata tentang Islam dan risalahnya. Turunnya wahyu satu ayat demi satu ayat dan surah<br />memantapkan dan mengukuhkan dasarnya, menerangkan, memperbetulkan dan<br />menyampaikannya, dan Rasulullah s.a.w. sendiri menerangkan, menjelaskan dan bertindak dengan<br />amalan yang benar dan sempurna dan menghapuskan segala penyelewengan amalan.<br />Di atas jalan itu juga, Imam As-Syahid Hassan Al-Banna berusaha dengan seluruh tenaga<br />dan kemampuannya untuk menyatukan umat Islam di atas akidah yang sahih dan sempurna dan<br />kefahaman yang mendalam, teliti dan sahih tentang Islam melalui al-Quran dan sunnah Rasulullah<br />s.a.w. Beliau tidak leka pula mengawasi penyelewengan fikrah yang boleh menimbulkan satu<br />perpecahan dari berbagai-bagai perpecahan yang telah sedia banyak itu. Beliau membawa mereka<br />kembali kepada sirah salafussoleh dengan kefahaman dan amalan mereka yang sejahtera untuk<br />Islam di bawah naungan wahyu dan persahabatan dengan Rasulullah s.a.w. Beliau menjadikan<br />kefahaman itu sebagai rukun pertama dari rukun bai'ah-persetiaan- kerana sesungguhnya semua<br />rukun bai' ah diasaskan di atasnya dan sangat kuat hubungannya dengan rukun-rukun tersebut.<br />Beliau telah menentukan baginya (kefahaman) dua puluh usul sebagai pagar yang mengelilingi dan<br />memeliharanya dari sebarang penyelewengan, keterlaluan, kecuaian atau meringan-ringankan.<br />Beliau jugalah yang mengisytiharkan bahawa dakwah kita adalah salafiah, menurut jalan salafus<br />saleh, para sahabat Nabi s.a.w dan pengikut-pengikutnya.<br />Satu lagi penyelewengan yang terpenting dalam fikrah yang wajar kita berikan perhatian<br />ialah penyelewengan di dalam masalah kafir-mengkafir. Kita tidak suka menyentuh dan<br />memanjangkan perbincangan dan berbantah-bantah dalil. Ini semua telah dijelas di dalam buku<br />"Nahnu Duat La Qudhat" (Kita Pendakwah, Bukan Hakim) yang telah ditulis oleh Hassan Al-<br />Hudhaibi rahmahullah. Kita akan hanya menyentuh beberapa bayangan dan keterangan dan cuba<br />menjelaskan bagaimana salah dan bahayanya penyelewengan seperti itu dan siapa yang menjadi<br />mangsanya. Kita tidak akan menuduh niat-niat mereka, bahkan kita mengakui kebaikan niat mereka<br />yang membawa fikrah yang menyeleweng itu.<br />7.1 Adakah Menghukum Orang Lain Itu Wajib bagi Setiap Muslim?<br />Telah diketahui bahawa syariat Islam telah memberi taklif menuntut supaya kita menyeru<br />manusia kepada Allah, menyuruh berbuat kebaikan dan melarang dari berbuat kemungkaran. Tiaptiap<br />seorang dari kita akan disoal di hadapan Allah: "Sudahkah kamu menyeru keluargamu,<br />jiranmu, kenalanmu dan semua orang yang berhubung dengan kamu kepada Allah; untuk<br />melaksanakan kitab Allah dan sunnah Rasulullah s.a.w. atau belum?" Kamu tidak akan disoal:<br />"Sudahkah kamu menghukum ke atas si pulan atau belum? Kenapa kamu tidak menghukumnya?"<br />Kerana itu tidak termasuk di dalam taklif syari'ah. Yang menjadi tugas kamu dan diberi pahala jika<br />kamu melaksanakannya adalah tugas dakwah, menyeru manusia kepada Allah dan kamu akan<br />diazab jika kamu mencuaikannya. Kamu tidak akan diseksa jika kamu tidak menghukum, tetapi<br />sebalil jika kamu melakukannya, kamu akan terdedah kepada azab yang sang keras apabila kamu<br />tersalah memberi hukuman.<br />Daulah Islam yang mendirikan dan mendaulatkan syari'at Allah. Dialah yang<br />bertanggungjawab menentukan hal ehwal individu-individu di dalam akidahnya sama ada dia kafir<br />atau muslim. Setiap orang mereka mempunyai cara muamalahnya. Bermuamalah dengan muslim<br />tidak sama dengan bermuamalah dengan zimmi dan bermuamalah dengan zimmi tidak sama<br />dengan murtad dan begitulah seterusnya. Menentukan hukum kepada mereka bukanlah urusan<br />individu, tetapi kadangkala di satu ketika seorang individu itu perlu mengetahui keadaan seseorang<br />apabila dia ingin membuat sebarang perhubungan dengannya contohnya dalam urusan pernikahan,<br />perniagaan atau urusan-urusan lain. Boleh jadi orang itu komunis (mulhid), athies ataupun murtad.<br />Jadi, dalam hal ini jika kamu merasa ragu-ragu tentang dirinya, cukuplah dengan menghentikan<br />sahaja niat kamu, janganlah pula menjatuhkan hukuman ke atasnya.<br />7.2 Mengkafirkan Seorang Muslim Adalah Perkara Yang Sangat Merbahaya<br />Kita semua maklum tentang kehormatan seorang muslim: "Tiap-tiap Muslim ke atas Muslim<br />haram darahnya, hartanya dan kehormatannya". Sesungguhnya darah kamu, harta kamu dan<br />kehormatan kamu haram di atas kamu seperti haramnya hari kamu ini, di bulan kamu ini".<br />Oleh kerana itu kita dapati syari'at Islam melindungi kehormatan ini dengan perundangan<br />yang bijaksana. Syari'at ini melindungi darahnya dengan perlaksanaan had Qisas, melindungi<br />kehormatannya dengan had Qazaf dan had zina (orang yang menuduh berzina di hukum sebat<br />lapan puluh kali) dan melindungi hartanya dengan had potong tangan yang mencurinya dan<br />demikianlah seterusnya. Oleh itu, menghukum orang dengan kufur atau mengkafirinya, padahal dia<br />seorang muslim samalah ertinya mencabul kehormatan yang paling mulia. Menuduh seorang<br />muslim sebagai seorang kafir lebih dahsyat dari membunuhnya. Oleh kerana itu, balasannya sama<br />dengan jenis kerjanya. Umpamanya jika menuduh seorang muslim sebagai seorang kafir tanpa<br />bukti, maka menuduh itu menjadi kafir. Imam Bukhari r.a. bahawa Abu Dzar mendengar Rasulullah<br />s.a.w. bersabda yang bermaksud:<br />"Tidak boleh seorang lelaki menuduh lelaki yang lain sebagai fasik atau kufur kerana tuduhan itu akan kembali<br />semula kepadanya jika yang dituduh itu tidak sedemikian".<br />Darinya lagi, bahawa beliau mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:<br />"Barangsiapa memanggil seorang lelaki dengan panggilan kafir atau mengatanya musuh Allah, sedangkan<br />orang itu tidak sedemikian, maka tuduhan itu akan kembali semula kepadanya".-Muttafaq 'Alain<br />Dari Ibnu Umar r.a. beliau berkata, telah bersabda Rasulullah s.a.<br />"Apabila seseorang lelaki berkata kepada saudaranya: "hai kafir", maka kekufurannya itu jatuh kepada salah<br />seorang daripada keduanya. Jika apa yang dikatakan itu benar, kafirlah orang dipanggil topi kalau tidak,<br />kekafiran itu kembali semula kepadanya".<br />Dari sini dapatlah kita melihat bahawa menghukum seseorang muslim itu sebagai orang<br />kafir adalah satu tindakan yang membawa kepada kebinasaan tanpa pahala yang boleh diharap<br />darinya dan ini bukan dari tugas-tugas syar'iah.<br />7.3 Manakah Yang Lebih Perlu Diawasi?<br />Beranikah kita mengatakan kepada seorang yang sakit, tidak mampu ataupun tidak berdaya<br />lagi bergerak tetapi masih hidup, bahawa dia telah mati lalu dikebumikan sebelum kematiannya.<br />Jika tidak ada perbezaan pendapat dan mempunyai keyakinan yang cukup tentang kematiannya<br />barulah kita berani mengatakan bahawa dia telah mati.<br />Walaupun orang sakit yang tidak sedarkan diri beberapa hari tetap masih hidup, dia tidak<br />boleh diuruskan sebagai orang mati sebelum dia benar-benar mati. Perlakuan demikian dianggap<br />sebagai dosa besar dan dipandang sebagai pembunuh walau bagaimana kuat pun penyakitnya.<br />Sekiranya kita perlu berwaspada dan berhati-hati terhadap masalah tersebut terhadap tubuh<br />manusia, tentulah kita lebih perlu berwaspada dan berhati-hati menjatuhkan hukuman terhadap<br />urusan akidah. Jadi bertindak melucutkan Islam dari seorang muslim dengan melemparkan|<br />tuduhan kafir kepadanya adalah lebih besar dosanya dan lebih besar bahayanya daripada<br />menyatakan bahawa orang sakit telah mati padahal ia masih hidup. Jadi, mengapakah kita dengan<br />mudah dan berani mengkafirkan berjuta-juta muslim.<br />Kita tidak menyangkal, bahawa memang ada dari kalangan muslim yang hidup bersama<br />kita, jika diperiksa dengan teliti dan halus, kita akan dapati dia telah murtad dan telah keluar dari<br />Islam secara langsung, tetapi kita hendaklah memandangnya secara zahir dan zatnya sahaja. Jadi<br />kita memandangnya sebagai muslim kecuali yang telah sabit kekufurannya dan murtadnya secara<br />Qat'i dan pasti menurut ketentuan syar'i.<br />Tidak boleh juga kita tawaqquf lalu kita tidak memandang seorang sebagai muslim atau<br />sebagai kafir. Ini tidak logik dan tidak berpijak di alam nyata. Demikian juga kita tidak boleh<br />membiarkan orang yang sakit supaya dia terus sakit. Sebaliknya, kita mestilah mengubatinya jauh<br />sekali untuk mengurusnya sebagai orang yang mati lalu mengebumikannya. Sebab asalnya dia<br />seorang yang hidup sehingga sabit kematiannya. Demikian juga seluruh saudara selslam kita.<br />Mereka dianggap muslim sehingga sabit kekufurannya, baru dipandang sebagai orang kafir.<br />7.4 Batas Pemisah Antara Kufur dan Islam<br />Allah tidak menjadikan batas pemisah di antara kufur dan Islam sebagai satu marhalah yang<br />mesti dilalui, kerana ini akan menimbulkan salah dalam pertimbangan apabila seseorang melintasi<br />marhalah itu sama ada seluruhnya atau sebahagiannya yang kemudiannya timbul perselisihan sama<br />ada menganggapnya sebagai seorang muslim atau orang kafir, lalu menimbulkan beberapa perkara<br />yang sangat bahaya.<br />Oleh kerana itu, dengan hikmah Allah Taala dan kasih sayangNya kepada kita, Dia<br />menjadikan batas pemisah di antara kufur dan Islam sebagai satu garis yang halus, jelas dan tidak<br />ada perselisihan di atasnya supaya kita tidak terjerumus di dalam konflik yang paling payah iaitu,<br />dengan mengucap dua kalimah syahadah sahaja orang itu adalah dikatakan sebagai seorang<br />muslim. Demikian juga Dia menjadikan urusan keluar atau murtad dari Islam tidak akan terjadi jika<br />tidak disertai dengan dalil qat'ie dan pasti yang jelas kekufurannya. Dengan memberi peluang<br />kepada si murtad itu untuk bertaubat sebelum menjatuhkan hukuman had ar-riddah ke atasnya.<br />Islam tidak menyuruh kita mengadakan ujian kepada sesiapa yang hendak memasuki Islam.<br />Lalu kita berselisih dalam menentukan ujian kepada sesiapa yang hendak memasuki Islam.<br />Kemudian kita berselisih dalam menentukan darjah-darjah kelslamannya dan menetapkan berjaya<br />atau gagalnya dia dalam ujian tersebut. Tapi kita hanyalah menurut sabda Rasulullah:<br />"Serulah mereka supaya naik saksi bahawa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu Rasulullah",<br />maka jika mereka mengucapkan demikian maka sesungguhnya darah dan harta mereka telah terpelihara".<br />Kita semua telah mengetahui kisah seorang Muslim yang berperang di dalam barisan<br />musyrikin dan mengucapkan dua kalimah syahadah, kemudian dia dibunuh oleh Usamah bin Zaid<br />r.a. setelah dia mengucap dua kalimah syahadah kerana Usamah menyangkanya sebagai satu helah<br />untuk mengelakkan dirinya dari dibunuh, tetapi Rasulullah s.a.w. sangat marah dan kesal terhadap<br />tindakan Usamah lalu bersabda kepadanya: "Kenapa engkau tidak membelah dadanya?". Ada<br />pendapat yang mengatakan bahawa orang mengucap dua kalimah syahadah tidak boleh dipandang<br />sebagai seorang muslim kecuali dia beramal dan memenuhi tuntutan dua kalimah syahadah itu. Itu<br />adalah pendapat yang salah dan keliru. Orang yang mengucap dua kalimah syahadah itu telah<br />menjadi Muslim, tetapi muslimnya sama ada Muslim yang taat, Muslim yang derhaka, ataupun<br />murtad. Itupun sekiranya dia mengingkari perkara yang pasti dimaklumi ataupun dia membuat<br />sesuatu yang tidak dapat diberi pengertian kecuali kekufuran sahaja.<br />7.5 Memecahkan Objek Dakwah<br />Sesungguhnya Muslim yang kita perguali dan campuri dan yang kita seru kepada Allah,<br />kepada memahami Islam, supaya mereka melaksanakan ajaran Islam dan bekerja untuk Islam, inilah<br />yang menjadi sasaran dan objek dakwah yang kita bekerja di dalamnya. Kita tarik daripadanya<br />individu yang beriman yang terpengaruh dengan dakwah kemudian kita jadikan mereka<br />pendokong-pendokong dakwah yang berjihad dan berkorban pada jalannya. Sekiranya mereka<br />merasai bahawa kita menganggap mereka sebagai orang-orang kafir, mereka akan lari dari kita,<br />tidak mahu mendengar apa yang kita serukan kepada mereka, lalu menjadi musuh-musuh kita.<br />Dengan itu, kita sendirilah yang memecahkan objek dakwah kita dengan tangan-tangan kita dan<br />kitalah yang tersingkir. Lantaran itu, kita berjalan di atas jalan mati. Kita telah mengasingkan diri<br />kita dari mereka dan kita pada akhirnya tidak dapat merealisasikan satu pun kebaikan untuk Islam<br />dan Muslimin.<br />Sesungguhnya musuh-musuh Allah telah menjajah negeri-negeri umat Islam di seluruh<br />dunia dalam tempoh yang lama. Mereka telah lama membuat berbagai rancangan untuk<br />menjauhkan intisari Islam dan hakikatnya dari kehidupan umat Islam setelah mereka gagal<br />memisahkan umat Islam dari agama mereka. Lantaran itu timbullah generasi-generasi yang jahil<br />terhadap sebahagian besar ajaran Islam. Islam tidak dapat dijelmakan dalam sebahagian besar aspek<br />kehidupan mereka. Inilah yang mendorong dan mendesak kita agar melipat gandakan usaha dan<br />kerja kita untuk menarik tangan-tangan mereka, menasihati mereka, memberi tunjuk ajar kepada<br />mereka, membawa hidayah Islam kepada mereka dan membukakan mata mereka supaya mereka<br />dapat melihat Islam sebagai satu cara hidup yang lengkap dan sempurna. Itu tidak cukup dengan<br />fatwa mengkafir sahaja dan membangunkan tembok-tembok dan tabir-tabir di antara kita dengan mereka.<br />Musuh-musuh Allah sentiasa bercita-cita dan berusaha bersungguh-sungguh untuk<br />memecah-belahkan barisan Muslim. Apakah lagi yang dikehendaki selain dari melihat umat Islam<br />berpecah-belah. Dengan adanyakumpulan, parti, institusi dan pertubuhan yang mengkafirkan yang<br />lain itulah yang memudahkan musuh-musuh Allah menghancurkan Islam dan sistemnya tanpa<br />membawa faedah dan kebaikan kepada Islam.<br />7.6 JalanNya Yang Sahih<br />Apabila kita bersungguh-sungguh hendak merealisasikan satu kebaikan untuk Islam dan<br />hendak menegakkan daulah Islam di muka bumi, kita mestilah berjalan mengikut jalan yang telah<br />dilalui oleh Rasulullah s.a.w. di zaman silam iaitu dari segi imannya, amal, cinta dan ukhuwah tanpa<br />sebarang pertukaran dan perubahan, tanpa cuai dan keterlaluan sebagaimana firman Allah:<br />"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada<br />Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan<br />mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya)"'. Supaya Allah s.w.t. memberikan balasan kepada orang-orang<br />yang benar itu kerana kebenarannya dan menyiksa orang munafik jika dikehendakiNya atau menerima taubat<br />mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-AhZab: 23&24)<br />Firman Allah Taala:<br />"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah<br />s.w.t. dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah s.w.t. dan aku tiada termasuk orang-orang yang<br />musyrik".(Yusuf: 108)<br />Semoga Allah s.w.t. menjadikan kita pengikut-pengikut Rasulullah s.a.w. yang berjalan di<br />atas jalan yang dicontohkannya tanpa merubah! dan menggantikannya.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-43241887293550239142010-07-04T18:46:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.747+07:00Beberapa Halangan Di Atas Jalan Yang Kita Lalui (1)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBzTB7AerKJVkLiD245YAe8kP8PM6KWMk-Nn2bFrHLZt_3JwQzZK3nikLM7JaVsuVZXBC6W1ngeC3Y65ECoXccq_gF8Wqcjkstxk1b01OagJFywO6reiM4uMb10A3JP-BCDA9Uyw7xTDoG/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBzTB7AerKJVkLiD245YAe8kP8PM6KWMk-Nn2bFrHLZt_3JwQzZK3nikLM7JaVsuVZXBC6W1ngeC3Y65ECoXccq_gF8Wqcjkstxk1b01OagJFywO6reiM4uMb10A3JP-BCDA9Uyw7xTDoG/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490016750070164482" /></a>Jalan dakwah adalah jalan yang mulia dan mahal. Sesungguhnya itulah jalan syurga dan diredhaimAllah, itulah jalan Allah. "Hai Tuhan kami, tetapkanlah tapak-tapak kaki kami di atas jalanMu".<span class="fullpost"> Dia<br />itu adalah jalan yang dipenuhi dengan segala perkara yang dibenci oleh hawa nafsu dan bukanlah<br />merupakan jalan yang ditaburi bunga-bunga yang mewangi. Beberapa banyak rintangan yang<br />menghalang dan beberapa banyak penyelewengan yang mungkin terjadi dalam beberapa aspek<br />yang menjauhkan orang yang berjalan di atasnya dari jalannya.<br />Seorang Muslim yang telah menyedari pengertian iman di dalam dirinya dan hatinya<br />merasa bertanggungjawab terhadap Islam mestilah mencari-cari jalan dakwah yang hendak<br />dilaluinya. Dia mestilah mengetahui manhaj atau cara bekerja dan beriltizam dengannya. Setelah itu<br />dia wajib mempunyai pengetahuan mengenainya mempunyai kesedaran dan keyakinan supaya dia<br />tidak mudah tergelincir dan terpesong. Supaya dia tidak tersungkur dengan satu halangan.<br />8.1 Di Antara Rintangan dan Penyelewengan<br />Terdapat perbezaan yang jelas di antara rintangan dan penyelewengan. Jalan yang<br />menyeleweng itu membawa orang yang melaluinya terpesong dari jalan yang sahih. Maka selagi dia<br />tidak berusaha memperbaiki dirinya dan meninggalkan penyelewengannya, semakin hari dia akan<br />bertambah jauh dari jalan sebenar terutamanya orang-orang yang berkobar-kobar semangatnya. Ada<br />kalanya dia susah untuk kembali semula ke jalan yang sahih dan lurus kecuali dia mendapat rahmat<br />dari Allah s.w.t.<br />Sekiranya kita membuat tinjauan, nescaya kita akan dapati beber golongan dari kelompokkelompok<br />Islam yang pelbagai rupa, bentuk namanya itu lahir dan muncul di dalam sejarah<br />perkembangan dakwah Islam, adalah lahir dari penyelewengan fikrah dan harakah.<br />Rintangan-rintangan itu biasanya melintangi di tengah-tengah jalan dakwah, merintangi<br />para da'i, menahannya, melemahkan keazaman, mengelirukan fikirannya, merosakkan usaha dan<br />natijah dakwahnya dan menjadikan seperti orang lain yang tidak mempunyai bekas, tidak<br />mempunyai pengaruh dan tidak bernilai langsung.<br />Penyelewengan dan rintangan itu berupa ujian dan halangan yang biasanya menimpa<br />orang-orang yang beriman. Berdasarkan firman Al yang bermaksud:<br />"Alif Lam Mim. Adakah manusia menyangka bahawa mereka dibiarkan sahaja mengatakan: "Kami telah<br />beriman", sedangkan mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang benar<br />dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orana yang berdusta".(Al-Ankabut: 1-3)<br />Setelah kita menyentuh mengenai penyelewengan di dalam tajuk yang lepas, kita akan<br />menyentuh pula tentang rintangan-rintangan ini di dalam tajuk ini memandangkan sebahagian dari<br />saudara saya yangdimuliakan telah mengingatkan saya bahawa pembicaraan mengenai<br />penyelewengan ini sangatlah penting kerana berbahaya, lebih-lebih lagi di masa ini dalam sejarah<br />dakwah Islam, memerlukan penjelasan yang lebih lanjut lagi. Oleh itu kita akan kembali<br />membincangkannya setelah kita selesai membicarakan tentang rintangan-rintangan itu. Wabillah<br />hittaufik.<br />8.2 Rintangan-rintangan dan Halangan-halangannya<br />8.2.1 Manusia Meninggalkan Dakwah<br />Rintangan pertama di jalan dakwah yang dihadapi oleh para duat ialah manusia berpaling<br />dari mereka dan tidak mempedulikan mereka kecuali yang telah diberi hidayat oleh Allah.<br />Sekiranya dugaan-dugaan sedemikian rupa membuat mereka merasa susah, melemahkan keazaman<br />mereka dan mereka tidak berpuas hati dengan sambutan yang telah diperolehi, maka dia telah gagal<br />di permulaan jalan dakwah. Janganlah diharapkan lagi mereka ini untuk meneruskan jalannya<br />bersama angkatan para pendokong dakwah kepada Allah.<br />Wajiblah setiap orang yang melalui jalan dakwah ini mempersiapkan dan memantapkan<br />dirinya di atas jalan dakwah, walau bagaimana susah pun. Dia mestilah dapat memahami bahawa<br />untuk mendapat sambutan dan mencapai hasil yang memuaskan bukanlah satu perkara yang<br />mudah kerana pendokong dakwah itu menyeru manusia kepada perkara yang berlainan dengan<br />kehendak nafsu mereka, mengajak mereka meninggalkan beberapa kepercayaan yang sesat dan<br />berbagai-bagai adat lapuk jahiliah.<br />Lantaran itu, para da'i mestilah bersabar dan terus bersabar dalam menyampaikan dakwah<br />walaupun berpaling daripadanya atau tidak memberi perhatian terhadap dakwahnya. Kita<br />mengambil teladan dan qudwah hasanah pada diri Rasulullah s.a.w. di dalam urusan dakwah ini<br />kerana baginda adalah manusia yang paling tinggi, ideal dan paling mulia bagi para pendokong<br />yang menyeru manusia pada jalan Allah. Dari sirah Rasul, kita dapati baginda terus menawarkan<br />diri dan dakwahnya kepada kabilah-kabilah dan suku-suku bangsa Arab di pasar-pasar walaupun<br />mereka berpaling dari baginda malah mereka mempersenda-senda dan menganggu baginda.<br />Baginda juga merantau ke beberapa tempat yang jauh dan mengalami berbagai-bagai kesulitan<br />semasa menyampaikan dakwah Islam.<br />Kita juga dapat mengambil teladan yang baik di dalam pengertian ini dari kisah-kisah yang<br />dihidangkan oleh Al-Quran tentang bagaimana unggulnya kesabaran nabi Nuh a.s. dalam menyeru<br />kaumnya kepada agama Allah. Dia sanggup bertahan dalam menyeru mereka kepada Allah selama<br />950 tahun walaupun mereka berpaling daripada baginda menganggu baginda. Firman Allah:<br />“Nuh berkata: 'Ya Tuhan ku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang maka seruanku itu<br />hanyalah menambah meraka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada<br />iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan<br />menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan<br />sombongnya. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka kepada iman dengan terang-terangan<br />kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan cara rahsia". Nuh:<br />5-9<br />Demikianlah kesungguhan dan kesabaran nabi Nuh tatkala menyeru kaumnya kepada<br />Allah siang dan malam, secara rahsia dan terang-terangan tanpa jemu dan putus asa.<br />Kita juga mendapat ibarat dan pengajaran dari kisah nabi Yunus; dengan kaumnya. Dia<br />meninggalkan kaumnya dengan perasaan kerana mereka berpaling daripadanya dan tidak<br />menyambut seruannya lalu Allah memberikan pengajaran kepadanya (ditelan ikan Nun). Ini juga<br />iktibar dan pengajaran kepada para pendokong dakwah kepada Allah.<br />"Kewajipan Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan".Al-Ma'idah: 99<br />Para duat ila Allah diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada manusia. Mereka tidak<br />dipertanggungjawabkan akan keberhasilannya dan hanya Allah s.w.t. sahaja yang berkuasa<br />memberi hidayah.<br />"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada seorang yang kamu kashi, tetqapi Allah<br />memberi hidayah kepada orang yang dikehendakiNya". Al-Qasas: 56<br />Wahai saudara tatkala kamu menyeru manusia kepada Allah dan orang itu menerimanya<br />dengan segera, itu adalah semata-mata kerana kurniaan Allah. Sebaliknya jika dia menolak dakwah<br />dan berpaling darimu mungkin pada satu hari kelak dia teringat apa yang telah kamu serukan<br />kepadanya lalu dia sedar dan kembali kepada jalan Allah dan saudara hanyalah menjadi faktor<br />penyebab kepada hidayahNya. Sekiranya dia terus mabuk di dalam kesesatannya dan<br />kebodohannya walaupun kamu telah memberikan berbagai hujah di atasnya maka kamu telah<br />menunaikan kewajipan kamu terhadapnya.<br />Kita mestilah menyedari hakikat bahawa orang yang kita seru kepada Allah dan kebaikan<br />itu sebenarnya sedang berada di dalam keadaan lupa dan lalai. Oleh itu mereka tidak sedar dan<br />tidak insaf. Orang seperti itulah yang utama diseru dan diberi peringatan sehingga mereka sedar<br />dan ingat kembali. Janganlah kita menyangka bahawa sambutan mereka yang pertama kepada<br />dakwah telah mencukupi dan memadai untuk meneruskan dan mengekalkan kesedaran mereka<br />terhadap tugas mereka kepada Allah dan kepada Islam supaya mereka terus berjalan di atas sirat almustaqim.<br />Sekiranya kamu membiarkan mereka beberapa ketika tanpa peringatan, pendidikan dan<br />tanpa bimbingan seterusnya berkemungkinan mereka akan kembali semula kepada suasana lupa<br />dan lalai. Lantas kita menyangka bahawa mereka telah berpaling dari kita dan dari dakwah Islam<br />padahal pada hakikatnya, kitalah yang melupakan mereka dan mencuaikan mereka. Jadi kitalah<br />sebenarnya yang bersalah.<br />8.2.2 Persendaan dan Ejekan<br />Tabiat diri kita mudah marah apabila dipersendakan dan diganggu oleh orang lain. Berkat<br />naungan Islam pada umumnya dan penglibatan dalam bidang dakwah pada khususnya itu<br />diwajibkan melatih diri kita supaya menerima segala gangguan, persendaan dan penghinaan yang<br />menimpai kita di jalan dakwah Islam. Sebenarnya semua ini tidak sedikitpun mengurangi darjah<br />kemuliaan kita. Ambillah uswah hasanah (contoh teladan) yang baik dari diri Rasulullah s.a.w.<br />sendiri yang telah menerima pelbagai persendaan, ejekan dari kaum musyrikin. Mereka telah<br />melemparkan baginda dengan berbagai tuduhan palsu malah menuduh baginda sebagai pendusta,<br />tukang sihir dan orang gila. Lebih dari itu mereka mengganggu, menyiksa, memujuk baginda, akhir<br />sekali mereka menawarkan kepada baginda berbagai kemewahan hidup yang istimewa, tetapi<br />ditolak mentah-mentah oleh Rasulullah s.a.w. Mereka mengusir baginda dari negeri baginda tetapi<br />semuanya itu tidak memalingkan-baginda dari dakwah, bahkan baginda terus mengembangkan<br />dakwahnya dengan lebih giat lagi sambil berdoa kepada Allah supaya Allah memberi hidayah<br />kepada mereka, dengan bersabda:<br />"Hai Tuhanku berikanlah kepada mereka kerana sesungguhnya mereka itu tidak mengetahui".<br />Dengan uslub al-hakim (cara yang bijaksana) seperti itu Rasulullah s.a.w. telah berjaya<br />menawan beberapa hati yang tadinya tertutup dan menarik beberapa ramai manusia kepada Islam<br />yang tadinya berpaling daripada baginda dan yang selama ini menentang baginda. Benarlah Allah<br />Yang Maha Agung apabila berflrman bermaksud:<br />"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru manusia kepada Allah dan beramal<br />soleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri". Tidaklah sama kebaikan<br />dan kejahatan. Dan tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di<br />antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu<br />tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada<br />orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar". (Fusillat: 33-3)<br />Para da'i tidaklah boleh sekali-kali marah kepada dirinya. Janganlah dijadikan persendaan<br />dan gangguan manusia kepadanya sebagai satu satu sebab yang membawa dia berpaling dari tugas<br />yang mulia ini atau menyebabkan dia berhenti dari usaha dakwah, jadilah kamu seperti apa yang<br />dikatakan oleh Imam As Syahid Hassan al-Banna:<br />"Jadilah kamu dengan manusia seperti pokok buah-buahan yang mereka lempari dengan<br />batu tetapi pokok itu sebaliknya melmpari manusia dengan buah-buahnya".<br />8.2.3 Penyiksaan<br />Penyiksaan dari puak jahiliah terdiri dari berbagai rupa dan warna dan datang dari<br />berbagai-bagai sudut. Penyiksaan terhadap jasmani, rohani dan gangguan terhadap harta, ahli<br />keluarga dan masyarakat, ataupun pemerintah yang sedang berkuasa yang zalim. Mereka inilah<br />semuanyg yang diseru kepada Allah s.w.t. supaya kembali kepada Islam. Ataupu gangguangangguan<br />itu datang dari musuh-musuh Allah dan penganuti kebatilan dari markas kelemahan<br />mereka. Kita tidak berkata dari markas kekuatan mereka kerana mereka sebenamya lemah, apabila<br />mereka tidak dapat mematahkan hujah-hujah pendokong dakwah Islam, mereka menggunakan cara<br />yang lemah iaitu dengan menerkam, memukul, mencengkam dengan kuku besi mereka dan<br />menyiksa para pendokong kebenaran kerana mereka menganggap dan menyangka bahawa<br />kekejaman, pembunuhan dan penyiksaan mereka yang tidak berperikemanusiaan itu akan<br />menghapuskan suara kebenaran ataupun memadamkan nur Ilahi dan sinar Islam. Tetapi sangkaan<br />mereka pasti menemui kegagalan.<br />"Mereka mahu memadamkan nur Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah enggan kecuali<br />menyempurnakan cahayanya walaupun dibenci oleh orang-orang kafir". At-Taubah: 32<br />Inilah dia sunnah Allah dalam dakwah untuk pendokong dakwah yang telah berlaku, yang<br />sedang berlaku dan akan terus berlaku sepanjang umur manusia di muka bumi ini.<br />"Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga padahal belum datang kepadamu (cubaan)<br />sebagaimana halnya orang-orang yang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dam<br />kesengsaraan, serta digoncangkan (bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang<br />beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah bahawa sesungguhnya pertolongan<br />Allah itu amat dekat". Al-Baqarah:214<br />Jadi apabila para du'at tidak redha menerima gangguan dan penyiksaan seperti ini, tidak<br />sabar menanggung sengsara, tidak mengharapkan pahala dari Allah dan hanya mengutamakan<br />kenyamanan 'afiat dan keselamatan. Gejala ini akan menimbulkan akibat yang merugikan<br />agamanya, merugikan kedudukannya dalam menegakkan kebenaran, malah ia redha duduk dan<br />tinggal bersenang-senang di rumahnya menjauhkan diri dari jihad dan dakwah. Tidak mahu lagi<br />meneruskan perjalanan di jalan dakwah dan tidak mahu lagi mengumandangkan suara dakwah dan<br />kebenarannya. Akhirnya dia mengalami kekalahan yang total di dalam melintasi rintangan itu.<br />Dengan sendiri dia mengharamkan dirinya dari mencapai kemuliaan angkatan mujahidin dan<br />ketinggian darjah pendokong dakwah. Allah pasti menggantikannya dengan orang lain yang lebih<br />redha berjihad pada jalan Allah tanpa takut kepada cercaan sesiapa pun.<br />"Dan jika kamu berpaling nescaya Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak<br />akan seperti kamu (ini)." Muhammad: 38<br />Pada hakikatnya Allah Maha Kaya dari kita dan jihad kita.<br />"Barangsiapa yang berjihad maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya<br />Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam)." Al-Ankabut: 6<br />Oleh kerana itu wajiblah ke atas para da'i ilallah memperkuat azam mereka, mengukuhkan<br />kemahuan mereka sejak bermulanya langkah pertama di atas jalan dakwah. Bersedia menanggung<br />segala sengsara dan gangguan dari manusia, meminta bantuan hanya kepada Allah mengutamakan<br />apa yang ada di sisi Allah, membulatkan keyakinan dan mempercayai dengan sepenuh jiwa raga<br />bahawa segala bala bencana asalkan bukan neraka adalah baik belaka. Maka janganlah menyerah<br />kalah berhadapan dengan kebatilan yang sedang menggug dan mengancamnya. Sesungguhnya<br />pada Rasulullah itu ada teladan yang baik. Qudwah hasanah yang telah ditunjukkan oleh sahabatsaha<br />Rasulullah s.a.w. di dalam menanggung sengsara penyiksaan dan gangguan tetapi bersabar di<br />atasnya sepatutnya menjadi ikutan. Bersama kesusahan itu ada kesenangan dan bahawa gangguan<br />dan gigitan itu merupakan alamat baik dan berita gembira dan kemenangan serta pertolongan dari<br />Allah.<br />"Dan sesungguhnya telah didustakan Rasul-rasul sebelum kamu akan tetapi mereka sabar terhadap<br />pendustaan dan penganiayaan terhadap mereka, sampai datang pertolomgan kami kepada mereka. Tidak ada<br />seorang pun yang dapat merubah kalimah-kalimah (janji) Allah". Al-An 'aam: 34<br />8.2.4 Kelapangan dan Kesenangan Selepas Kesusahan<br />Para pendukung dakwah yang muslim, pada biasanya mampu menghadapi bukit-bukit<br />rintangan yang telah lalu yang berupa penolakan manusia, persendaan mereka serta gangguan dan<br />penentangan mereka. Dengan penuh kesabaran, ketahanan, kesedaran dan kewaspadaan mereka<br />mengumpulkan segala tenaga yang ada pada mereka untuk menghadapi cabaran pihak-pihak<br />pendokong kebatilan jahiliah dan akhirnya mereka mencapai kejayaan. Kekuatan, kemahuan dan<br />jiwa mereka tidak pernah lemah dan luntur walaupun menghadapi kesusahan hidup, kerosakan dan<br />keburukan suasana serta pelbagai gangguan dan penindasan dari pihak yang menentang dakwah.<br />Sehingga akhirnya Allah menghapuskan kesusahan, kesulitan dan meringankan tekanan dan<br />gangguan sama ada seluruhnya atau sebahagian daripadanya. Biasanya pertolongan Allah ini akan<br />mengurangi kepayahan dan keletihan serta menimbulkan kerehatan dan kelapangan untuk<br />ketenangan saraf dan ketenteraman jiwa demi memperbaharui kegiatan dan kecergasan. Di sinilah<br />lahirnya pula satu bukit halangan yang tidak terduga. Ketenangan jiwa, ketenteraman warna<br />suasana penuh kerehatan dan kelapangan kadang-kadang melalaikan kita, lantas kita menyerah<br />kepadanya dan terus terlelap dan enak di dalamnya. Terutamanya apabila kerehatan dan<br />kelapangan itu disertai oleh kemewahan atau kesenangan hidup.<br />Kadang-kadang orang yang terdedah kepada bentuk rintangan seperti ini akan mencari-cari<br />dan mereka-reka berbagai alasan untuk membenarkan tindakannya yang tidak sesuai dengan<br />harakah dan merugikan dakwah Islam dan jihad. Sikap ini hanyalah semata-mata bertujuan untuk<br />mengurangkan tekanan jiwa lawwamahnya (jiwa yang menyesali). Akhirnya kerehatan dan<br />kelapangan yang terbuka itu menjadi sempurna tanpa sebarang tekanan. Oleh kerana itu,<br />pendokong dakwah yang benar janjinya kepada Allah dan benar niatnya untuk berdakwah dan<br />telah menjual dirinya dan hartanya kepada Allah, mestilah menyedari dan menginsafi perkara ini<br />dan hendaklah berterusan melepasi rintangan demi rintangan tanpa tersangkut dan tersungkur<br />padanya. Saudara-saudaranya pula mestilah menarik tangannya dan menolongnya untuk bangkit<br />kembali meneruskan jihad dan perjuangannya di jalan Allah. Dakwah Islam sentiasa memerlukan<br />usaha dan tenaga yang maksima supaya bidang dakwah sentiasa subur dan mekar. Alhamdulillah.<br />Kemenangan dan kelapangan yang terluang tadi hanyalah merupakan alat (peluang) untuk<br />memperbaharui kekuatan, kegiatan.<br />"Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh subur dengan izin Allah" Al-A'raaf:58</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-43421573398395606652010-07-04T18:41:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.758+07:00Beberapa Rintangan di Jalan Yang Kita Lalui: (2)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAa6VkcLqcAjxQ12uMyplzTUi1-oh118F7jbc2YAaNB4o7z3kU1PkDz2Fmq0N7_h4F4RDBxt_RpqABWzsGPzLXuE3ga9BtJLgwkant80n7JAnC8Lev6wPNFOA4l53nUDFTc-lKKeLUzwfZ/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAa6VkcLqcAjxQ12uMyplzTUi1-oh118F7jbc2YAaNB4o7z3kU1PkDz2Fmq0N7_h4F4RDBxt_RpqABWzsGPzLXuE3ga9BtJLgwkant80n7JAnC8Lev6wPNFOA4l53nUDFTc-lKKeLUzwfZ/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490015644304316082" /></a>Allah menjadikan manusia dari tanah lalu dia meniupkan nyawa rohNya. Ada padanya beberapa tarikan yang menariknya ke dunia supaya dia kekal di dalamnya, manakala sifat rabbani (ketuhanan) menariknya naik dan mengangkatnya ke atas. Itulah dia medan Jihad, lapangan perjuangan dan mujahadah.<span class="fullpost"> Di situlah kita melatih diri, menerima ujian fitnah dan dugaan di antara condong ke dunia dan berusaha ke dan mencapai rahmat Allah.<br />"Barangsiapa yang inginkan keuntungan di akhirat, akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang<br />siapa yang mahukan keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebahagian dari keuntungan dunia dan<br />tidak ada baginya satu bahagian pun di akhirat." As-Syuura: 20<br />Barang siapa yang berusaha mengurangkan tekanan dan kecenderungan duniawi dan<br />mengangkat dirinya naik ke atas, dia berjalan di atas jalan dakwah dan mengharungi berbagai-bagai<br />bukit rintangan dengan pertolongan dari Allah dan taufikNya. Barangsiapa yang memandang<br />ringan godaan dan tarikan duniawi, tidak berjihad melawan nafsunya, lambat laun nafsunya akan<br />mengalahkannya dan menguasainya lalu dia tertawan dan tergoda dengan dunia, sehingga dia<br />terdedah kepada murka Allah dan siksaNya.<br />"Katakanlah:. "Jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum<br />keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya dan rumahrumah<br />tempat tinggal yang kamu sukai, adalah kamu cintai lebih dari Allah dan RasulNya dan (dari) berjihad<br />di jalanya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk<br />kepada orang-orang yang fasik". At-Taubah: 24<br />9.1 Kerjaya dan UsahaMencari Rezeki<br />Seorang pemuda atau pelajar Islam yang melalui jalan dakwah, sebenarnya masih ringan<br />dari bebanan menanggung ahli keluarga, masih belum memasuki dunia mencari rezeki dan masih<br />mudah melangkah di atas jalan dakwah tanpa mengalami komitmen, tekanan atau gangguan. Tetapi<br />setelah dia tamat pengajian, mereka akan terikat dengan kerjaya atau menyandang satu jawatan.<br />Mulalah dia merasa tekanan dan iltizamnya yang terpaksa dia pelihara. Berkemungkinan perasaan<br />yang demikian mendorongnya untuk membataskan kegiatan dakwahnya dan mengurangkan<br />jihadnya, melambat-lambatkan kegiatan dan langkahnya di jalan dakwah dan ada kalanya berhenti<br />langsung di tengah jalan, tidak mahu meneruskan perjalannya di bidang dakwah. Sekiranya dia<br />tidak mempunyai iman yang teguh, akidah yang mantap dan keazaman yang kukuh, pastilah dia<br />tidak akan mampu melepasi rintangan dan halangan itu. Kekuatan imanlah yang akan<br />memudahkan dia meneruskan Perjalanannya di dalam urusan dakwah Islam dengan penuh<br />keyakinan bahawa Allah s.w.t. itulah yang jaminan rezeki dan menanggungnya. Jawatan itu<br />hanyalah satu alat ntuk dipergunakan demi mencapai dan merealisasikan cita-cita di dunia ini untuk<br />mencapai keredhaan Allah. Oleh kerana itu wasilah dan alat yang tertentu tidak boleh di ubah<br />menjadi rintangan yang menghalangi kita mencapai tujuan.<br />9.2 Isteri dan Anak-Anak<br />Sesudah kita menerangkan bagaimana jawatan bertukar menjadi penghalang yang mulanya<br />menjadi wasilah, muncullah pula peranan perkahwinan dengan segala perkara yang berhubung<br />dengannya. Muncullah pula pelbagai bebanan, sekatan-sekatan dan tarikan yang memperdayakan<br />untuk condong kepada kehidupan duniawi dan ingin melekat kepadanya. Demikian juga anak-anak<br />yang kita kasihi mengikat kita. Kita sibuk menguruskan urusan dan segala keperluan mereka<br />membuat kita risau memikirkan berbagai-bagai masalah untuk kepentingan mereka. Semuanya itu<br />mungkin mempengaruhi orang yang berjalan di atas jalan dakwah dan inilah yang selalu<br />mengganggu dakwah. la menghalang pendokong dakwah unutk meneruskan dakwah dan jihad<br />pada jalan Allah dan boleh jadi (semoga di jauhkan Allah dari perkara sedemikian) berhenti<br />langsung dari dakwah dan jihad Islam. Benarlah Allah yang Maha Agung ketika ia berfirman:<br />"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isteri kamu dan anak-anak mu ada yang<br />menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka".At-Taghabun: 14<br />Adapun orang yang beriman dengan iman yang benar, yang telah berjanji dengan Allah<br />untuk bekerja di jalan dakwah, maka sesungguhnya dia akan beriltizam dengan sunnah Rasulullah<br />lalu dia berikhtiar sebaik-baiknya untuk memilih isteri yang salih yang akan menolongnya<br />melaksanakan tugasnya di dalam urusan dakwah Islam, bukan merintangi perjalanannya. Isteri<br />inilah yang akan bekerjasama dan berganding bahu dalam mendidik dan membentuk zuriat,<br />generasi yang salih untuk menjadi penyejuk mata dan menggembirakan hati mereka. Anak-anak ini<br />nanti yang akan memuliakan agama Allah dan membangunkan daulah Islam di muka bumi.<br />Alangkah baik dan indahnya doa haJnba Ar-Rahman yang melukis di dalam Al-Quran:<br />"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati<br />(kami), dan jadikanlah kami iman bagi orang-orang yang bertakwa". Al-Furqan: 74<br />Lantaran itu, dia bersama dengan isterinya dan anak-anaknya sentiasa berada di atas jalan<br />dakwah ini.Dia bersama keluarganya dan jamaah Islam berjalan terus di atas jalan dakwah dan<br />menjadi qudwah hasanah (contoh teladan yang baik) sebagai keluarga Islam mithali dan menjadi<br />tiang seri yang teguh untuk membangunkan masyarakat Islam. Kita telah melihat di dalam sejarah<br />dakwah Islam di zaman silam dan zaman moden ini berapa ramai isteri-isteri solehah yang<br />menunjukkan jasa-jasa yang besar dan gemilang, menjadi pembantu, penyokong and pendorong<br />kepada suami mereka. Contoh yang paling ideal dan paling istimewa daripada mereka ialah<br />Saidatina Khadijah r.a., Ummul Mukminin yang utama dan pertama itu. Mata air umat Islam ini<br />tidak pernah kering daripada kebaikan sepanjang masa. Kita juga dapat menyaksikan di zaman<br />moden ini beberapa contoh dan model yang indah dan istemewa dari isteri-isteri muslimah yang<br />solehah, sabar dan tabah menanggung penderitaan bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun<br />terdedah kepada berbagai bentuk rupa gangguan, gugatan dan penyeksaan sama ada mereka<br />dipaksa masuk penjara yang gelap gelita dan penuh penyeksaan yang kejam dan sengsara. Isteriisteri<br />yang solehah itu menerima segala-galanya dengan redha dan bergembira dengan<br />mengharapkan keredhaan Allah. Malah mereka bangun melindungi, mendidik, mengurus anakanak<br />dan segala keperluan hidup tanpa henti dan jemu di samping sentiasa mendorong suamisuami<br />mereka supaya tetap bertahan di atas kebenaran, berhadapan dengan kezaliman angkatan<br />thagut. Mereka sentiasa menenangkan hati suami mereka. Ada pula sebahagian dari isteri yang<br />solehah itu dimasukkan di dalam penjara yang gelap gelita dan di dalam tahanan penuh dengan<br />berbagai-bagai gangguan dan penyiksaan. Mereka tetap bersabar dan redha menanggungnya tanpa<br />berundur dari jalan dakwah dan tidak pernah berganjak dari jihad dan perjuangan Islam.<br />9.3 Mabuk Dunia dan Harta<br />Ada satu lagi rintangan yang mengancam sebahagian dari pendokong dakwah. Rintangan<br />ini memerlukan penguasaan yang keras kerana daya tarikannya juga sangat keras. Iaitu terbukanya<br />dunia kepada mereka, berkembangnya urusan mencari harta, mudah memperolehi harta sedikit<br />demi sedikit, sehingga akhirnya mendapati dirinya dimabuki harta. Segala waktunya, usahanya,<br />kegiatannya, tenaga pemikirannya ditumpukan untuk mencari dan melonggokkan harta. Akhirnya<br />dia menjadi alat harta dan dikuasai oleh harta pada mulanya dicari untuk menjadi alat dakwah dan<br />jihadnya, alat untuk mencari keredhaan Allah.<br />Sesungguhnya mencari harta yang halal itu tidak boleh dihalang, bahkan digalakkan di<br />dalam syariat Islam, tetapi ia hanyalah merupakan sebagai alat dan bukan menjadi matlamat utama,<br />bukanlah merupakan tujuan yang besar di mana ia menumpukan segala pemikiran dan ilmu<br />semata-mata kepadanya sahaja sehingga menghalang para pendokong dakwah dari melaksanakan<br />urusan dakwah Islam. Harta itu juga tidak menghalangnya dari melaksanakan hak-hak Allah di<br />dalam harta itu. Mengorbankan sebahagian daripadanya pada jalan Allah dianggap sebagai satu<br />perbuatan yang terpuji dan tanda bersyukur. Tetapi tuntutan dan keperluan dakwah tidak cukup<br />hanya setakat itu sahaja. Lihatlah contoh-contoh yang ditunjukkan oleh Saidina Uthman r.a., Saidina<br />Abdul Rahaman bin Auf r.a. dan para sahabat Rasulullah s.a.w. yang mempunyai harta yang banyak<br />yang diperolehi dari perniagaan mereka. Semuanya itu tidak menyibukkan mereka dan tidak<br />menghalang mereka dari melaksanakan tugas-tugas dakwah dan berjihad di jalan Allah. Lebih dari<br />itu mereka telah mengorbankan sebahagian dari harta mereka dengan mudah dan redha pada jalan<br />Allah tatkala kepentingan dakwah menghendaki yang demikian itu.<br />Bahaya cinta harta dan mabuk untuk melonggokkannya hingga bertimbun-timbun mudah<br />menyeludup masuk di dalam diri dan meresapi jiwa lalu menjadi matlamat dan bukan lagi alat<br />dakwah dan alat mencari keredhaan Allah hingga yang empunya harta itu lalai dari menunaikan<br />perkara-perkara wajib, apatah lagi yang sunat. Lantas dia menumpukan seluruh idea dan usahanya<br />untuk menimbun harta hingga sampai ke satu neringkat di mana dia mabuk harta dan<br />diperhambakan oleh harta lalu enggan berpisah dari harta sehingga dia dijemput oleh maut, atau<br />oleh sesuatu paksaan di luar kehendaknya barulah dia meninggalkan hartanya. Akhirnya ia<br />menghadapi penyesalan dan hisab yang sangat teliti di hari Akhirat. Jadi orang yang beriman, yang<br />benar, wajiblah dia mengawasi dirinya dengan pengawasan yang sangat keras dan cukup supaya<br />dia tidak jatuh tersungkur di dalam rintangan seperti ini apabila dia terdedah kepada suasana<br />seperti itu. Kalau tidak, maka harta yang sedikit yang mencukupi adalah lebih baik dari harta yang<br />banyak tetapi melalaikan. Al Iman Muslim telah meriwayatkan sabda Rasulullah s.a.w. :<br />"Sesungguhnya telah berjayalah orang yang telah Islam dan diberi rezeki yang mencukupi sesuai dengan<br />keperluannya dan memberi kepuasan kepadanya dengan apa yang telah dikurniakan kepadanya ".<br />9.4 Suara-Suara Penghalang dan Pelemah Yang Melemahkan<br />Sebahagian lagi dari rintangan-rintangan yang patut kita perhatikan supaya kita tidak<br />memandang ringan akan bahayanya ialah suara-suara atau bisikan-bisikan yang menghalang dan<br />melemahkan yang selalu dibisikkan kepada para pendokong dakwah dari sekitarnya. Ia timbul<br />dalam pelbagai-bagai bentuk sama ada berupa nasihat, tunjuk ajar, ajaran-ajaran dan ancaman dari<br />pihak yang mempunyai penyakit di dalam hatinya atau dari golongan yang lemah kemahuan dan<br />malap cita-citanya untuk meneruskan perjalanannya dan tidak' sanggup lagi memikul<br />tanggungjawab dakwah yang besar dan susah kerana mereka lebih meneutamakan keselesaan dan<br />keselamatan diri daripada panas teriknya api jihad dan nyala dakwah Islam. Ataupun hasutanhasutan<br />yang timbul dari musuh Allah yang sentiasa mengatur tipu daya untuk memusnahkan<br />dakwah dan memperdaya para pendokongnya.<br />Al Quranul Karim telah menyuruh kita berjaga-jaga dan berwaspada dari golongan manusia<br />seperti itu dan memberitakan kepada kita berbagai-bagai bentuk uslub, cara-cara, pengaruh dan tipu<br />daya mereka terhadap dakwah dan pendokongnya. Allah membalas mereka dan membuka<br />tembelang mereka di dalam firmanNya yang bermaksud :<br />"Dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini".<br />Katakanlah: "Api nereka jahaman itu lebih perit panasnya jikalau mereka memahami". At-Taubah: 81<br />"Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang:<br />"Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari<br />dirimu, jika kamu orang-orang benar".Alilmran: 168<br />"Jika mereka berangkat bersama-sama kamu nescaya mereka tidak menambah kamu selain dari<br />kerosakan belaka dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu untuk mengadakan<br />kekacauan di antaramu, sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan<br />mereka. Dan Allah mengetahui orang yang zalim".At Taubah: 47<br />Adakalanya bentuk ancaman yang menakut-nakutkan itu datangnya dari musuh-musuh<br />Allah dan kekuatan mereka tetapi Al-Quran menceritakan kepada kita bagaimana orang-orang<br />mukmin yang benar-benar beriman telah berjaya menghadapi saranan dan propaganda yang<br />menakut-nakut itu. Malah iman mereka semakin bertambah dan penyerahan diri mereka kepada<br />Allah lebih pasrah dan bertawakal penuh kepadaNya. Al-Quranul Karim juga menceritakan kepada<br />kita bagaimana akibat dan natijah yang baik telah dicapai oleh orang-orang yang beriman. Al-Quran<br />menggambarkan kepada kita akan hakikat propaganda yang menakut-nakutkan itu hanyalah<br />merupakan uslub dan cara-cara iblis yang terkutuk sebagaimana firman Allah Taala:<br />"(Iaitu) orang-orang yang mentaati printah Allah dan RasulNya sesudah mereka mendapat luka<br />(dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan bertakwa, ada pahala<br />besar. (Iaitu) orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul yang kepada mereka ada orang-orang mengatakan:<br />"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah kepada<br />mereka", makd kata-kata itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi<br />Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia<br />(yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keredhaan Allah. Dan<br />Allah mempunyai kurnia yang besar. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakutnakutkan<br />kamu dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), kerana itu janganlah kamu takut<br />kepada mereka tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman ".Alilmran: 172-175<br />Al-Quran Al Karim melarang kita merasa hina, lemah dan tidak bermaya sebagaimana<br />firman Allah:<br />"Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati padahal kamu orangorang<br />yang paling tinggi (darjatnya) jika kamu orang-orang yang beriman ". Alilmran: 139<br />"Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan,<br />maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitainya, sedang kamu<br />mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha<br />Bijaksana ". An Nisaa': 104<br />Firmannya lagi:<br />"Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya<br />yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah kerana bencana yang menimpa mereka di jalan Allah. Dan tidak<br />lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. Allah menyukai orang-orang sabar". Alilmran: 146<br />Lantaran itu pendokong dakwah yang berjalan di atas jalan dakwah dan telah menjual<br />dirinya kepada Allah wajiblah berwaspada dan janganlah mereka terpengaruh dengan suara-suara<br />sumbang dan propaganda-propaganda yang menakut-nakutkan yang semata-mata bertujuan<br />menyekat perjalanan dakwah dan para pendokongnya. Hendaklah mereka percaya dengan sepenuh<br />jiwa kepada Allah dan pertolonganNya dan bertakwalah kepadaNya dan janganlah suaranya lemah<br />apabila berhadapan dengan kebatilan. Alangkah indahnya mutiara kata-kata dari Iman as-Syahid<br />Hassan al-Banna dalam pengertian itu:<br />"Kekuatan itu adalah paling bagus apabila berada di dalam kebenaran, dan seburuk-buruk kelemahan ialah<br />apabila ia berada di pihak yang batil".<br />9.5 Kekerasan Hati Kerana Telah Lama Berehat<br />Ini adalah satu lagi rintangan yang memerlukan kewaspadaan kerana ia tidak muncul sekali<br />gus, tetapi secara perlahan dan beransur-ansur sehingga hampir-hampir tidak disedari oleh orang<br />yang berjalan di atas ialan dakwah, iaitu kekerasan hati lantaran telah lama sangat berenggang dari<br />kegiatan dakwah. Lalu hemah dan kemahuannya beransur-ansur lemah untuk terus bergiat dan<br />berusaha dalam urusan dakwah dan pada akhirnya padam di dalam dirinya. Kehangatan Islam<br />sudah tidak terasa lagi dan pengaruh dakwah sudah tidak menusuk hati dan tidak berminat lagi<br />untuk melibatkan diri dengan urusan dakwah dan melaksanakan tugas-tugas jihad pada jalan Allah.<br />Hatinya semakin hari semakin berkarat sehingga tatkala membaca al-Quran hatinya tidak<br />mendapat sebarang kesan, sembahyangnya tidak khusyuk, kadang-kadang lupa lalu meninggalkan<br />sembahyang beberapa hari dan waktu tanpa kesal dan rugi dalam diri. Akhirnya dia mendapati<br />dirinya jauh dari keadaan dan sifat-sifat mukmin seperti yang digambar oleh Allah di dalam al-<br />Quran:<br />"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila di sebut Allah<br />gementarlah hati mereka, dan apabila dibarakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah mereka kerananya<br />dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal". Al-Anfaal:2<br />Allah s.w.t menyuruh kita berwaspada supaya kita tidak jatuh tersungkur di dalam kekerasan hati<br />seperti ini di dalam firmanNya:<br />"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk hati mereka mengingati Allah<br />dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-, orang yang<br />sebelumnya telah diturunkan kitab. Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka<br />menjadi keras. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."Al-Hadid:16<br />Untuk menjaga diri dari halangan ini, pendokong dakwah yang berjalan di atas jalan<br />dakwah mestilah sentiasa memelihara dirinya supaya tidak terasing dari saudara-saudaranya<br />supaya sentiasa berada di dalam amal dan usaha dakwah. Tolong-menolong di dalam kebaikan serta<br />saling berpesan tentang kebenaran dan kesabaran. Dia mestilah membiasakan dirinya dengan tugastugas<br />kewajipan dan saudara-saudaranya yang bekerja dan beramal di bidang dakwah. Dia mestilah<br />sentiasa memperbaiki hubungannya dengan kitab Allah dan selalu memeriksa dirinya (muhasabah)<br />sendiri dengan segala perbuatannya satu demi satu. Di samping itu saudara-saudaranya wajib<br />memberi peringatan apabila dia lupa dan menolongnya beramal apabila dia telah ingat.<br />9.6 Sungguhpun Demikian Kita Tidak Boleh Merasa Aman<br />Barang siapa berjalan di atas jalan dakwah tidak boleh merasa aman walau sekelip mata<br />sebab kalau dia telah merasa aman dari rintangan, dia akan menyangka bahawa dia telah dapat<br />mengatasi Segala rintangannya, serta merasakan bahawa jalan yang sedang dijalaninya telah bersih<br />dari segala rintangan, ataupun dia yakin bahawa dia telah sampai kepada ketahanan dan kekuatan<br />iman yang menjamin kemampuannya untuk mengatasi sebarang rintangan yang mengganggu<br />perjalanannya. Kita tidak boleh juga mengganggap bahawa apabila kita telah berjaya melintasi satu<br />rintangan yang tertentu, rintangan itu tidak akan berulang lagi beberapa kali. Dia mestilah sedar<br />bahawa syaitan dan seluruh kuncu-kuncunya dan pembantu-pembantunya dari kalangan musuhmusuh<br />Allah akan terus menunggu dan mengintai-intai para duat dan sentiasa cuba memalingkan<br />mereka dari dakwah mereka dan jihad mereka di jalan Allah dan jalan kebenaran.<br />Hanya orang-orang yang mengenali Tuhan mereka, meminta perlindungan kepada Allah<br />dari segala kejahatan mereka sahaja yang terlepas dari tipu muslihat syaitan dan Allah memuliakan<br />mereka dengan menetapkan pendirian mereka di dalam kebenaran.<br />"Dan jika kamu berjumpa sesuatu godaan syaitan maka mintalah perlindungan kepada Allah.<br />Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Al-A'raaf: 200<br />"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka<br />ingat kepada Mlah maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan mereka. Dan teman-teman mereka<br />iaitu orang-orang kafir dan fasik membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-henti<br />menyesatkan ". AlA'raaf: 201-202<br />"Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan<br />dunia dan di Akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan membuat apa yang<br />dia kehendaki". Ibrahim: 27<br />Kita memohon kepada Allah supaya dia menetapkan kita di atas jalan dakwah, menjauhkan<br />kita dari segala kesalahan, melindungi kita dari segala kejahatan diri kita, dari kejahatan syaitan dan<br />menamatkan hidup kita dengan kebaikan. Amin.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-23432850529159984312010-07-04T18:37:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.770+07:00Tribulasi-tribulasi (Mehnah) Di Atas Jalan Dakwah dan Beberapa Persoalan Tentangnya (1)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVNqsaGld4umm_19rq0OkJ0TrSpKbXbBDhJwwMR4v3R5SADiRKpE78Z9NprgVRUUIDr0f8gki6EGiOmbjyZkIWxH86hgplf3A3dfqVycFImZEvvL6OhudTvC93sSGZHUHP_a_wHyf6vVFm/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVNqsaGld4umm_19rq0OkJ0TrSpKbXbBDhJwwMR4v3R5SADiRKpE78Z9NprgVRUUIDr0f8gki6EGiOmbjyZkIWxH86hgplf3A3dfqVycFImZEvvL6OhudTvC93sSGZHUHP_a_wHyf6vVFm/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490014543516426386" /></a>Adakah tribulasi itu natijah dari beberapa kesalahan atau sunnah dari sunnah-sunnah dakwah? Bolehkah tribulasi itu dielak atau dikurangkan tekanannya? Ataupun mengelakkannya merupakan satu penyelewengan? Adakah tribulasi itu merupakan kematian dalam umur dakwah atau sebagai kehidupan yang mempunyai kesan?<span class="fullpost"> Adakah tribulasi itu sebagai pukulan yang menghapuskan dakwah atau merupakan alat pelicin, pembersih dan peneguh dakwah? Apakah<br />kesannya yang sebenar kepada jamaah dan individu? Adakah tribulasi itu membahayakan atau<br />memberi faedah? Benarkah tribulasi itu satu kurnia dalam bentuk bencana?<br />Inilah antara persoalan yang sentiasa berlegar-legar sama ada sebahagian ataupun<br />seluruhnya di dalam fikiran segelintir manusia. Kadang-kadang saudara tidak dapat memberi<br />jawapan yang sahih kepada mereka. Ada orang yang menimbulkan persoalan-persoalan ini dengan<br />tujuan jahat untuk menimbulkan keraguan-raguan dan fitnah. Mungkin juga dengan tujuan baik,<br />tetapi dia tidak mampu memberi jawapan yang tepat lalu menimbulkan kegelisahan dan kesamaran.<br />Oleh kerana itu kita perlulah mengupas persoalan-persoalan ini untuk mencari jawapan<br />yang sahih dan memuaskan. Untuk membuktikan kebenaran dan menghapuskan kebatilan. Kepada<br />Allahlah kita mengharap taufik di atas jalan yang lurus.<br />10.1 Adakah Ujian dan Bencana Itu Hasil Dari Kesalahan Atau la Adalah Sunnah Dari Sunnahsunnah<br />Dakwah?<br />Sesungguhnya para Rasul dan para pendokong dakwah yang sentiasa menyeru manusia<br />kepada Allah terdedah kepada gangguan, pepyeksaaan dan penindasan dari musuh Allah lantaran<br />mereka bangun dan tangkit melaksanakan kewajipan dakwah. Sekiranya Allah hendak menghalang<br />danmencegah mereka dari mengganggu, menggugat, menyakiti, menindas dan membunuh para<br />Rasul dan para pendokong dakwah nescaya Allah boleh membuat berbuat demikian. Allah Maha<br />Pengasih kepada mereka, tetapi Allah tidak berbuat demikian. Mereka dibiarkan terdedah kepada<br />berbagai-bagai gangguan, penyeksaan, sehingga kita melihat junjungan kita nabi Muhammad s.a.w.<br />yang tercinta telah diganggu dan disakiti oleh kaum musyrikin di Tha'if sehingga baginda berdoa<br />dan bersabda: "Hai Tuhanku, kepadaMulah kuadukan kelemahanku, kekuatanku dan kurangnya<br />upayaku dan hinanya aku kepada manusia"'. Adakah Allah membiarkan mereka dengan tidak<br />melindungi mereka dari siksaan kafir dan musyrik kerana mereka telah membuat kesalahan?<br />Adakah masuk akal jika dikatakan bahawa segala gangguan dan penyiksaan yang menimpa para<br />Rasul, pendokong dakwah dan para mukmin yang bersama mereka disebabkan kesalahan di dalam<br />perjalanan mereka menyeru kepada Allah? Sesungguhnya kita akan menyatakan sebaliknya.<br />Keteguhan mereka mendokong dakwah dan istiqamah mereka di atas perintah Allahlah yang<br />menyebabkan mereka terdedah kepada gangguan dan ujian. Sekiranya mereka menyeleweng, cuai<br />atau bermuka-muka dan bertolak ansur, sudah tentu mereka tidak diganggu, diseksa, ditindas.<br />Firman Allah s.w.t.:<br />"Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)". Al-<br />Qalam: 9<br />FirmanNya lagi:<br />"Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dar apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar<br />kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil<br />kamu jadi sahabat yang setia ". Al-Israa': 73<br />Sesungguhnya musuh-musuh Allah dan para pendokong kebatilan tidak akan membiarkan<br />dakwah Allah berjalan, membesar dan berkembang di kalangan manusia hingga ia menjadi kuat,<br />teguh dan mampu menghapuskan mereka yang penuh dengan kesesatan dan kebatilan. Sudah pasti<br />mereka akan melancarkan serangan ke atas dakwah Allah dan para pendokongnya dengan cara<br />mendustakan, mempersenda-sendakan, menimbulkan keraguan dan menghalang manusia<br />daripadanya. Sekiranya hujah-hujah dan logik mereka lemah, mereka akan bertindak kasar dan<br />ganas. Mereka akan mengganggu, menyeksa, menindas dan melakukan tindakan-tindakan yang siasia.<br />Mereka berbuat demikian semata-mata untuk memesongkan akidah para da'i dan menakutnakutkan<br />manusia lain dari memasuki Islam, dari dakwah Islam dan jihad Islam. Lebih dari itu<br />mereka akan'' melemparkan berbagai-bagai tuduhan palsu, jahat, buruk dan busuk kepada<br />pendokong dakwah untuk membenarkan kezaliman dan pencerobohan mereka, demi mengabui<br />mata manusia dan merosakkan nama baik para pendokong dakwah Islam. Tambahan pula<br />pendokong jahiliah itu mempunyai alat-alat media massa dan sistem komunikasi yang<br />memudahkan lagi proses mengabui mata manusia di mana, pada waktu yang sama, pendokong<br />kebenaran dan dakwah tidak diberi peluang dan kesempatan untuk menghapuskan segala tuduhan<br />batil dan dusta itu.<br />Dengan kecekapan sistem komunikasi inilah timbulnya anggapan yang salah dan sangkaan<br />buruk yang menimpa para pendokong dakwah bahawa bencana dan ujian yang mereka terima<br />adalah natijah dan hasil dari kesalahan yang terkandung di dalam tuduhan palsu itu.<br />Sesungguhnya berdakwah kepada Allah sepanjang masa adalah dakwah ke arah kebaikan<br />selamat sejahtera. Dakwah tidak memaksa manusia supaya mereka memasuki agama Allah.<br />Sesungguhnya dakwah Islam, itu bercakap dan berbicara kepada akal dan fitrah manusia, menyeru<br />mereka dengan hikmah, nasihat, tunjuk ajar yang baik dan dengan perbincangan dan perdebatan<br />yang lebih baik, menyeru mereka supaya beriman kepada Allah, bertauhid kepada Allah,<br />mengesakan Allah, dan beribadat kepada Allah tanpa paksaan. Tetapi malangnya kebanyakan<br />manusia terutamanya pihak berkuasa dari pendokong jahiliyah, penganut kebatilan mengingkari<br />fitrah mereka, menutup akal mereka, membutakan hati dan mata mereka, memekakkan telinga lalu<br />mereka tidak mendengar, tidak melihat dan tidak menyahut seruan Allah yang dibawa oleh<br />pendokong dakwah tatkala menyeru mereka kepada apa yang menghidupkan mereka:<br />"Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya di sisi Allah ialah orang-orang yang<br />pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun ". Al-Anfaal: 22<br />Merekalah sebenarnya yang memulakan permusuhan dan pencerobohan ke atas para duat<br />ila Allah. Merekalah yang telah mengadakan pakatan sulit untuk menentang dan memusuhi para<br />du'at dan merekalah juga yang sentiasa membuat berbagai-bagai tipu daya untuk memperdaya<br />manusia.<br />10.2 Bahkan Demikianlah Sunnah Allah Di dalam Dakwah<br />Sudah menjadi sunnatullah di dalam proses dakwah yang mendedahkan orang-orang<br />mukmin dan pendakwah yang berdakwah kerana Allah kepada pancaroba dan pelbagai ujian yang<br />begitu hebat sehingga boleh menggoyahkan mereka. Sesungguhnya iman itu bukanlah sekadar katakata<br />yang diucapkan dengan mudah, syiar-syiar yang dilaung-laung dan bukan perarakan yang<br />diringi pekikan-pekikan yang bergemuruh. Sebaliknya, iman mestilah diuji dan diduga. Pertolongan<br />Allah tidak akan datang kepada mereka melainkan setelah mereka dapat mangatasi ujian dan<br />dugaan itu. Inilah mesej yang terkandung jalam ayat-ayat al-Quran yang berulang kali menyebut<br />tentang sunnah ini.<br />“Apakah manusia mengira bahawa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami beriman, sedang<br />mereka belum diuji? Sesungguhnya kami telah menguji orang-orang ymg sebelum mereka, maka<br />sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang<br />dusta ". Ankabut: 2-3<br />"Apakah kamu mengira kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cubaan)<br />sebagaimana orang-orang yang dahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta<br />digoncangkan (dengan bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah rasul dan orahg.orang yang beriman<br />bersamanya. "Bilakah datangnya pertolongan Allah ?" Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat<br />dekat". Al-Baqarah: 214<br />"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang<br />berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ehwalmu.”<br />Muhammad: 31<br />"Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu akan tetapi mereka sabar<br />terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka hingga datang pertolongan Kami<br />kepada mereka. Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimah-kalimah (janji-janji) Allah. Dan<br />sesungguhnya telah datang kepada mu sebahagian dari berita<br />rasul-rasul itu". Al-An'aam: 34<br />"Allah sekali-kali tidak tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu<br />sekarang ini, sehingga dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali<br />tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang<br />dikehendakiNya di antara rasul-rasulNya, kerana itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika<br />kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar".Alilmran: 179<br />"Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka)". Alilmran: 141<br />"Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan bagi yang batil. Adapun buih itu<br />akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya, adapun yang memberi menafaat kepada manusia, maka<br />ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan ". ArRa'ad: 17<br />"Dan dj antara manusia ada yang berkata: "Kami beriman kepada Allah" maka apabila ia disakiti<br />kerana ia beriman kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sesungguhnya jika<br />datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya kami adalah bersertamu ".<br />Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada di dalam dada manusia ?. Dan sesungguhnya Allah benarbenar<br />mengetahui orang yang beriman dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang munafik". Al-<br />Ankabut : 10-11<br />Jelas di sini kita dapat melihat bahawa ujian yang menimpa para pendokong dakwah,<br />merupakan sunnah Allah yang sentiasa bersilih ganti di dalam urusan dakwah. Bukanlah di atas<br />sebab-sebab kesalahan. Ayat-ayat tadi menegaskan bahawa ujian-ujian itu mempunyai hikmah<br />untuk membezakan orang-orang yang benar dan orang-orang yang dusta dan berbohong. Di antara<br />orang-orang yang munafik, untuk dikenal siapa yang sabar dan berjihad. Supaya dikenal siapa yang<br />menentang dan taghut yang sombong. Supaya nyata kepada kita keadilan Allah tatkala diberi<br />pembalasan yang setimpal kepada tiap-tiap golongan.<br />Lebih dari itu hikmah dari ujian itu adalah untuk membersihkan dan mensucikan_orangorang<br />yang beriman, supaya mereka bertambah imannya, dari iman yang telah sedia ada supaya<br />mereka bertambah kuat memegang dakwah meraka sehingga mereka layak menerima pertolongan<br />dari Allah. Supaya mereka memelihara dan mendokong amanah itu dengan sebaik-baiknya:<br />"(Iaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi nescaya mereka<br />mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makrufdan mencegah dari perbuatan yang<br />mungkar, dan kepada Allahlah kembali segala urusan:" Al-Hajj: 41<br />"Sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah; di pusakakanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dari<br />hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa ". Al-A'raaf : 128<br />Dengan yang demikian itu kita berkata dengan hati yang tenang bahawa segala ujian dan<br />tribulasi yang menimpa para pendokong dakwah itu adalah sunnah Allah, bukan akibat kesalahan.<br />Lebih dari itu, kita berkata bahawa para pendokong dakwah yang tidak terdedah kepada ujian dan<br />bencana, perlu merujuk kembali, memeriksa sikap dan keadaan mereka kerana kemungkinan besar<br />mereka telah tersalah jalan dan melalui jalan yang tidak pernah dilalui oleh para pendokong<br />dakwah. Imam kita as-Syahid Hassan al-Banna rahimahullah pernah menyatakan tentang apa yang<br />mungkin menimpa jamaah Ikhwan dari berbagai ujian dan bencana. Kenyataan itu dinyatakan<br />sepuluh tahun sebelum terjadinya ujian dan bencana terhadap al Ikhwan. Kenyataan ini bukanlahmerupakan<br />satu khayalan atau imaginasi, tetapi ia berdasarkan sejarah dan kefahaman beliau<br />terhadap dakwah bahawa sesungguhnya ujian itu merupakan sunnah Allah pada dakwah yang<br />benar. Beliau berkata:<br />"Di kala ini kamu telah memulakan perjalanan di jalan para pendokong dakwah dan ujianujian<br />ini boleh jadi panjang, adakah kamu sanggup bertahan?<br />Dalam pada itu kita tidak menafikan adanya kesalahan yang telah kita lakukan kerana kita<br />adalah manusia. Kita pun bukanlah maksum yang terpelihara dari segala kesalahan. Pada<br />hakikatnya, barangsiapa yang bekerja, tentu terdedah kepada kesalahan dan orang yang tidak<br />bekerja tidak akan terdedah kepada kesalahan. Tetapi kesalahan yang mungkin kita lakukan itu<br />hanyalah merupakan kesalahan juz'iah atau kesalahan perseorangan yang terjadi sebagai natijah<br />ijtihad dari pemikiran manusia yang terbatas dalam batas niat yang baik yang kita berharap<br />mendapat pahala daripadanya. Di samping itu kita mestilah mengambil faedah dan pengajaran<br />daripadanya".</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-16928922896156877472010-07-04T18:33:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.780+07:00Tribulasi-tribulasi Di Jalan Dakwah dan Beberapa Persoalan Tentangnya (2)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikVlagNxK0qtp_aEpruOFg7bFuuHyb0-e8h3gJSUj1Pa3L2oB8peCI7q6XA85IBGUd6KOfRoN6eKOi4fdhOgVDkKg77Ag-2gvEczDfDMAKZwiUf5JXmaTFBbZm_gGRdfGqthlAh90CSqiF/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikVlagNxK0qtp_aEpruOFg7bFuuHyb0-e8h3gJSUj1Pa3L2oB8peCI7q6XA85IBGUd6KOfRoN6eKOi4fdhOgVDkKg77Ag-2gvEczDfDMAKZwiUf5JXmaTFBbZm_gGRdfGqthlAh90CSqiF/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490013562978909010" /></a>Bolehkah Kita Mengelakkan Tribulasi atau Mengurangkan Tekanannya atau Mengelakkannya Merupakan Penyelewengan dari Jalan Dakwah?<br />Ada orang menggambarkan bahawa dengan sedikit berpolitik,<span class="fullpost"> diplomasi dan menggunakan<br />kecerdikan dan perlaksanaan yang baik dapat mengelakkan ujian dan bencana dari menimpa para pendokong dakwah dan memimpin para pendokong dakwah serta menjauhkan mereka dari bencana dan siksaan yang sangat dahsyat dari musuh-musuh Allah dan dari terus menimpa mereka<br />atau sekurang-kurangnya mengurangkan tekanan dan memendekkan masanya. Adakah pendapat<br />ini benar dan tepat? Benarkah mereka boleh berbuat demikian selagi mereka berpegang teguh<br />dengan dakwah mereka? Marilah kita mencari jawapan yang sahih terhadap persoalan ini. Marilah<br />kita lihat sirah RasuluUah s.a.w. yang kita ikuti jejak langkahnya dan berjalan di atas jalannya. Kita<br />semua mengetahui bahawa Rasulullah s.a.w. bersungguh-sungguh membawa kebaikan kepada<br />orang-orang yang beriman, sangat pengasih dan sayang kepada mereka dan bersusah hati di atas<br />kesusahan mereka sebagaimana yang disifatkan Allah Taala tentang baginda:<br />"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya<br />penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang<br />terhadap orang-orang mukmin". AtTaubah: 128<br />Rasulullah s.a.w. sendiri terdedah kepada pelbagai rupa ujian penyiksaan hinggakan<br />baginda sendiri melihat mukmin mengalami rupa penyeksaan dari pihak kafir Quraisy. Sekiranya<br />Rasulullah mampu membuat sesuatu untuk menghalang penyiksaan kaum Musyrikin ke atas<br />mukminin dan melindungi mereka, nescaya baginda berbuat demikian. Namun, baginda hanyalah<br />mewasiatkan supaya mereka bersabar, bertahan di atas akidah mereka, menggembirakan mereka<br />dengan syurga, dengan pertolongan Allah s.w.t. dan kemenangan agama Allah. Baginda bersabda<br />kepada mereka.<br />"Bersabarlah sungguh-sungguh hai keluarga Yasir kerana sesungguhnya janji mu ialah syurga".<br />Imam Bukhari rahmatullah telah meriwayatkan dari Qais berkata:<br />“Aku telah mendengar Khabab r.a berkata: Aku telah mendatangi Rasulullah s.a.w. sedang baginda<br />berbantalkan burdadi bawah naungan Kaabah. Ketika itu kami sedang menerima penyiksaan yang keras dari<br />kaum musyrikin lalu dia berkata: Tidak mahukah kamu berdoa kepada Allah? Lalu Rasulullah s.a.w. duduk<br />dengan merah padam mukanya lantas bersabda: Sesungguhnya telah terjadi kepada orang-orang sebelum kamu<br />telah disikat dengan sikat-sikat besi yang mencakar-cakar daging-daging dan urat-urat mereka hingga ke<br />tulang-tulang mereka. Itu tidak memalingkan muka dari agama mereka. Kepala mereka digergaji hingga<br />terbelah dua. Ini tidak memalingkan mereka dari agama mereka. Satu masa nanti pasti Allah akan<br />menyempumakan urusan agama ini dengan memberi kemenangan kepadanya di mana orang yang<br />menunggang itu berjalan dari San'a di Yaman ke Hadramaut tanpa rasa takut kecuali hanya kepada Allah dan<br />hanya bimbangkan serangan serigala ke atas kambing-kambingnya. Tetapi kamu ini hendak mencapai<br />kemenangan dengan segera".<br />Demikianlah kita mendapati Rasulullah, walaupun sangat sedih dan dukacita melihat<br />orang-orang yang beriman ditimpa bencana dan seksaan dari kaum Musyrikin, baginda murka<br />apabila diminta supaya berdoa' kepada Allah bagi mereka. Ini adalah bertujuan mendidik mereka<br />supaya mereka tahu bahawa ujian dan bencana itu bukanlah perkara baru dan asing dan itu adalah<br />sunnah Allah, undang-undang Allah yang pasti berlaku ke atas orang-orang yang beriman dan pasti<br />berlaku di atas jalan dakwah Islam, sebagaimana yang telah dialami oleh orang-orang mukmin<br />sebelum mereka. Oleh kerana itu, hendaklah mereka bersabar sebagaimana sabarnya mukminin<br />sebelum mereka, bersabar dengan penuh tenang dan yakin bahawa kemenangan akhirnya akan<br />menjadi milik mereka. Allah akan menyempumakan urusan Islam itu dan menegakkan<br />kedaulatannya di muka bumi sekalipun bagaimana besar dan banyaknya tipu daya musuh-musuh<br />Allah.<br />11.2 Bilakah Akan Berhentinya Penyiksaan Musuh-Musuh Allah Terhadap Mukminin?<br />Sesungguhnya musuh-musuh Allah itu memerangi dakwah Allah di dalam diri para<br />pendokongnya dengan berbagai-bagai usaha, helah dan penyeksaan yang berterusan dan berulang<br />untuk memalingkan mereka dari dakwah mereka. Kadang-kadang dengan pujuk rayu, umpanumpan<br />palsu atau janji-janji manis yang penuh dengan muslihat. Kadang-kala pula berupa ancaman,<br />gertakan, penyeksaan dan tindakan yang kejam. Mereka tidak berhenti berbuat demikian hinggalah<br />para pendokong dakwah meninggalkan dakwah mereka sehingga orang-orang mukmin<br />meninggalkan dakwah mereka, mengikut cara hidup mereka dan menyokong kebatilan mereka.<br />Benarlah Allah s.w.t Yang Maha Agung apabila berfirman:<br />"Mereka tidak henti-henti memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari<br />agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup". Al-Baqarah: 217<br />Firman Allah lagi:<br />"Jika mereka menangkap kamu, nescaya mereka bertindak, sebagai musuh bagimu dan melepaskan<br />tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakitimu, dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir".<br />Al-Mumtahinah: 2<br />"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan redha kepadamu hingga kamu mengikut agama<br />mereka" Al-Baqarah: 120<br />Sesungguhnya penyeksaan yang dimulakan oleh musuh-musuh Allah kerana akidahnya<br />tidak akan berhenti selagi para penganut akidah itu tidak mahu meninggalkan akidah mereka atau<br />sekurang-kurangnya goyah dengan pegangan akidah dan tidak melakukan kegiatan dakwah<br />mereka. Atau tidak melakukan gerakan akidah dan dakwah mereka. Sesungguhnya ini bukanlah<br />merupakan permusuhan peribadi atau tujuan duniawi kerana mereka telah menawarkan harta dan<br />kuasa kepada Rasulullah s.a.w. lalu baginda menolaknya dengan penuh kemuliaan orang-orang<br />yang beriman, kekuatan azam, berpegang teguh dengan akidah dan bekerja untuknya walaupun<br />sikap yang tegas itu membawa kepada kebinasaannya dan Rasulullah s.a.w. telah bersabda dengan<br />sabda yang tegas dan kekal:-<br />"Demi Allah sekiranya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku<br />supaya aku meninggalkan urusan ini, nescaya aku tidak akan meninggalkannya hinggalah Allah memberi<br />kemenangan kerananya ataupun aku binasa kerananya ".<br />Para pendokong dakwah dan penganut akidah Islam, tidak akan meninggalkan akidah dan<br />dakwah mereka. Mereka tidak akan berhenti dari melaksanakan tugas-tugas harakah dan kegiatan<br />dakwah mereka dan tidak akan memberhentikan jihad dan perjuangan mereka lantaran rintangan,<br />gangguan dan penyiksaan yang menimpa mereka. Kalau tidak, lebih baik mereka awal-awal lagi<br />tidak tampil ke hadapan untuk memikul amanah ini dan tidak bangun melaksanakan segala<br />tuntutannya.<br />11.3 Dakwah Itu Tertegak Dari Keazaman, Bukan Kemudahan<br />Memang benar, Allah memberi keringanan untuk mengaku dengan kalimah kufur hanya<br />pada lidah disebabkan tekanan dan penyiksaan selagi hatinya tidak rela dengan kalimah kufur itu<br />dan jiwanya tetap beriman kerana itu adalah rahmat Allah kepada hambaNya, kerana mengetahui<br />kemampuan mareka yang terbatas.<br />Firman Allah yang bermaksud:<br />"Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah) kecuali<br />orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang di dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang<br />yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, amaka kemurkaan Allah menimpanaya dan baginya azab yang<br />besar".An-Nahl: 106<br />Tetapi, kemudahan itu tidak bererti kita boleh menjadikannya sebagai asas dan pokok<br />pendirian mukmin apabila menghadapi gangguan dan penyiksaan. Lalu kita jadikan pengecualian<br />itu sebagai ketahanan dan ketetapan dan berpegang teguh dengan akidah dan tidak menyahut<br />segala tuntutan mereka. Sesungguhnya dakwah yang benar tidak mungkin berdiri di atas rukhsah<br />(kemudahan) dan tidak boleh dijual beli dengan murah. Sebaliknya ia mesti dibangunkan di atas<br />uzmah (keazaman) oleh orang-orang yang mempunyai keazaman dan ketangkasan. Oleh itu, sudah<br />menjadi sunnah Allah dalam memperbezakan dan membersihkan serta menyucikan mukmin.<br />Oleh kerana itu juga kita dapati Rasulullah s.a.w. tidak menyuruh orang-orang mukminin<br />menggunakan keringanan itu dengan tujuan menjauhkan mereka dari gangguan dan penyiksaan<br />musyrikin Quraisy. Tetapi sesungguhnya baginda mengasihani mereka, menyuruh mereka bersabar,<br />bertahan menanggung segala gangguan-gangguan musyrikin dan menggembirakan mereka dengan<br />kemenangan yang pasti datang dan menjanjikan mereka dengan syurga Allah. Rasulullah s.a.w.<br />mempunyai pendirian yang tegas bersama dengan orang-orang yang beriman dan wahyu berturutturut<br />turun kepada baginda:<br />"Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu sesungguhnya<br />kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan Al-Quran itu benar-benar suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi<br />kaummu dan kelak kamu akan dipertanggungjawabkan ". AzZukhruf:43-44<br />"Maka kerana itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan<br />kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah : "Aku beriman kepada semua kitab<br />yang diturunkan Allah". As-Syuura: 15<br />"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran kepadamu (Muhammad) dengan beransur-ansur.<br />Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu ikuti orang-orang<br />yang berdosa dan orang-orang yang kafir di antara mereka". Al-Insaan: 23 dan 24<br />"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan apa yang diperintahkan (kepadamu) dan<br />berpalinglah dari orang-orang musyrik". Al-Hijr:94<br />Akan tetapi orang-orang yang beriman itu harus menerima keuzuran (alasan), iaitu bagi<br />orang-orang yang tidak mampu lagi menanggung derita gangguan dan penyiksaan selagi hatinya<br />tidak berubah. Janganlah berubah hati terhadapnya dan janganlah mereka memutuskan hubungan<br />persaudaraan dengan dia.<br />11.4 Mengelakkan Tribulasi Adalah Penyelewengan Dari Jalan Dakwah:<br />Apabila dakwah Allah telah berjalan dan dijalankan oleh para pendokongnya di jalan yang<br />benar dan sahih secara syumul dan sempurna tanpa cuai dan menyeleweng, musuh-musuh<br />mengetahui tentang natijahnya untuk menghapuskan kebatilan mereka, menegakkan yang hak,<br />membangunkan kebenaran di atas tempatnya kerana sesungguhnya kebenaran itulah yang lebih<br />patut diikuti. Mereka musuh-musuh Allah mulalah menjalankan usaha-usaha dan tipudaya mereka<br />tanpa henti untuk memalingkan dakwah Allah, para pendokong dan para petugasnya dari jalan<br />sahih. Ini menyebabkan orang-orang yang beriman terdedah kepada bencana dan penyiksaan.<br />Orang-orang yang beriman sebagai satu jamaah tidak akan dapat mengelakkan bencana dan<br />penyiksaan itu kecuali apabila mereka meninggalkan dakwah mereka ataupun meninggalkan<br />perkara yang menimbulkan kemarahan dan kegelisahan musuh-musuh Allah atau mereka<br />bermuafakat dan bekerjasama untuk dakwah atau bergerak dengannya. Segala bentuk tolenrasi<br />sedemikian pada hakikatnya menyelewengkan dakwah dari jalan yang diredhai Allah di mana<br />Rasulullah s.a.w. dan para sahabat telah berjalan di atasnya. Kita wajib berjalan di atasnya mengikuti<br />Rasulullah s.a.w. yang menjadi sebaik-baik tauladan.<br />Para pemimpin dan para pendokong dakwah harus mengetahui bahawa jalan dakwah tidak<br />ditaburi dengan bunga-bungaan yang harum. Mereka mesti menguatkan azamnya untuk sabar dan<br />mempertahankan akidah mereka. Hendaklah mereka bertenang dan percaya kepada pertolongan<br />Allah dan sokonganNya kepada mereka. Pada hakikatnya, musuh-musuh Allah itu tidak memerangi<br />tubuh-tubuh mereka yang lemah, yang menjadi sasaran seksaan, gangguan, sasaran senjata dan tali<br />gantung mereka tetapi mereka itu hanya memusuhi Allah dan dakwah,<br />"Dan Allah berkuasa terhadap urusanNya, tetapi kebanyakan manusia tiuada mengetahui".<br />Yusuf:21<br />Janganlah seseorang itu memahami bahawa kami.dari golongan yang suka memasuki dan<br />mencari tempat tahanan atau dari golongan yang suka diganggu dan dibunuh. Sekali-kali tidak.<br />Lebih dari itu kita sentiasa memohon ‘afiat pada Allah dan tidak menjadikan kita fitnah bagi orangorang<br />yang zalim. Kita mohon kepada Allah supaya kita diselamatkan dengan rahmatNya dari<br />kaum yang zalim. Kita tidak pernah menolak keenakkan afiat yang terbuka selagi ia tidak<br />menyentuh akidah kita, tidak mengganggu keselamatan tujuan, penerusan usaha dan tidak<br />merintangi jalanNya.<br />Kita bukannya bercita-cita menemui musuh. Kita tidak mencari musuh atau membangkitkan<br />kemarahan musuh dan kita tidak suka memberi alasan untuk membenarkan dia membuat<br />permusuhan kepada kita. Sekiranya dia enggan juga menerimanya sebaliknya hendaknya<br />mengganggu dan menyiksa kita, maka itu menunjukkan permusuhannya kepada dakwah dan kita<br />tidak dapat berbuat apa-apa kecuali bersabar menanggung dan mengharap kepada Allah. Kita tidak<br />akan mencuaikan usaha dakwah kita dan kita tidak akan menguranginya.<br />"Mereka tidak menjadi lemah kerana bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak lesu dan<br />tidak pula menyerah kep.ada musuh. Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa selain ucapan:<br />"Ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami<br />dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami menghadapi orang-orang yang kafir". Kerana itu Allah<br />memberikan mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di Akhirat.. Dan Allah menyukai orang-orang yang<br />berbuat kebaikan". Alilmran: 146-148<br />"Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada<br />kami? Kami benar-benar akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan terhadap kami, dan<br />hanya kepada Allah sahaja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri." Ibrahim: 12</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-30757773165677502762010-07-04T18:28:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.791+07:00Tribulasi-tribulasi di Atas Jalan Dakwah dan Beberapa Persoalan Tentangnya (3)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFeZ3rf9cbjVDUw_CppH2s55B-lt-GkdAT0GfQjgMw-E453hj7t-4NPtEemuVriTT2D1E4mOMQ6i92Ki4hq-NCX2yLvB4rP64YzMiYb1_TYyTzXqAwWJmIaLNcLlAppjqO5_kWS802QYZg/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFeZ3rf9cbjVDUw_CppH2s55B-lt-GkdAT0GfQjgMw-E453hj7t-4NPtEemuVriTT2D1E4mOMQ6i92Ki4hq-NCX2yLvB4rP64YzMiYb1_TYyTzXqAwWJmIaLNcLlAppjqO5_kWS802QYZg/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490012484460965650" /></a>Sekali pandang, ramai orang menyangka bahawa ujian yang mengandungi pelbagai bentuk penyeksaan, penindasan, penekanan dan bencana membahayakan dakwah dan merintanginya bahkan boleh jadi membunuhnya.<span class="fullpost"> Sangkaan yang demikian itu semakin kuat apabila ujian itu<br />berterusan dalam tempoh yang sangat lama dan tidak nampak tanda-tanda berkurangan atau<br />hapusnya sama sekali dengan tidak memperolehi faedah yang nyata dibidang dakwah lalu mereka<br />bertanya:<br />"Ke manakah perginya bilangan ramai yang. telah melalui jalan dakwah? Mana dia<br />lambang-lambang dan sepanduk yarig telah lahir dan muncul di setiap tempat? Mana dia pejabatpejabat,<br />rumah-rumah dan institusi yang dahulunya telah memainkan peranan di dalam masyarakat<br />seperti sekolah-sekolah, hospital-hospital, persatuan-persatuan, latihan jasmani dan kumpulankumpulan<br />rekreasi dan pelancongan dan pelbagai bentuk kegiatan?"<br />Pada lahirnya menunjukkan bahawa dengan terhapusnya perkara tersebut, ia adalah<br />kerugian besar dan menjadi bahaya besar yang menimpa para pendokong dakwah dan dakwah<br />mereka. Ini benar menurut ukuran kebendaan, tetapi pada hakikatnya adalah sebaliknya di alam<br />dakwah, akidah dan di dalam ukuran Rabbani, ukuran ketuhanan.<br />Mari saya terangkan lebih lanjut sampai manakah bahaya yang menimpa dakwah dan para<br />pendokongnya dalam ujian ini. Saya akan menerangkan segala kebaikan dan faedah yang<br />terkandung di dalamnya, di antaranya:-<br />1. Beberapa banyak pendokong dakwah yang telah syahid di tangan musuh-musuh dakwah,<br />sama ada syahid semasa disiksa atau di tiang gantung. Mereka adalah orang-orang terpilih dan<br />pemimpin, pemimpin dakwah yang tinggi kedudukan dan nilainya di bidang dakwah. Pada<br />zahirnya ini merupakan kerugian besar bagi dakwah lantaran hilangnya mereka dari bidang<br />dakwah dan hampanya bidang dakwah dari usaha dan jihad mereka.<br />Tetapi, pada hakikatnya, syahidnya seseorang itu di jalan dakwah dan di dalam tujuannya<br />menunjukkan tingginya dakwah ini dan mulianya tujuan dakwah. la melambangkan pengorbanan<br />di dalam jalan dakwah. Sesungguhnya syahidnya seseorang memberi kesan dan pengaruhnya yang<br />besar di dalam jiwa malah lebih bermakna dari nasihat seratus penasihat. Sesungguhnya ini<br />merupakan bekalan dan obor yang akan menyalakan iman dan semangat generasi kini dan akan<br />datang.<br />Demikianlah sekarang ini apabila kita membaca kisah syahidnya Yasir, Sumayyah r.a. kita<br />merasakan dorongan iman dan bekalan yang perlukita gunakan di jalan dakwah walaupun mereka<br />telah syahid empat belas abad yang lalu di zaman Rasulullah s.a.w. Sesungguhnya keuntungan yang<br />diperolehi oleh jamaah Islam di bidang dakwah dengan syahidnya mereka adalah keuntungan yang<br />sangat besar. Syahidnya mereka telah melahirkan jiwa-jiwa yang kuat yang membawa kebangkitan<br />Islam di zaman ini yang menjelma di dalam angkatan baharu di kalangan putera-puteri Islam di<br />seluruh dunia terutamanya di seluruh dunia Islam. Mereka memperolehi ilmu, pengalaman dan<br />contoh teladan yang baik yang ditinggalkan oleh para syuhada itu.<br />Para syuhada itu pula telah berjaya mencapai darjah syahid dan keredhaan Allah. Di atas<br />dasar inilah maka syahidnya para syuhada itu adalah kebaikan umum bagi dakwah dan kebaikan<br />khusus bagi syuhada. la bukanlah bahaya sebagaimana kelihatan pada zahirnya.<br />2. Di antara bentuk ujian yang pada zahirnya kelihatan merbahaya ialah berpalingnya ramai<br />manusia dari kerja dakwah. Mereka yang sebelumnya melibatkan diri dengan dakwah dan berjalan<br />di atas jalannya, kemudiannya mereka terus berpaling tadah. Pada zahirnya barisan dakwah telah<br />berkurangan, dakwah kehilangan ramai pendokongnya, lantaran itu usaha-usaha dakwah juga<br />berkurangan.<br />Namun, pada hakikatnya barisan dakwah semakin kuat dan semakin berpadu dan telah<br />bersih dari titik-titik kelemahan. Lebih dari itu Allah menggantikan yang hilang dengan ramai lagi<br />orang lain yang lebih mulia dari mereka dan itulah sunnah Allah.<br />"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang<br />ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin)". AliImran:179<br />Dan di dalam ayat yang lain:<br />"Dan jika kamu berpaling, nescaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka<br />tidak seperti kamu (ini)".Muhammad: 38<br />Demikianlah sekarang kita melihat bagaimana putera-puteri kita, generasi muda Islam yang<br />berjiwa Islam dan iman yang benar terus berjalan di atas jalan dakwah dengan segala kefahaman<br />dan keazaman, giat berusaha dan bekerja untuk Islam setelah mereka mengetahui dan mendengar<br />apa yang terjadi kepada generasi Islam yang telah mendahului mereka.<br />3. Di antara bentuk ujian yang dianggap bahaya pada zahirnya ialah penindasan ke atas<br />dakwah dan menyekatnya dari berkembang, perjalanannya dihalang dengan cara melarang para<br />pendokong dakwah untuk berdakwah, merampas kitab-kitab, majalah-majalah dan surat-surat<br />khabar mereka. Walaupun penghasilan secara langsung di dalam dakwah berkurangan kerana ujian<br />itu, tetapi pada hakikatnya dakwah beroleh keuntungan langsung daripadanya dengan pengertian<br />bahawa orang-orang yang mendapat ujian itu bertambah pengalaman dan semakin berpegang teguh<br />denga dakwah mereka.<br />Lebih dari itu, mereka lebih berusaha untuk membulatkan diri dan tujuan kepada dakwah,<br />bertahan di dalam dakwah dan berkorban di jalan. Kepercayaan kepada saudara-saudara mereka<br />bertambah kuat, ikatan persaudaraan dan perpaduan mereka bertambah erat. Semuanya it<br />membawa faedah yang banyak kepada dakwah malah lebih besar daripada sebelum mereka<br />menerima ujian itu.<br />Lebih dari itu, kita dapati para pendokong dakwah yang terpaksa bertebaran di bumi Allah<br />kerana kuatnya penindasan, tekanan dan gangguan di negeri mereka. Tetapi dengan demikian,<br />mereka dapat menyampaikan dakwah mereka di mana saja mereka berada. Itulah yang telah terjadi<br />di zaman Rasulullah, di zaman permulaan dakwah Islam di mana Islam dan dakwahnya<br />berkembang dan bertapak di Madinah melalui para sahabat Muhajirin yang diusir dari Mekah.<br />Itulah juga yang terjadi di zaman ini di zaman kita melihat perkembangan Islam dan dakwahnya di<br />seluruh dunia terutamanya di Eropah, Amerika dan Australia melalui para pendokong dakwah<br />yang telah ditindas di tanah air mereka.<br />"Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (ugama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka dan Allah<br />tetap akan menyepurnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir benci". As-Shaff:8<br />4. Di antara bentuk bahaya yang menimpa dakwah dan para duat dalam ujian itu, yang pada<br />zahirnya membahayakan dakwah dan para pendokongnya ialah terdapat ramai dari mereka yang<br />ditangkap, dipenjarakan dan mengalami penyeksaan dan penderitaan yang mengerikan bertahuntahun<br />lamanya. la merupakan bahaya pada zahirnya, tetapi pada hakikatnya menjadi kebaikan.<br />Sekiranya para syuhada menjadi lambang pengorbanan dan tebusan, maka kesabaran ojangorang<br />yang merengkuk di dalam penjara dengan segala penyiksaan dan penderitaan yang menimpa<br />mereka di sana bertahun-tahun, sepuluh tahun, dua puluh tahun, dan ada yang sampai lebih dua<br />puluh tahun pula adalah merupakan lambang-lambang ketahanan bersama kebenaran tanpa<br />meninggalkan usaha dan kegiatan dakwah mereka. Ini merupakan bekalan dan obor yang<br />menyalakan iman di kalangan generasi baru zaman ini dan di masa yang akan datang. Insya Allah.<br />Jelaslah bahawa saudara-saudara kita yang Muslim yang telah mengalami gangguan fizikal,<br />gangguan kebendaan dan moral yang berterusan selama dua puluh tahun tanpa berganjak dari<br />pendirian mereka padahal mereka ini mampu mengelakkan bencana dan ujian itu sekiranya mereka<br />menyetujui sikap taghut yang berkuasa dan zalim itu dan meninggalkan dakwah mereka. Tidak<br />syak lagi bahawa sikap mereka itu adalah sifat yang mulia kerana mereka bertahun bersama<br />kebenaran. Sifat mulia, ketegasan dan ketangkasan mereka disanjung tinggi dan dibanggakan oleh<br />orang-orang mukmin sepanjang masa.<br />Itulah kurnia Allah yang telah dikurniakan kepada orang-orang yang dikehendaki.<br />Maka sekiranya hari itu silih berganti.<br />Membawa nikmat dan derita tidak terperi.<br />Peristiwa-peristiwa sedemikian tidak mungkin melemahkan pendirian kami.<br />Perbuatan yang tidak menyenangkan itu tidak mungkin menghina kami.<br />Cubalah kita bayangkan bagaimana jika semuanya telah meninggalkan tugas dakwah dan<br />membuang benderanya kerana mengutamakan keselamatan diri dari menghadapi panas teriknya<br />ujian-ujian. Sudah tentu ini menimbulkan reaksi dan akibat yang sangat buruk kepada dakwah dan<br />menghalang pada dakwah Islam di kalangan para pemuda dan gegerasi yang sedang dan akan<br />muncul.<br />Demikianlah kita lihat pada zahirnya ia merupakan bahaya tetapi pada hakikatnya menjadi<br />kebaikan umum bagi dakwah dan kebaikan khusus bagi orang-orang yang terdedah kepada<br />penyeksaan. Allah telah memberi kesabaran dan ketahanan kepada mereka di atas kebenaran. Insya<br />Allah mereka akan mendapat kurnia dan pahala dari Allah kerana kesabaran dan ketahanan mereka.<br />5. Dari bentuk-bentuk yang pada zahirnya merupakan bahaya yang menimpa dakwah dan<br />para pendokongnya ialah berupa tuduhan-tuduhan palsu yang dilemparkan kepada para da'i dan<br />dakwah mereka untuk membusukkan nama baik mereka, untuk menghina mereka, untuk mengabui<br />mata orang lain supaya mereka lari dari dakwah Allah, supaya mereka liar dari seruan Allah. Ini<br />bukanlah perkara baru atau asing di atas dakwah yang benar. Dari dahulu lagi, angkatan taghut,<br />angkatan jahiliah telah melemparkan berbagai-bagai tuduhan palsu kepada Rasulullah s.a.w.<br />Mereka telah menuduh Rasulullah s.a.w. sebagai seorang tukang sihir, orang gila, pembohong,<br />pemecah belah masyarakat, memisahkan antara bapa dengan anak dan keluarga dan<br />memperbodohkan tuhan-tuhan mereka dan berbagai-bagai tuduhan palsu yang jahat yang<br />ditujukan kepada Rasulullah s.a.w dan kepada Islam.<br />Tetapi akhirnya segala kepalsuan itu tidak dapat bertahan lama apabila berhadapan dengan<br />kebenaran. Tembelang mereka terdedah dan rancangan hancur berkecai. Nyatalah kebenaran<br />Rasulullah s.a.w., nyatalah kejayaan agamaNya dan apa yang dibawa itulah yang benar dan itulah<br />yang menang.<br />Sejarah telah berulang kembali, di mana angkatan jahiliah dan taghut zaman ini<br />melemparkan tuduhan palsu kepada para pendokong dakwah dengan berbagai tuduhan palsu dan<br />jahat, mengganggu ketenteraman umum, ikhwanushayatin (kawan-kawan syaitan) boneka penjajah,<br />mereka hendak menghancurkan segala pembangunan serta membunuh orang-orang yang tidak<br />berdosa untuk merebut kuasa.<br />Mereka mabuk kuasa, bertopengkan agama dan berbagai-bagai tuduhan liar dan palsu dan<br />propaganda yang palsu dan liar untuk memburuk-burukkan dan membusukkan dakwah dan para<br />pendokongnya supaya para pemuda, generasi muda dan para pekerja untuk Islam lari dan<br />menjauhkan diri dari dakwah dan pendukungnya.<br />6. Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui telah melahirkan hakikat yang sebenarnya,<br />lalu terbukalah tembelang mereka yang zalim dan taghut itu. Kezalimanmereka telah diketahui<br />umum, dikenali oleh dunia, segala tindakan kejam mereka, segala tuduhan palsu mereka, segala<br />propaganda liar mereka telah dicatitkan di dalam sejarah. Lebih dari itu generasi baru Islam di<br />seluruh dunia Islam telah bangkit dan bangun mendokong dakwah Islam dengan sepenuh jiwa,<br />dengan iman yang benar dan dengan hati yang ikhlas.<br />Di antaranya lagi ialah rumah Ikhwan, yayasan mereka, sekolah-sekolah mereka, hospitalhospital<br />mereka, syarikat ekonomi mereka telah dirampas oleh taghut dan berbagai-bagai lagi<br />kegiatan Ikhwanul muslimin telah dibekukan dan tidak dapat lagi melaksanakan tugas risalahnya<br />yang penting itu. Dari sudut kebendaan, ini merupakan kerugian yang besar, akan tetapi kerugian<br />kebendaan itu adalah kerugian yang kecil kerana terlebih dahulu daripada itu angkatan Muslimin<br />yang pertama dan utama itu di zaman permulaan dakwah di zaman Rasulullah s.a.w telah<br />meninggalkan tanahair mereka, meninggalkan rumah-rumah mereka dan harta benda mereka<br />kerana mengutamakan dakwah mereka dan segala kepentingan kebendaan mereka tatkala mereka<br />berhijrah dari Mekah ke Madinah. Tetapi Allah telah menggantikan segala kerugian mereka dengan<br />kemenangan yang gemilang hinggalah mereka berjaya menubuhkan daulah Islam di Madinah. Di<br />Mekah, di seluruh Semenanjung Tanah Arab dan mengalahkan raksaksa Barat (Romawi) dan<br />raksaksa Timur Parsi (Iran) yang merupakan penguasa dunia bertamadun pada zaman itu.<br />Rasulullah s.a.w bersabda:<br />"Menanglah Suhaib, menanglah Suhaib".<br />Kita juga tidak lupa tentang pendirian Ansar terhadap saudara-saudara mereka para<br />Muhajirin, bagaiman mulianya sikap mereka mengutamakan saudara-saudara mereka lebih dari diri<br />mereka sendiri, kemurahan dan kemuliaan mereka dilukiskan di dalam al-Quranul Karim yang<br />menjadi teladan yang baik sepanjang masa. Ini memberi pengajaran kepada kita bahawa segala<br />kebendaan yang menimpa para pendokong dakwah, supaya mereka tidak dilekakan oleh benda,<br />tidak dimabuki oleh harta dan tidak dikuasai oleh dunia. Di samping itu ia menyuburkan pengertian<br />tolong menolong, tanggungjawab dan ingat mengingati di kalangan para du'at di dalam bidang<br />dakwah.<br />Dengan terhentinya perkhidmatan ikhwan yang berdasarkan Islam dan menurut cara Islam<br />yang selama ini giatkan oleh yayasan-yayasan ikhwan yang tadinya membawa kebaikan yang<br />banyak kepada masyarakat, masyarakat telah hampa dari faedah-faedah perkhidmatan menurut<br />cara Islam dan adab-adab Islam. Walaupun begitu para pendokong dakwah akan berusaha terus<br />membangunkan semula yayasan-yayasan dan perkhidmatan itu apabila peluang terbuka untuk<br />berbuat demikian.<br />Demikianlah kita melihat bahawa ujian dan bencana yang menimpa-, dakwah dan para<br />penganutnya sebagai sunnah Allah, undang-undang Allah yang telah berlaku selagi ada dakwah<br />dan para pendukungnya. Ujian-ujian itu pada zahirnya berupa bencana, tetapi di sebaliknya,<br />terkandung kebaikan. Jadi nikmat dan kurnia dalam rupa bencana. Tidak ada yang dikehendaki<br />Allah kepada dakwahNya dan para pendokongnya kecuali kebaikan sahaja. Jadi bencana-bencana<br />itu bukanlah merupakan saat-saat kematian atau pukulan maut, tetapi merupakan masa-masa yang<br />menghidupkan kekuatan, yang mendorong untuk berjalan di atas jalan dakwah dengan penuh<br />kekuatan dan ketahanan.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-702648604630590972.post-30588296355854812972010-07-04T18:25:00.000+07:002010-08-15T09:47:23.802+07:00Tribulasi-tribulasi Di Atas Jalan Dakwah dan Beberapa Persoalan Di Sekitarnya (4)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQElipuM3JoGFb5ikezE7LeypZOJab6FEC9GNSMTSoTACgfyTa3MEIL2VLeUtAXRpIemblV6TiVDdb1q6dgMrB3LH1wVUWGwVFOCN4eNN-PihE0icacekfJtt_FRjXXrLT293CmPm0ayZb/s1600/koi.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 390px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQElipuM3JoGFb5ikezE7LeypZOJab6FEC9GNSMTSoTACgfyTa3MEIL2VLeUtAXRpIemblV6TiVDdb1q6dgMrB3LH1wVUWGwVFOCN4eNN-PihE0icacekfJtt_FRjXXrLT293CmPm0ayZb/s320/koi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490011290420503010" /></a>Ada orang yang menyangka bahawa bencana itu sebagai ribut yang menghancurkan dan meruntuhkan lalu menghapuskan segala realiti kehidupan dan gerakan Islam. Sebab dia melihat musuh-musuh itu telah berjaya mengalahkan para pendokong dakwah dan menghapuskan dakwah menurut kehendak mereka. <span class="fullpost">Betapa tidak! Semua lambang telah dihapuskan, rumah-rumah mereka<br />telah ditutup, yayasan-yayasan mereka telah dirampas, segala kegiatan mereka telah dihentikan,<br />segala usaha yang dibuat di dalam lingkungan dakwah telah musnah dan tidak ada lagi kesan dan<br />bekasnya.<br />Sejauh mana benarnya pandangan itu? Benarkah ia sesuai dengan realiti?<br />13.1 Salah Tanggapan<br />Kita teringat kembali kepada peristiwa yang telah terjadi dua puluh tahun yang lalu apabila<br />hukuman zalim dijatuhkan oleh "mahkamah rakyat" terhadap Ikhwanul Muslimin. Tatkala itu<br />seorang yang pernah menderita oleh bencana itu telah memberikan pandangannya: "Jamaah Ikhwan<br />itu umpama sebuah bangunan yang besar lalu bencana itu datang meruntuhkan dan menjadikannya<br />serpihan-serpihan yang bertimbun-timbun". Saya dapati tanggapan itu salah dan menghalang<br />dakwah kerana dia menganggap segala usaha yang telah dibuat dan segala pengorbanan yang telah<br />diberikan di bidang-bidang dakwah sebelum bencana tiba-tiba terhenti dan musnah tanpa kesan.<br />Segala usaha untuk membangunkannya kembali mungkin turut musnah dan demikianlah<br />seterusnya. Pandangan sedemikian menyekat apa yang telah lalu, sekarang dan akan datang.<br />Pandangan tersebut mendorong kita berfikir mengenai hakikat sebenar kesan bencana ke atas<br />jamaah dan anggotanya lalu saya tertanya-tanya sendiri: "Benarkah sudah ada bangunan yang<br />dibina, kemudian runtuh, atau kita masih berada di peringkat persediaan untuk membina sebuah<br />bangunan?"<br />Jika diperhatikan, kita dapati bahawa sebuah bangunan itu, di dahului oleh persiapan batu<br />bata yang kuat dan keras sebagai komponen bangunan di samping tapak yang kuat untuk membina<br />bangunan di atasnya.<br />13.2 Menyediakan Batu-Bata Yang Kuat Untuk Bangunan<br />Biasanya kita terlebih dahulu menyediakan bahan-bahan mentah di dalam acuannya yang<br />tertentu, kemudian di keringkan dan diatur kemudian dibakar untuk membersih supaya bertambah<br />kuat dan keras, kemudian barulah bangunan tersebut dibina menggunakan batu-bata yang telah<br />keluar dari pembakarnya.<br />Dari perumpamaan tersebut, kita lihat bahawa peringkat dakwah sebelum ujian itu umpama<br />persediaan batu bata yang mentah dan ujian itu umpama pembakaran untuk membersihkannya. Ini<br />bererti bahawa setelah Imam as-Syahid hendak membina bangunan dan menentukan peringkatperingkat,<br />beliau memulakannya dengan membentuk individu-individu dalam acuan Islam yang<br />sahih dari setiap aspek sama ada dalam aspek akidah, ibadah, akhlak, kefahaman dan amalan.<br />Segala kegiatan yang berupa usrah, pasukan-pasukan, operasi ketenteraan, ceramah-ceramah,<br />forum-forum, pengembaraan (perkelahan dan rehlah) dan Iain-lain lagi. Semuanya itu merupakan<br />cara dan jalan untuk membentuknya dengan acuan Islam yang sahih:<br />"Sibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik sibghahnya dari sibghah Allah dan hanya<br />kepadaNyalah Kami menyembah". Al-Baqarah: 178<br />Setelah itu fitnah dan ujian datang menimpa Ikhwan untuk membersihkannya.<br />"Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka)".Alilmran: 141<br />"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan sahaja mengatakan: "Kami telah beriman", sedang<br />mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka<br />sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang<br />yang dusta".Al-Ankabut: 1-3<br />"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini,<br />sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dengan yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak<br />akan memperlihatiian kepada kamu hal-hal yang ghaib ". Alilmran: 179<br />Melalui pembakaran itu terhasillah batu bata yang kuat dan keras yang tahan lasak dan<br />tahan menerima tekanan yang kuat dan tidak dapat dicairkan oleh air. Dari pembakaran itu terdapat<br />juga batu bata yang reput dan pecah serta tidak dapat dipakai untuk membuat bangunan. Dengan<br />perumpamaan ini, ujian dan bencana itu membawa kesan yang berbeza-beza kepada anggotaanggota<br />jamaah. Sebahagian mungkin berpendapat ini semua sebagai pembersihan, keteguhan dan<br />kekuatan. Iman mereka yang telah sedia ada semakin bertambah. Mereka tidak berundur<br />disebabkan bencana dan tidak terpedaya oleh akibat. Sementara itu, sebahagian lagi bertambah<br />lemah dan mundur. Mereka terdiri dari beberapa peringkat yang berbeza, ada yang lebih dan ada<br />yang kurang.<br />Biasanya batu bata yang baik dan kuat, yang digunakan untuk membina sebuah bangunan<br />dicantumkan di antara satu sama lain dengan simen supaya batu itu kuat. Demikian juga individuindividu<br />yang telah mengalami ujian bertambah teguh dan kuat dengan istiqamah mereka di atas<br />manhaj Islam yang sejahtera tanpa penyelewengan dan dengan iltizam mereka untuk jamaah. Unsur<br />yang mengikat sesama mereka adalah ikatan persaudaraan Islam (ukhuwwah Islamiyah), percaya<br />mempercayai dan cinta-mencintai sesama mereka kerana Allah semata-mata, supaya bangunan itu<br />menjadi kuat.<br />13.3 Golongan Yang Ketiga<br />Setelah terjadi ujian dan bencana itu, lahirlah golongan yang ketiga yang juga sebahagian<br />dari natijah ujian, iaitu golongan yang melampau dan keterlaluan dalam menghukum golongan lain<br />dan tidak lagi beriltizam dengan kesatuan barisan. Perbandingannya di dalam contoh tadi umpama<br />sebagai batu bata yang telah hitam warnanya lantaran terlalu kuat pembakarannya. Bentuknya<br />berubah dan tidak lagi memelihara istiqamahnya, dan boleh jadi menggabungkan dirinya kepada<br />golongan yang lain lalu membentuk satu pasukan yang tidak mudah dipisahkan daripadanya serta<br />tidak layak lagi digunakan untuk membuat bangunan walaupun pada zahirnya dia kuat. Ada<br />kalanya batu bata yang lemah itu dapat dipergunakan menurut kemampuannya. Tetapi batu bata<br />yang keterlaluan kerasnya itu tadi tidak dapat digunaklan lagi sebab dia akan membawa kekacauan<br />di dalam saf kerana bengkoknya. Demikian juga individu yang lemah, masih dapat digunakan lagi<br />mengikut kemampuannya, tetapi mereka yang telah melampaui batas dek keterlaluan mereka itu<br />dan tidak istiqamahnya kef ahaman mereka. Sikap-sikap inilah yang menghalang jemaah mendapat<br />faedah dari mereka selagi mereka tidak mengubah sikap keterlaluan mereka, memperbaiki semula<br />kefahaman dan cara-cara mereka beramal. Ini memerlukan kesabaran dan kesungguhan dari kita<br />dan dari mereka dengan benar dan ikhlas.<br />Ini semua adalah satu perumpamaan yang sahih terhadap kesan-kesan tribulasi. Ianya tidak<br />meruntuhkan bangunan tetapi melicinkan, membersihkan, membezakan dan membantu penyediaan<br />untuk membuat bangunan. Perumpamaan ini juga memberikan jawapan kepada orang yang<br />bertanya: "Kenapa kita melihat sebahagian daripada orang-orang yang terlebih dahulu memikul<br />tanggungjawab dakwah sebelum ujian dan bencana itu tidak dapat bertahan? Adakah pemilihan<br />mereka itu salah?<br />Kalau kita pandang dengan teliti kita akan dapati bahawa lamanya batu bata itu dibakar<br />tidak semestinya menjadi jaminan di atas kekuatan dan kebulatan semua dan seluruhnya di dalam<br />pembakarannya.<br />Contoh itu serupa dengan kesan tribulasi ke atas individu-individu kerana batu-bata itu<br />dari tanah dan kita pun berasal dari tanah. Perbezaan hanya terdapat di dalam jenis nyalaan api<br />yang dengannya disempurnakan kebulatan (at-tahmis) dan kebersihannya.<br />13.4 Apakah Yang Di Uji Di dalam Diri Seseorang Di dalam Tribulasi<br />Mungkin berguna juga jika saya terangkan bahawa gangguan yang menimpa seseorang di<br />tengah-tengah tribulasi itu bukan sahaja dari segi anggaran ketahanan jasmaninya dalam menerima<br />gangguan dan penyiksaan. Tetapi yang terpenting diuji ialah iman seseorang, keikhlasannya untuk<br />dakwah dan pengorbanannya pada jalan dakwah. Kefahaman terhadap ikhlas, sejauh mana sihatnya<br />dan kemurniannya dari segala campuran dan penyelewengan. Demikian juga amalnya, sejauh mana<br />ia sesuai dengan syariat Islam tanpa kecuaian dan keterlaluan. Juga diuji kebulatannya terhadap<br />dakwah dan kosong hatinya dari yang lain selain dari dakwah. Tentang jihadnya pula sejauh mana<br />benarnya tujuan dan niat di dalam hatinya yang hanya mahu meninggikan kalimah Allah, juga diuji<br />ketahanannya dalam menyebarkan benderanya walau betapa susah pun. Juga persaudaraannya<br />diuji terhadap saudara-saudaranya, dan cintanya kepada mereka dan kesungguhannya dalam<br />menjalinkan ikatan persaudaraan walau bagaimana cara pun musuh-musuh berusaha untuk<br />merosakkan, memperkotak-katikkan atau mengadu dombakannya. Juga diuji ketaatan dan<br />kepercayaannya untuk dakwah dan dengan dakwah, ketetapan dan kekuatan langkah-langkahnya<br />di dalam jalan dakwah tanpa keraguan bersama orang-orang ragu. Segala aspek tersebut terdedah<br />kepada tribulasi di dalam diri seseorang melalui pelbagai bentuk gangguan dan tekanan.<br />Tidak semua ujian berupa gangguan dan penyiksaan. la juga mengandungi cara lain seperti<br />perdebatan, penyiasatan, pengaburan mata, pujuk rayu, nasihat, tunjuk ajar pada zahirnya dan<br />macam-macam lagi helah musuh. Untuk menyelamatkan diri daripada tipu daya yang tidak terkira<br />banyaknya itu terpulanglah dan terserahlah kepada Allah sebab Dialah yang meluruskan,<br />menolong, memberi kesabaran, memberi ketatapan dan ketahanan. Dialah yang menambahkan iman<br />di atas iman mereka yang sedia ada.<br />13.5 Dasar Bangunan Atau Asas<br />Dasar yang kukuh yang didirikan bangunan di atasnya dengan kuat dan teguh adalah<br />merupakan misalan di dalam pembentukan satu generasi mukmin yang mempunyai iman yang kuat<br />dengan akidah Islam yang membentuk segenap aspek kehidupannya. Dengan persiapan itu dia<br />sanggup dan rela mengorbankan segala yang murah dan mahal serta melindungi dan membelanya<br />dari tipu daya musuh. Dia tidak tenteram dan tidak puas hati selagi Allah tidak memberi<br />kemenangan kepada agamanya dan tertegaknya daulah Islam di muka bumi ini untuk memainkan<br />peraan yang diwajibkan kepadanya terhadap seluruh manusia.<br />Pendokong akidah yang sebeginilah yang membangunkan dan mendirikan keluarga Islam<br />yang ideal sebagai asas pembangunan masyarakat Islam. Masyarakat Islam yang bergerak dengan<br />dakwahnya dan menghimpunkan manusia di atasnya sebagai persediaan dasar (tapak) Islam yang<br />kuat untuk membangunkan pemerintahan dan daulah Islam.<br />13.6 Adakah Cangkul Peruntuh Itu Telah Merosakkan Asas?<br />Ada orang menyangka bahawa persediaan rapi yang telah disediakan untuk asas bangunan<br />itu telah diruntuhkan satu demi satu oleh kebatilan dengan segala cangkul dan kejahatannya. Oleh<br />itu kita tidak akan dapat menyempurnakan satu bangunan dengan cara dan jalan itu. Oleh itu<br />wajiblah kita memikirkan satu cara dan jalan yang lebih cepat, lebih praktikal serta lebih berkesan.<br />Namun, pada hakikatnya, asas yang kuat dan teguh tidak dapat diruntuhkan oleh cangkul-cangkul<br />batil, tetapi cangkul itu hanya akan menyentuh bahagian asas yang lemah dan pecah. Begitu jugalah<br />cangkul batil itu dahulunya tidak dapat merosakkan Muslimin pertama yang telah terdidik di dalam<br />madrasah Rasulullah s.a.w. dan terbentuk di dalam naungan al-Quran dan di atas bahu mereka<br />dibangunkan daulah Islam dan pemerintah Islam yang pertama. Maka pendokong akidah yang<br />sebenarnya bertahan seperti gunung tatkala berhadapan dengan tipu daya musuh, semoga Allah<br />memberi rahmat kepada Imam Syahid Hassan al-Banna tatkala berkata: "Kekuatan itu adalah sebaikbaik<br />kekuatan apabila dia bersama dengan kebenaran dan seburuk-buruk kelemahan ialah<br />kelemahan berhadapan dengan kebatilan".<br />Yang sangat penting, diperhitungkan sini di jalan dakwah kita ialah, janganlah kita terlalu<br />menumpukan seluruh usaha kita kepada berbagai-bagai peristiwa dan isu-isu semasa atau urusanurusan<br />yang juz'iah, atau cabang-cabang (furu'iah), lalu kita leka terhadap urusan yang maha besar,<br />urusan Islam yang akan menyelesaikan segala urusan juz'iah.Oleh itu sangatlah perlunya kita<br />berterusan dalam menyempurnakan marhalah ini, iaitu memantapkan dasar (tapak) yang kukuh<br />dan asas yang kuat kerana tidak ada bangunan tanpa asas. Kita juga janganlah terdorong oleh nafsu<br />hendak cepat mencapai hasil lalu kita lekas-lekas membuat kerja yang merosakkan yang membawa<br />kita membuat kerja yang tidak betul dan tidak memperbaiki perbuatan kita. Kerana kita<br />bertanggungjawab terhadap kerja-kerja kita. Kita dihisab di atas hasil. Masa itu diukur dengan umur<br />ummah dan dakwah, bukan diukur dengan usia individu. Kelambatan sampai kepada tujuan tidak<br />bererti salahnya harakah atau buruknya perencanaan.<br />13.7 Kesimpulan<br />Sebenarnya, tribulasi di atas jalan dakwah itu adalah sunnah-sunnah Allah dan undangundang<br />Allah yang mesti berlaku di dalam dakwah, bukanlah akibat dari kesalahan. Tetapi jika pera<br />pendokong tidak terdedah kepada gangguan, bencana dan ujian, inilah yang menimbulkan<br />keraguan sama ada salah atau betulnya jalan yang mereka lalui. Para pendokong dakwah tidak<br />mungkin mengelakkan diri dari berbagai-bagai gangguan, ujian dan bencana, ataupun mengurangi<br />tekanannya atau memendekkan masanya selagi mereka berpegang teguh dengannya dan<br />bersungguh-sungguh beramal dengannya dan untuknya. Bencana dan ujian itu bukanlah<br />merupakan saat-saat kematian di dalam umur dakwah tetapi dia merupakan bermulanya kehidupan<br />yang lumrah dan mesti dilalui.<br />Sebenarnya bahaya yang menyertai tribulasi itu, pada hakikatnya ialah satu kebaikan dan<br />faedah yang berguna kepada dakwah, jemaah dan kepada individu-individu walaupun berupa<br />bahaya pada zahirnya. Oleh kerana itu, ujian dan bencana ke atas dakwah adalah kekuatan yang<br />mendorong dan bukanlah pukulan-pukulan yang mematikan dan semuanya itu adalah baik dan<br />bukanlah bahaya. Apa yang dikehendaki Allah kepada dakwahnya adalah baik. Oleh kerana itu kita<br />berkata: Sebenarnya inilah nikmat kurnia di dalam bentuk bencana.<br />Para pendokong dakwah yang menyeru manusia kepada Allah, kepada agama Allah,<br />kepada ajaran Islam, wajiblah bertenang, tenteram, berpuas hati dan yakin bahawa mereka berjalan<br />menurut jalan tabi'ie, di jalan yang dilalui Rasulullah s.a.w dan para sahabatnya dahulu tanpa<br />perubahan dan penukaran sentiasa di dalam Peliharaan Allah dan PerlindunganNya. Dialah yang<br />memimpin dan meluruskan dan menolak tipu daya daripadanya:<br />"Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak<br />menyukai orang-orang yang khianat lagi mengingkari nikmat". Al-Hajj: 38<br />"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agamaNya. Sesungguhnya Allah Maha<br />Kuat lagi Maha Perkasa ". Al-Hajj: 40<br />"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amalamal<br />yang soleh bahawa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia<br />telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka<br />agama yang telah diredhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar menukar (keadaan) mereka sesudah mereka<br />berada di dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tidak mempersekutukan<br />sesuatu apapun dengan Aku ". An Nuur: 55</span>Unknownnoreply@blogger.com0